Mohon tunggu...
Jayanti M. Sagala
Jayanti M. Sagala Mohon Tunggu... Dosen - Performing Arts Studies, Western Classical Music

Music, Arts, Music Phycology, Film, Fashion.

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Eksistensi Zulkaidah Harahap: Kreativitas dalam Reservasi Seni Maskulin

2 Agustus 2022   17:13 Diperbarui: 4 Agustus 2022   15:48 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Zulkaidah Harahap, Amerika Serikat 1991 (Dokumentasi: Sekretariat PLOt Siantar, 7 februari 2014)

Kreativitas terhadap adanya suatu pembaharuan atau inovasi yang dilakukan Zulkaidah Harahap pada seni pertunjukan Opera Batak dapat di lihat dalam dua hal. Pertama, sebagai Pemimpin, Zulkaidah adalah perempuan pertama dan satu-satunya yang pernah memimpin sebuah grup Opera Batak. 

Meskipun inovasi yang di gagasnya sebagai pemimpin saat ini masih belum memiliki generasi. Kedua, sebagai Parmusik, Zulkaidah adalah perempuan pertama yang berani mengangkat instrumen dan mampu memainkannya sejajar dengan kaum laki-laki. Sebagai penggagas awal parmusik perempuan pertama, kini ia memiliki penerus dengan musikalitasnya yang tak kalah dengannya sebagai parmusik. 

Namun keberadaan Zulkaidah Harahap ini masih belum mampu memberikan perspektif estetik perempuan di dalam panggung seni pertunjukan Opera Batak yang secara musikal merupakan seni maskulin. Kreativitas yang tidak disengaja ini patut dikatakan sebagai inovasi baru dalam panggung kesenian tradisi masyarakat Batak Toba. 

Setelah mengetahui bagaimana eksistensialisme yang di hadirkan oleh Zulkaidah Harahap. Maka arti penting keberadaan Zulkaidah Harahap dalam Opera Batak didefinisikan sebagai suatu 'Kreativitas' dalam seni pertunjukan Batak Toba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun