Keadaan pandemi Covid-19 menimbulkan berbagai macam perubahan dalam kehidupan masyarakat, tak memandang usia perubahan itu sangat memengaruhi aspek-aspek kehidupan terpenting.Â
Berbagai upaya dilakukan guna meminimalkan angka kematian, Protokol kesehatan diberlakukan dengan berbagai macam cara, sebut saja memakai masker, menjaga jarak, dan yang paling merubah tata kehidupan adalah adanya kebijakan ‘From Home’ atau apapun yang berkenaan dengan aktivitas di luar rumah di minimalisasikan hingga harus dilaksankan langsung dari rumah,hal-hal seperti pekerjaan hingga Pendidikan harus dilaksanakan secara daring dengan sistem yang seadanya.Â
Pembatasan yang beralasan sebagai salah satu upaya prevensi terhadap virus Covid-19 nyatanya menyebabkan masalah dan ancaman-ancaman bagi masyarakatnya, tak terkecuali ancaman pada perkembangan aset terpenting bangsa. Terhitung 2 tahun setelah munculnya pandemi ini di tahun 2020 hingga saat ini 2022 awal, menjadikan segala kegiatan dan potensi harus berubah menyesuaikan keadaan dengan gadaian kesehatan. Masyarakat dipaksa untuk beradaptasi dengan keadaan yang baru, memberikan dampak baik negatif maupun postif pada beberapa aspek dalam kehidupan.Â
Potensi sosial merupakan aspek utama selain ekonomi yang terkena dampak akan pembatasan tersebut, tak dipungkiri bahwa saat manusia berinteraksi secara langsung dan berinteraksi secara tidak langsung atau daring memiliki perbedaan yang signifikan, banyak diantara masyarakat yang gagap akan perubahan yang tiba-tiba tersebut.
Potensi sosial yang berubah, hilang, dan terancam akibat adanya kebijakan prevensi Covid-19 inilah yang harus didalami, tak lain jika hal ini disepelekan, perkembangan dan formasi sosial bangsa akan berubah, terdorongnya jiwa individualis, masyarakat yang anti sosial, masyarakat yang tak lagi seramah dulu, kemampuan masyarakat yang rendah akibat berubahnya sistem Pendidikan yang tiba-tiba, etos kerja masyarakat yang menurun, hingga degradasi kepribadian.Â
Jika sebuah masyarakat dihujani berbagai permasalahan tersebut, tentunya aspek sosial di masyarakat perlahan akan memburuk, tak lagi penting sampai akhirnya memberikan dampak menjalar ke aspek-aspek bernegara lainnya.
Bukan hanya materi, aspek sosial dan potensi generasi muda juga digadaikan, mereka yang nantinya menopang pilar-pilar bangsa harus berkembang dibawah tatanan baru yang serba tiba-tiba, menggadaikan kebebasan Pendidikan, kebebasan bersosialisasi, dan kebebasan untuk berkembang diluar rumah demi kesehatan.Â
Jumlah penduduk Indonesia yang kini didominasi usia muda, generasi z yang mencapai 27,94 persen dari keseluruhan populasi masyarakat Indonesia, dan generasi milenial dengan capaian 25,87 persen. Mereka yang berdaya nantinya menghidupkan kembali bangsa harus diberikan halangan yang tak kecil, lantas upaya pemberdayaan dibutuhkan guna mengejar keterlambatan akibat penyesuaian protokol kesehatan tersebut.
 Program yang dibutuhkan haruslah relate atau berhubungan dengan permasalahan dan keadaan yang terjadi, potensi sosial menjadi prioritas utama. Pemberdayaan yang harus direncanakan bagi generasi muda selain harus sesuai juga harus dikemas sedemikian rupa agar para target pemberdayaan memiliki ketertarikan dan mampu untuk memiliki rasa tanggung jawab untuk maju dari diri sendiri, dengan itu dapat beradaptasi dalam pemberlakuan pemberdayaan serta mendapatkan hasil yang diekspektasikan mampu untuk mengejar ketertinggalan akibat pembatasan sosial.
Keadaan yang mengharuskan penyesuaian dan perubahan-perubahan keadaan ini memberikan ilham kepada salah satu badan pemberdaya generasi muda, ST22 Youth Empowerment, badan ini memiliki tujuan untuk mendukung berbagai organisasi kepemudaan seperti sekolah dan universitas yang berada di Indonesia, hal ini dilakukan lewat serangkaian program-program yang bersifat membangun, diantaranya seperti dana kewirausahaan, dana usaha atau Fund Raising, Sponsorship, dan pembekalan kelas dalam meberdayakan generasi muda.Â
Program-program yang dilakukan tersebut ditujukan bagi pembangunan sumber daya manusia khususnya anak muda di Indonesia. ST 22 Youth Empowerment Partner memiliki hubungan Kerja sama dengan lebih dari 100 brands guna memajukkan dan memberikan bantuan baik dana hingga sumber daya manusia, dengan kerja sama komunitas lebih dari 300 organisasi sekolah dan 100 organisasi kampus sejak tahun 2018, dengan capaian pemutaran dana guna pemberdayaan komunitas sekitar 10 miliar rupiah.
ST22 Youth Empowerment Partner juga ikut menyesuaikan teknik pemberdayaan sesuai dengan keadaan masyarakat, dengan keadaan yang serba daring ini, perusahaan pemerbdaya anak muda ini berhasil memberikan angin segar yang mampu menarik minat anak muda untuk kembali diberdayakan, dengan pengemasan yang apik, benefits menarik, bentuk pemberdayaan yang sesuai dan tidak menyusahkan di era yang serba daring ini, ST22 Youth Empowerment Partner berhasil melakukan kegiatan pemberdayaan dengan output yang baik.
 Dengan mengincar pembangunan kembali potensi sosial anak muda, mereka memberikan sebuah gebrakan baru lewat program ‘Stroopers Stage’ Program yang dimaksudkan untuk tetap memberdayakan anak muda di era dalam jaringan ini bergerak pada beberapa platform seperti Instagram, YouTube, Whatsapp grup, dan sesi webinar. Dalam rangkaian program Stroopers Stage terdapat 2 kegiatan yang dilakukan komunitas member maupun anak muda umum lainnya.
Program pemberdayaan Stroopers Stage yang pertama adalah mendorong member komunitas untuk membuat konten yang berorientasi pada kepemudaan, pembahasan isu-isu terkait hingga pembahasan permasalahan yang dihadapi anak muda, juga tips-tips mengenai kehidupan anak muda, pembuatan program konten ini dapat memenuhi target dalam potensi sosial anak muda yang diberdayakan, dengan produksi konten inilah anak muda mampu mengasah potensi sosial serta memberikan distribusi bagi masa depannya.
Mereka mampu untuk tetap produktif di tengah masa serba dibatasi, Pembuatan konten secara berkala dengan bahasan isu kepemudaan ini juga menarik banyak audiens yang mayoritas merupakan generasi muda yang juga sedang berjuang, dengan melakukan pemberdayaan secara langsung kepada pembuat konten, ST22 Youth Empowerment Partner dapat memberdayakan penonton dan penikmat hasil konten lewat isi materi konten yang disampaikan.Â
Konten yang membahas hal seperti pembicaraan mengenai gender, stigma masyarakat, permasalahan psikologis anak muda, hingga keproduktivitasan menjadikan penyebaran konten secara masif lewat berbagai media ini menunjukkan bahwa inilah teknik pemberdayaan baru, teknik pemberdayaan kekinian yang cocok hidup berdampingan dengan pandemi Covid-19.
 Dari sudut pandang pemuda pembuat konten hal ini sangatlah berhubungan dengan zaman yang apa-apanya harus ngonten, konten yang diproduksi dengan pembahasan materi, langkah pengambilan gambar, tahap editing, dan komunikasi dengan generasi lainnya dalam penggarapan membentuk pemberdayaan masyarakat yang relate dengan gaya generasi saat ini, dengan cara seperti inilah pemberdayaan masyarakat dapat mudah masuk dan tercerna, sedangkan dari sisi penonton atau audiens untuk ikut dalam pemberdayaan stroopers stage jenis pertama ini hanya dengan modal kuota saja para pemuda dapat ikut diberikan pemberdayaan.
Program kedua dalam Stroopers Stage adalah pemberian materi lewat webinar, biasnaya pemberian materi ini dilakukan oleh expert sesuai dibidangnya, tentunya materi yang diberikan menjurus pada potensi sosial yang dimiliki anak muda, mulai dari pembahasan isu sosial dan tips-tips kegiatan membangun, Stroopers class inilah cikal bakal dari sebuah pelatihan yang sebenarnya. Pada kelas inilah para member komunitas maupun anak muda umum mengikuti webinar dengan dihadiri oleh narasumber, membahas tips yang dapat mengembangkan potensi sosial anak muda dan isu sosial ini dinilai dapat memberikan pemberdayaan masyarakat kekinian yang mampu menarik keinginan target untuk diberdayakan.Â
Kelas ini dibuat secara daring yang memberikan keleluasaan bagi para pemuda dari berbagai daerah yang ingin mengikuti program tersebut serta sesuai dengan status keadaan yang dibatasi secara fisik mengingat keadaan pandemi Covid-19, pendaftaran dibuka lewat media sosial ST22 Youth Empowerment Partner sehingga mendapatkan publikasi yang maksimal, kelas ini juga diadakan di jam malam dengan pertimbangan waktu kosong para generasi muda sehingga tidak mengganggu kegiatan seperti sekolah dan kuliah, ditambah lagi selain pengetahuan, dijanjikan pula sertifikat elektronik bagi mereka yang mengikuti kelas sampai selesai, sertifikat ini nantinya dapat dipergunakan sebagai lampiran cv dan hal yang membutuhkan. Dalam kelas ini juga para pemuda diberikan waktu dan tempat dalam menanyakan keingin tahuan yang berkaitan dengan materi di sesi itu, mereka juga dapat berinteraksi dengan pemuda lainnya.
Hasil yang diharapkan nantinya adalah para generasi bangsa yang mengkuti kegiatan ini mampu mengimplementasikannya di era pandemi covid-19, bukan hanya bagi diri mereka tapi juga orang banyak, hasil tersebut juga sebagai bantalan dari jatuhnya kemunduran kualitas generasi yang terdampak pembatasan.
Dengan ini program yang dilakukan ST22 Youth empowerment partner dapat menyasar potensi sosial para generasi muda di era pandemi Covid-19, bentuk pendekatan yang khas ala milenial dan Gen Z sangat dibutuhkan untuk menarik para target yang akan diberdayakan, sehingga dalam pemberdayaannya tidak terjadi pemaksaan, mereka berdaya karena mereka ingin. Pemberdayaan yang dilakukan juga harus menyesuaikan dengan zaman, karakteristik target, serta hasil yang diharapkan, agar nantinya pemberdayaan yang dilakukan tidaklah sia-sia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI