Mohon tunggu...
Jayanto
Jayanto Mohon Tunggu... Programmer - passion - family - meditation

passion - family - meditation

Selanjutnya

Tutup

Money

Cara Cepat & Tepat Mengalahkan Pesaing

29 Agustus 2013   16:36 Diperbarui: 25 Februari 2022   11:46 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pada perjalanan pulang, tiba-tiba si kecil putriku, memberi penyataan seperti seorang pakar: “Saya tau saingan ayah yang paling berat adalah ABC”.

Wah saya terkejut juga anak saya tau siapa pesaing yang sering saya jumpai pada saat menawarkan program yang saya buat, maklum dia masik kelas 5 SD.

Saya tersenyum: “Hebat kamu tau siapa pesaing ayah. Tapi pesaing ayah sebenarnya bukan ABC. Pesaing ayah sebenarnya adalah Power P**“.

Power P** adalah software hotel yang dirancang bangun di perusahaan tempat saya berkarya. Dirancang secara terintegrasi secara penuh, yang kembangkan sejak tahun 1991. Saat tulisan ini ditulis, sudah dipakai dari Banda Aceh sampai Jayapura, telah mencapai 300 lebih lokasi, dari Banda Aceh sampai Merauke dan di luar negri.

“Kok saingannya Ayah sendiri ?”

Saya jawab: “Kalau untuk mengalahkan orang lebih mudah. Misalnya saingan ABC memiliki nilai 7. Maka kita akan mengejar untuk menjadi 8. Kalau kita sudah dapet 8, maka kita akan malas”.

“Coba kalau pesaing kita adalah diri kita sendiri, kalau kita nilainya 5 hari ini, maka besok kita harus bejuang untuk mendapat 6. Kalau sudah dapat 6 kita harus berjuang lagi mendapatkan nilai 7. Kalau sudah dapat 7 maka besok berjuang lagi untuk mendapat 8 terus dan terus berjuang mendapatkan nilai lebih baik dari kemarin. Nanti kita akan mencapai yang paling tinggi di dunia.”

“Jadi Power P** harus lebih baik dari kemarin dan lebih baik lagi”.

“Jika kita bersaing dengan diri sendiri maka selamanya kita akan menjadi diri kita yang lebih baik dari kemarin”.

Si kecil diam dan tertawa sambil bertepuk tangan.

Saya tidak tau dia mengerti atau hanya menyenangkan ayahnya. Semoga saja dia tau kalau pada waktunya nanti dia akan berjuang menjadi dirinya yang lebih baik dari dirinya kemarin.

Saya juga bertekad, semoga saya menjadi lebih baik dari diri saya kemarin.

 

Mengalahkan ribuan orang, bukanlah pemenang sejati, tapi mengalahkan diri sendiri adalah pemenang yang sejati.

Dhammapada, 103

Jakara, 7 Maret 2009

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun