Generasi Z, kelompok pekerja muda yang semakin menduduki posisi puncak dalam organisasi, pemerintahan, politik maupun bisnis. Hal ini menimbulkan pertanyaan penting: Apakah mereka memiliki kapabilitas untuk menghadapi tanggung jawab sebagai pemimpin tanpa pengalaman?
Pemilu tahun 2019 menandai momen bersejarah bagi Indonesia, di mana 20 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari 575 anggota yang berhasil terpilih dan mewakili suara rakyat dari daerah pemilihan masing-masing adalah lahir di atas tahun 1990 dan termasuk dalam generasi Z. Kehadiran mereka membawa angin segar dan dinantikan peran mereka dalam mewarnai kancah perpolitikan Indonesia.
Sebagai anggota DPR RI, tanggung jawab mereka sangatlah besar, karena mereka adalah perwakilan rakyat yang terpilih untuk memperjuangkan kemakmuran dan kepentingan masyarakat dari daerah pemilihan masing-masing. Sebagai bagian dari lembaga legislatif tertinggi di Indonesia, anggota DPR RI memiliki peran krusial dalam proses pembuatan undang-undang, kebijakan publik, dan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan.
Dalam menjalankan perannya sebagai wakil rakyat, anggota DPR RI dari generasi Z diharapkan dapat membawa perspektif segar dan solusi inovatif untuk menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi bangsa. Mereka memiliki kesempatan untuk berbicara atas nama kaum muda dan kelompok lain yang seringkali diabaikan dalam proses pengambilan keputusan politik.
Kehadiran Generasi Z di Dunia Bisnis
Dalam lingkup pengakuan atas prestasi dan inovasi generasi muda Asia, majalah Forbes merilis daftar Forbes 30 Under 30. Daftar ini mencatat 300 anak muda di bawah usia 30 tahun dari berbagai kalangan, termasuk pengusaha, pemimpin, dan pekerja seni yang telah menciptakan terobosan luar biasa dalam berbagai bidang.
Setiap tahun, Indonesia berhasil mencatatkan belasan hingga puluhan anak muda yang masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia maupu dunia, sebuah prestasi luar biasa yang mengenali inovasi dan kesuksesan generasi muda. Untuk memperoleh penghargaan ini, para kandidat harus melewati proses seleksi yang sangat ketat, yang melibatkan juri dari berbagai industri untuk menilai dan mengakui prestasi mereka. Pada bulan Mei lalu, Majalah Forbes merilis daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2023. Diantara para pengusaha muda hingga pelopor di kawasan Asia Pasifik yang menciptakan inovasi dan perubahan di bidangnya masing-masing adalah anak muda Indonesia berjumlah sembilan belas orang. Â Para pemuda yang terpilih berasal dari 22 negara dan kawasan di Asia, mencerminkan keberagaman ekosistem usaha yang ada di wilayah tersebut dan menunjukkan potensi besar dari generasi muda dalam berkontribusi pada berbagai bidang.
Juri Forbes 30 Under 30 menggunakan sejumlah kriteria yang ketat dalam menilai para kandidat. Beberapa di antaranya meliputi inovasi, disrupsi, ukuran dan pertumbuhan usaha, nilai kepemimpinan, potensi sukses dan perwujudan jiwa usaha yaitu menghargai semangat kewirausahaan dan dedikasi dalam mewujudkan visi dan misi bisnis.
Menjadi pemimpin di usia yang masih muda yang mengendalikan sebuah organisasi bisnis maupun pemerintahan, terkadang terlihat tidak konvensional dalam lingkungan organisasi yang lebih tradisional. Pemimpin muda seringkali dihadapkan pada skeptisisme tentang apakah mereka benar-benar "berkualifikasi" atau "siap" untuk mengemban peran kepemimpinan tersebut karena dianggap kurangnya pengalaman dan usia yang lebih muda. Meskipun demikian, pemimpin muda ini sering membawa perspektif segar, inovasi, dan pendekatan baru yang dapat membawa perubahan positif dalam dunia bisnis.
Pemimpin Semakin Muda