Teknik meditasi yang dikenal adalahSamatha & Vipassana. Vipassana adalah ciri khas Meditasi Buddhist, hanya Sang Buddha yang mengajarkan. Sedangkan Samatha bisa ditemukan di ajaran lainnya.
Saat melatih meditasi, begitu dimulai biasanya kita melatih Samatha, melatih focus di satu objek, mindfull dan tidak melakukan penilaian. Apapun yang muncul hanya di sadari. Tidak ada penilaian apapun, hanya mengamati saja apa yang terjadi.
Saat meditasi yang muncul adalah tidak nyaman atau nyaman.  Jika yang muncul adalah yang tidak nyaman, maka biasanya tidak menyukainya, ingin dihilangkang. Sejatinya reaksi kita adalah kebencian. Sebaliknya jika yang muncul adalah rasa nyaman, maka kita ingin mempertahankan atau  ingin lagi. Sejatinya yang muncul adalah keserakahan. Yang muncul adalah kebencian & keserakahan, ini reaksi normal.
Selama berlatih meditasi, kita tidak boleh menilai. Artinya yang muncul adalah rasa tidak nyaman, maka cukup disadari saja. Jika yang muncul adalah rasa nyaman, jjuga cukup disadari saja. Batin tidak menolak (membenci) atan menarik (ingin lagi). Proses dilakukan terus menerus selama meditasi. Ketika pikiran melepas objek, tidak perlu marah atau kecewa karena tidak dapat fokus, hal ini adalah normal, namanya saja berlatih meditasi. Yang dilakukan cukup dengan lembut kembalikan pikiran ke objek.Â
Ketika melatih cara seperti ini, maka kebencian & keserakahan yang muncul tidak diikuti, tidak diperkuat, tetapi secara perlahan dilemahkan. Karena pikiran dilatih agar bekerja seperti ini terus-menerus, maka pada kehidupan nyata pikiran akan bekerja seperti ini. Apapun yang muncul pada kehiduoan nyata tidak di-respons dengan keserakahan & kebencian, tetapi hanya disadari saja. Orang menjadi sabar.
Keberhasilan dari meditasi samatha (meditasi ketenangan batin) adalah pikiran tenang, batin menjadi tenang, kesabaran yang mucul.
Dengan melatih meditasi Samatha, keserakahan & kebencian (lobha & dosa) tidak dikurangi, tetapi sumbernya tidak dilemahkan, tidak dihancurkan. Agar keserakahan & kebencian tidak muncul lagi, maka sumbernya harus dilemahkan, dihancurkan, sumbernya adalah moha / avijja (kegelapan batin/ketidak-tahuan).
Untuk melemahkan moha/avijja, dilatih dengan meditasi Vipasanna. Meditasi Vipasana batin harus dilatih agar berpengetahuan, agar bijaksana. Karena sumber dari keserakahan & kebencian adalah ketidaktahuan (moha/avijja). Tidak tahu mengenai kebenaran. Kebenaran yang dapat direnungkan adalah Anicca, Dukkha & Anatta, Panca Khanda, Paticcasamuppada, Cattari Ariya Saccani. Perenungan biasanya dimulai dengan mengamati Anicca, karena fenomena Anicca yang paling nyata di dunia ini.
Annicca berarti segala sesuatu yang terjadi karena bentukan dari yang lainnya tidaklah kekal, bisa dibaca di sini. Jelas sekali Anicca itu ada, dan kita tau itu. Tetapi batin kita tidak menerima sepenuhnya. Seperti kalau barang rusak kita marah, kalau uang habis kita kecewa, dan seterusnya. Reaksi yang muncul dilandasi dengan keserakahan & kebencian. Padahal seharusnya kita mengerti bahwa segala sesuatu akan berakhir, tapi kita tidak mau menerima milik kita yang sudah berakhir.Â
Semua ini karena batin kita belum bijaksana, bodoh /tidak berpengetahuan (moha/avijja), maka kita marah & benci. Walaupun kita tahu arti Anicca, tetapi batin kita tidak menerima Anicca. Batin yang masih bodoh (moha), masih diliputi kegelapan, diliputi ketidaktahuan. Walaupun keserakahan & kebencian (lobha & dosa) sudah dilemahkan, tapi sumbernya belum hilang.
Dengan mengamati Anicca, batin dilatih untuk merenungkan, untk melihat kebenaran agar menjadih bijak, kegelapan batin/ ketidaktahuan (moha/avijja), secara perlahan dikikis. Agar kegelapan dan ketidaktahuan lenyap dapat dilakukan dengan melatih Vipassana, meditasi pencerahan.Â
Semoga bermanfaat.
Catatan:
Perenungan Anicca, perenungan Dukkha:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H