Mohon tunggu...
Jayapoker Jaya
Jayapoker Jaya Mohon Tunggu... Auditor - penulis artikel
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis artikel mengenai sastra, cerpen, puisi dan novel

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sebuah Proses

11 Maret 2020   09:39 Diperbarui: 11 Maret 2020   09:45 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan kini rindu telah menjadi dari bagianku. Entah terbuat dari apa tetapi rindu terus  meluas menguasai diriku lebih cepat dari yang kuduga.

Baru beberapa waktu lalu aku bisa melihat senyummu, mendengar tawamu. Sekarang apa? Hanya sebuah kesunyian yang kudapat.

Semua ada prosesnya. Proses dimana semua rasa telah bermetafase menjadi sebuah rindu. Kemudian menguatkan ku untuk tetap bertahan bersama rindu ini yang selalu tertuju untukmu.

Semua juga ada waktunya. Waktu dimana kamu terlihat begitu dekat denganku,terkadang terlihat begitu jauh, dan terkadang pula, waktu terlalu kejam untukku disaat aku terlihat begitu asing bagimu.

Jangan menjadi asing lagi, itu berat bagiku, melebihi beratnya si rindu yang selalu mencoba datang disaat kita berjarak.

Memang tidak lama perkenalan kita. Mungkin tidak banyak juga waku yang kita buat untuk mengukir sebuah kenangan yang mungkin bisa kita ingat lagi nanti.

Tetapi mengapa bagiku terpisah sedikit saja denganmu terasa begitu sangat berat?

Lagi-lagi aku dikalahkan oleh rindu. Bahkan dia lebih kuat dari tekat kita untuk bertemu.

Kau disibukkan oleh waktumu, begitu juga aku. Sehingga waktu dan jarak bersatu menciptakan sebuah rasa yang terus membesar yaitu sebuah rindu.

Entah kita, atau hanya aku. 

Aku tidak tau.. tapi satuhal, aku selalu mengharapkan sebuah pertemuan 

lagi.

Tetapi bukan untuk membayar sebuah rindu dan juga sebuah perpisahan.

Melainkan untuk memulai sesuatu yang baru yang bisa menggantikan aku dan kamu menjadi kita... 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun