Mohon tunggu...
Syamsul Idul Adha
Syamsul Idul Adha Mohon Tunggu... Wiraswasta - Profil bersifat sementara

Lahir 11 Juni 1992 di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Donald J. Trump - Begawan Kapitalis Barat atau Oportunis?

10 November 2016   11:47 Diperbarui: 10 November 2016   12:03 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosok Donald J, Trump yang semula dikenal oleh para penguasa Amerika Serikat, sebagai seorang pebisnis yang cukup sukses, secara mengejutkan mencalonkan diri sebagai bakal calon Presiden dari Partai Republik. Majunya Trump melalui partai Republik, merupakan salah satu fenomena baru dimana seorang pemilik kerajaan bisnis, maju ke percaturan politik melalui jalur partai politik Amerika. Hal ini disebabkan, sosok Donald J. Trump bukan hanya baru sebagai "orang" dalam kancah percaturan politik praktis USA, tetapi lebih dari itu Donald J. Trump pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar pelaku rente Dollar, pencari keuntungan yang didasarkan pada tujuan-tujuan kapitalis, lalu apa yang membuat Republik dan USA "memilih Trump ?".

Banyak alasan yang cukup kompleks untuk diajukan, tetapi hal yang paling jelas, USA telah lama diakui memiliki persoalan yang cukup serius terkait dengan kepemimpinan nasional, sejak periode Barack Husein Obama, yang merupakan representasi dari kalangan Muslim dan juga kalangan ras kulit hitam, yang jelas bukan bagian dari suatu entitas yang berkuasa, perlu dipertegas bahwa Amerika teramat sulit untuk menemukan sosok pemimpin yang benar-benar ideal. Oleh sebab itu, tidak mengherankan bahwa rakyat Amerika lebih memilik karakter pemimpin-pemimpin yang relatif "baru", yang menurut rakyat mereka turut dapat dipercaya. 

Terlepas dari sistem perekonomian USA yang liberal, rakyat Amerika melihat bahwa entitas kekusaan yang berlangsung dari kalangan trah-trah berkuasa, tidak lagi mampu menjawab keterpurukan Amerika Serikat sejak menghadapi persoalan-persoalan yang terkait dengan perekonomian global, terutama sekali krisis global, sejak saat itu Amerika belum lagi mampu untuk menjawab tantangan strategis pengembangan sumber daya dalam negeri. Seringkali, hal-hal seperti ini justru membuat orang-orang dan rakyat Amerika yang menginginkan perbaikan kesejahteraan, harus diakui sebenarnya sudah gundah dan gusar dengan pola-pola kebijakan pemerintah yang terkesan hebat di tataran internasional, namun lemah di dalam negeri. 

Dengan demikian, sebenarnya rakyat Amerika Serikat telah sangat gusar dan gundah gulana, sehingga dapat dikatakan rakyat Amerika tidak melihat bahwa tokoh tertentu dapat membawa hasil yang lebih baik bagi bangsa Amerika sendiri, sosok Donald Trump sendiri yang oleh rakyat Amerika Serikat seakan-akan dilihat berbeda, seakan-akan dijadikan alasan untuk memilih "Trump". Namun, perlu diperhatikan bahwa hal tersebut, sebenarnya juga sama sekali tidak memiliki landasan dan alasan yang pasti, mengingat bahwa Donald J. Trump, juga harus diakui tidak menawarkan sesuatu yang secara praktis dan filosofis, dapat dikatakan sebagai upaya yang terbaik untuk memperbaiki dan menanggulangi persoalan yang sulit diatasi bahkan  oleh pendekatan kebijakan yang ditawarkan oleh para pemimpin dari partai Republik maupun Demokrat sebelumnya. 

Persoalan kebijakan kenegaraan USA, di dalam negeri sebenarnya terdiri atas sejumlah macam isu, pertama terkait dengan kesejahteraan dan perekonomian dari pendapatan rakyat Amerika yang sekalipun relatif baik, namun tidak mampu untuk mencover biaya-biaya konsumsi yang relatif tinggi. Perlu diperhatikan bahwa Donald J. Trump tidak memberikan solusi yang aplikatif untuk mengatasi persoalan rendahnya tingkat kemakmuran individu rakyat, terlebih daripada itu perlu diperhatikan bahwa Obama sekalipun melalui program-program birokratisnya yang sebenarnya hanya "solusi" yang terlalu normatif untuk kebijakan perekonomian Amerika, tidak mampu untuk memastikan bahwa rakyat Amerika mendapatkan peningkatan taraf hidup yang memuaskan. 

Persoalan, yang sebenarnya secara praktis, harus dijawab adalah terkait dengan fundamental makro-ekonomi, maupun kebijakan fiskal yang dalam jangka pendek dapat memberikan keterjaminan rakyat dan juga para pemilik usaha baik dari semua tingkatan usaha. Perlu diperhatikan, bahwa Donald J. Trump yang konon pengusaha ini, tidak memiliki pemahaman yang baik dan wawasan yang cukup dalam mengatasi persoalan kesejahteraan Amerika Serikat yang benar-benar komprehensif, hal inilah yang sebaiknya diperhatikan oleh para pelaku bisnis, bahwa Amerika memerlukan panduan arah kebijakan makro-ekonomi yang betul-betul jelas dan mudah dipahami. 

Perlu diperhatikan,  kebijakan perekonomian USA, tidak lagi hanya mengandalkan status "arogansi" sebegai negara yang memiliki infrastruktur dan kapital yang kuat. Amerika harus menjawab persoalan, bahwa tingginya pengangguran dan juga persoalan rendahnya tingkat kesejahteraan rakyat Amerika sebagai persoalan yang serius. Persoalan yang cukup mendasar, adalah seringkali persoalan ini ditanggapi oleh pemerintahan Amerika dengan kebijakan-kebijakan yang sangat praktis. Sebenarnya, rakyat Amerika Serikat sendiri, menghadapi persoalan kesejahteraan, yang cukup beragama. Solusi, kebijakan yang ditawarkan oleh para para politikus seharusnya bisa menjawab persoalan-persoalan yang tidak sebatas praktis, yang hanya sebatas tingkat pendapatan.

Kedua, rakyat Amerika harus berhadapan dengan isu-isu yang terkait dengan keamanan nasional dan juga keamanaan publik. Isu ini memiliki banyak sisi derivasi dan persoalan yang cukup pelik. Sebagian daerah di USA, sejak beberapa dekade, diyakini memiliki persoalan kriminalitas seperti narkoba, prostitusi, pemerkosaan, perampokan, penjarahan dan perilaku brutal dari penjahat dan gengster yang berkeliaran di jalan-jalan. Persoalan sebenarnya bukan sederhana pada siapa yang bisa dijadikan sebagai objek penyalahan atas perilaku kriminalitas tersebut, hal ini sebagaimana yang ditegaskan pada isu pertama terkait dengan ketidak adilan yang dihadapi oleh sebagian rakyat Amerika dalam konteks perekonomian bahkan secara rasial.  Pemerintah dan bahkan institusi - institusi yang terkait dengan birokrasi, bahkan seringkali menganggap persoalan ketegangan rasial di dalam masyarakat Amerika sebagai gejala-gejala dinamika sosial yang biasa-biasa saja. 

Seringkali gejala-gejala diskriminasi sosial, terutama yang dihadapi oleh ras-rasa tertentu, meang tidak lagi dirasakan dalam proses penyelenggaraan pemerintahan, dimana setiap warga Amerika mendapatkan kesempatan dan juga peluang yang sama dalam persoalan pelayanan oleh institusi - institusi pemerintahan, tetapi, lebih daripada itu, bahkan sebagian perilaku rakyat Amerika dari kalangan tertentu masih memandang diskriminatif terhadap ras maupun suku bangsa tertentu. Inilah yang perlu diperhatikan, bahwa kebijakan-kebijakan yang akan dijalankan harus memperhatikan dan menghormati perbedaan rasial dan perilaku sosial yang beranekaragam.

Selain itu, persoalan yang dihadapi terkait dengan kebijakan perekonomian global, pemberantasan terhadap aksi-aksi yang tidak bertanggung jawab dan mengancam stabilitas Amerika Serikat, tidak boleh sekalipun menganggu hubungan harmonis antar umat beragama. Pemerintah dan rakyat Amerika, harus menyadari bahwa persoalan - persoalan yang bersifat doktrinasi, dalam kasus-kasus yang mengancam keamanan nasional, perlu diperhatikan tidak terkait dengan ajaran agama tertentu.  Perilaku radikal dan membahayakan keamanan nasional, mesti dilihat sebagai persoalan dari penyimpangan atas tata dan nilai-nilai agama yang mengajarkan batasan-batasan hubungan yang baik di antara warga dan juga entitas beragama. Oleh sebab itu, kebijakan untuk menanggulangi ancaman keamanan nasional, harus mampu untuk memahami pendekatan-pendekatan hukum dan aturan nasional yang tidak melukai rasa keberagaman.

Dengan demikian, kepemimpinan Donald J. Trump, sudah sepatutnya tidak hanya terpaku pada pendekatan-pendekatan kebijakan pemerintahan yang sebatas keberpihakan bagi sebagian rakyat. Pemerintahan dari "Trump", musti melihat bahwa setiap warga negara USA, memiliki kesempatan dan kedudukan yang setara dan terhormat dalam tata pemerintahan Amerika, yang harus diindungi dan dijaga setiap hak dan kewajibannya secara utuh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun