Mohon tunggu...
Jay Riva Opi
Jay Riva Opi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar SMA Kolese Kanisius

semoga membantu

Selanjutnya

Tutup

Financial

Pentingnya Tindak Pencegahan Krisis Ekonomi

11 September 2024   06:00 Diperbarui: 11 September 2024   06:05 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : matanurani.com

Krisis ekonomi Indonesia atau yang dikenal dengan Krisis Moneter 1998 merupakan peristiwa yang sangat merugikan dan mengguncang banyak orang, sebab sangat berdampak pada keadaan ekonomi, sosial, dan politik masyarakat Indonesia. Pada awalnya krisis ekonomi ini terjadi pada pertengahan tahun 1997 di Thailand. Namun, krisis finansial ini dengan cepat menyebar ke negara-negara lain yang berada di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. 

Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya Krisis Moneter 1998 ini, seperti pelemahan nilai rupiah, utang luar negeri yang tinggi, respons pemerintah yang kurang tanggap, dan kegagalan solusi dari IMF. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mulai terjadi sejak tahun 1997 pada bulan Agustus. Pada bulan Juni tahun 1997, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih berada pada angka kurang lebih Rp2.450 per dolar Amerika Serikat. Namun, pada Januari 1998, nilai tukar rupiah turun begitu jauh hingga berada pada angka Rp13.513 per dolar Amerika Serikat. Penurunan nilai tukar rupiah ini membuat harga banyak barang-barang yang diimpor menjadi sangat mahal, sehingga hal ini berdampak pada inflasi dan kesulitan perekonomian Indonesia, sebab daya beli masyarakat menurun begitu drastis. 

Kemudian, utang luar negeri yang dimiliki oleh Indonesia juga sangat tinggi, terutama pada sektor swasta. Pada bulan Maret tahun 1998, utang luar negeri Indonesia mencapai angka fantastis yakni 138 miliar dolar Amerika Serikat, separuh dari utang tersebut merupakan utang sektor swasta. Hal yang menjadi permasalahan adalah utang-utang tersebut kebanyakan bersifat utang jangka pendek, hal ini berarti utang-utang tersebut harus dibayar dalam waktu singkat. Namun, cadangan devisa negara yang dimiliki Indonesia saat itu hanyalah 14,4 miliar dolar Amerika Serikat, sehingga tidak memungkinkan untuk membayar kembali utang-utang tersebut. Alhasil, situasi ini memperburuk kondisi ekonomi masyarakat dan menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Pemerintah memegang peran penting dalam ekonomi masyarakat Indonesia, akan tetapi keteledoran yang dilakukan mereka pada tahun 1998 menjadi salah satu faktor ketidakstabilan ekonomi pada saat itu. 

Pada tahun 1998, respons pemerintah bisa dibilang lambat terhadap keadaan ekonomi Indonesia yang terus memburuk. Hal ini mungkin disebabkan oleh keadaan politik yang belum stabil karena masih terdapat proses-proses politik setelah usainya pemilu, sebab krisis ekonomi dimulai saat proses-proses politik ini masih berlangsung. Pada saat itu, kesehatan presiden Soeharto juga dirumorkan sedang memburuk, sehingga dapat mempengaruhi kinerja pemerintahan pada saat itu dalam menanggulangi krisis tersebut. Langkah-langkah yang diambil oleh pemerintahan dinilai lambat dan tidak efektif. Oleh karena itu, usaha penanggulangan yang dilakukan oleh pemerintah tak mampu mengatasi tekanan ekonomi yang terus meningkat. 

Kegagalan solusi yang diberikan oleh International Monetary Fund atau IMF juga menjadi salah satu penyebab semakin parahnya krisis moneter 1998 ini. Program yang digunakan oleh International Monetary Fund bisa dibilang sangat standar dan tidak begitu memahami kondisi spesifik tiap-tiap negara. Tentunya, ini membuat berbagai pihak meragukan pemahaman International Monetary Fund terhadap penyebab sebenarnya dari krisis ekonomi di Indonesia ini. Krisis ekonomi ini tentunya juga memberikan dampak yang signifikan dalam perekonomian masyarakat Indonesia, ada banyak sekali dampak buruk yang dihasilkan dari krisis moneter 1998 ini. Banyak sekali orang-orang yang harus kehilangan pekerjaan mereka dan mengalami kesulitan ekonomi yang begitu parah.

Sumber gambar : cnnindonesia.com
Sumber gambar : cnnindonesia.com

Terdapat begitu banyak dampak negatif dari krisis ekonomi ini, salah satu dampaknya adalah depresiasi rupiah, dampak dari hal ini adalah berbagai perusahaan kesulitan membayar utang-utang yang mereka buat, bahkan banyak bank di Indonesia mengalami masalah likuiditas atau penyaluran kas dikarenakan banyak sekali kredit yang mengalami kemacetan. Dalam sektor bisnis sendiri, banyak perusahaan yang berhutang dalam valuta asing, mereka sangat mengalami kesulitan untuk membayar utang mereka dikarenakan nilai tukar rupiah yang semakin menurun, sehingga pada akhirnya banyak perusahaan yang tak mampu melanjutkan usahanya dan mengalami gulung tikar. Terdapat begitu banyak perusahaan yang mengalami gulung tikar pada tahun 1998. 

Kemudian, harga bahan pokok juga meningkat drastis. Dikarenakan nilai rupiah semakin menurun, barang impor menjadi sangat mahal, hal ini membuat berbagai bahan pokok ikut mengalami kenaikan harga. Bahan-bahan pokok ini merupakan kebutuhan utama masyarakat dan karena harganya semakin meningkat, membuat daya beli masyarakat menurun, sehingga mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok mereka. Masyarakat begitu kesal karena krisis ekonomi ini, sehingga terjadi berbagai demonstrasi yang menentang kenaikan harga barang-barang. 

Krisis ekonomi ini membuat banyak orang merasa tertekan dan takut tak dapat bertahan hidup, sehingga banyak sekali kasus pencurian dan penghancuran toko, serta hancurnya kendaraan dan fasilitas-fasilitas. Ketidakstabilan kondisi ekonomi di Indonesia juga membuat para investor asing menarik kembali modal mereka, sebab ketidakstabilan ekonomi ini mengurangi kepercayaan mereka terhadap pasar di Indonesia. Dikarenakan banyak perusahaan yang mengalami kesulitan ekonomi, hal ini membuat perusahaan harus melakukan PHK besar-besaran, sehingga tingkat pengangguran sangatlah tinggi pada masa itu. 

Tentunya kita tidak ingin krisis ekonomi seperti ini untuk terjadi lagi di Indonesia. Oleh karena itu, kita harus mencari langkah-langkah pencegahan yang dapat kita lakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kembali krisis ekonomi seperti ini. Ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah krisis moneter ini kembali terjadi, misalnya dengan stabilisasi mata uang, hal ini perlu dilakukan agar mata uang Indonesia yakni rupiah tidak mengalami penurunan nilai tukar, untuk melakukan ini pemerintah dapat membuat kebijakan seperti menaikkan suku bunga dan menstabilkan neraca perdagangan. 

Kemudian, pemerintah juga dapat membuat kebijakan fiskal secara seksama, dengan mengurangi defisit anggaran atau mengurangi pengeluaran negara yang tidak perlu, kemudian meningkatkan pendapatan negara melalui kebijakan mengenai perpajakan. Pemerintah juga dapat melakukan reformasi sektor keuangan, yakni dengan memperkuat sistem perbankan, memperbaiki manajemen, dan melakukan pengawasan, serta melakukan restrukturisasi dalam sektor perbankan, sehingga menjadi lebih ketat, akan tetapi juga transparan. Negosiasi mengenai utang negara juga perlu dilakukan, misalnya dengan meminta perpanjangan jangka waktu pembayaran utang, atau pengaturan kondisi dan bunga yang sesuai dengan daya ekonomi negara, sehingga dapat membantu negara dalam membayar utang-utang yang telah dibuat. 

Pemerintah tentunya juga dapat membantu memberikan subsidi-subsidi kepada UMKM yang ada, sehingga dapat meningkatkan daya saing ekonomi negara, dan tentunya meningkatkan kas negara. Beberapa upaya juga telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi krisis ekonomi, seperti mendorong aktivitas ekonomi dan meningkatkan daya beli masyarakat melalui kebijakan fiskal yang berisi pemberian insentif investasi dan pengeluaran untuk proyek-proyek infrastruktur yang semakin besar. 

Kemudian pemerintah juga telah menyederhanakan regulasi dan perizinan untuk membuat usaha, serta telah melakukan berbagai reformasi sehingga memudahkan masyarakat untuk melakukan usaha-usaha dan membuka banyak lapangan pekerjaan yang kemudian dapat mengurangi pengangguran. Fasilitas-fasilitas juga semakin baik dan terdapat banyak subsidi, seperti subsidi harga bahan pokok dan perlindungan kesehatan. Pemerintah Indonesia juga telah melakukan banyak kerjasama regional secara internasional, sehingga Indonesia dapat melakukan perdagangan dengan banyak negara dan dapat meningkatkan surplus negara. 

Masyarakat Indonesia sendiri juga dapat mencoba untuk membuka usaha-usaha sendiri, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk dengan negara lain, dan membuka banyak lapangan pekerjaan, dengan begitu ekonomi negara akan menjadi lebih stabil dan dapat terhindar dari terjadinya krisis ekonomi seperti yang terjadi pada tahun 1998.

Sumber ; 

1.) https://www.bizhare.id/media/keuangan/krisis-moneter-1998-indonesia#

2.) https://money.kompas.com/read/2024/08/16/093106526/lengkap-kronologi-krisis-moneter-1997-1998-di-indonesia?page=all

3.) https://news.detik.com/kolom/d-4032343/memori-krisis-moneter-1997-1998

4.) https://feb.umsu.ac.id/cara-mengatasi-krisis-moneter/

5.) https://feb.umsu.ac.id/upaya-pemerintah-dalam-mengatasi-krisis-ekonomi-di-indonesia/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun