Mohon tunggu...
Politik

Demokrasi Itu Sesat, Titik...

13 Februari 2017   16:59 Diperbarui: 13 Februari 2017   17:10 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sejak awal, umat muslim kebanyakan tidak begitu memperhatikan bahwa seharusnya mereka senantiasa menjadikan Islam sebagai pedoman hidup, seharusnya mereka memakai sistem Islam dalam ekonomi, sosial, politik, budaya, hukum, pertahanan, kemamanan dan ide-ide apapun yang diambilnya harusnya berasal dari Islam. Salah satu penyebab kekalahan kekhalifahan Utsmani waktu itu adalah banyaknya warga negara khilafah Utsmani yang mengambil pemikiran-pemikiran dan ide-ide barat seperti filsafat, demokrasi, liberalisme, kolonialisme, nasionalisme dan berbagai macam isme-isme lainnya yang menunjukkan ide atau paham tertentu yang diadopsi bangsa barat. Hal ini mengakibatkan kemunduran yang luar biasa dalam mindset berpikir umat Islam, dimana mereka secara agamanya Islam tapi kehidupannya sangat jauh dari nilai-nilai Islam. 

Bahkan mereka amnesia terhadap solusi permasalahan yang mereka hadapi, mereka mencari-cari solusi sesuai dengan paham barat yang berasal dari orang-orang kafir penjajah ketimbang mencari solusi dalam Al-Quran dan As-sunnah, ini adalah kesalahan umat Islam yang paling fatal dan menjadi biang kerok bencana demi bencana di negeri yang ditempati kaum muslimin. Mereka secara hati inginkan Islam, namun mereka bergerak mencari-cari paham barat untuk hidup. Mereka akn ditimpa galau mendalam dan problematika yang amat sangat pelik sekali, dan hal itu terjadi saat ini.

Ditengah permasalahan penistaan agama oleh Ahok, umat Islam melakukan aksi jilid 1, 2 dan 3 untuk menunjukkan aspirasi mereka, apa yang menggerakkan mereka ? mereka bukan bergerak karena harta, karena negara, mereka bergerak karena ada yang tidak sesuai dengan akidah Islam pada lubuk hati terdalam mereka. Suasana keislaman masyarakat semakin kental dan pekat, mereka senantiasa aksi dan aksi, musuh yang melihat suasana seperti ini tak akan membiarkan hal ini terjadi. Mereka tak akan pernah tinggal diam.

Di satu sisi, Ahok dan para pendukungnya senantiasa mengutarakan bahwa umat Islam terutama yang mengikuti aksi kemarin yang menuntutnya mempertanggung jawabkan perbuatan penistaannya di penjara sebenarnya bermaksud menggagalkannya pada pilgub DKI dan mendukung calon Anis atau Agus, begitupun hal senada yang diungkapkan pengacaranya, bahwa aksi demi aksi ini di niatkan hanya karena kepentingan politik pilkada. 

Selain itu, Anies dan Agus yang notabenenya lahir dari rahim orang Islam memanfaatkan kesempatan ini untuk menggaet massa sebanyak-banyaknya untuk memilihnya dan membuat orang-orang Islam tidak memilih ahok karena agamanya yang non muslim. Sebenarnya, saya pribadi sebagai seorang muslim amat sangat melihat bahwa ada kejanggalan dari penyataan-pernyataan ini. Saya pribadi sebagai pasukan aksi 1,2 dan 3 murni hanya karena Allah semata, karena saya tidak rela agama saya di hina dan saya ingin sekali mendakwahkan Islam, menunjukkan bahwa dalam kondisi negara yang tidak menerapkan syariat Islam selalu pasti akan ada calon non muslim yang hendak menjadi pemimpin. 

PASTI ! maka dari itu saya dari lubuk hati terdalam ingin menyadarkan masyarakat bahwa gak bakal ada sama sekali solusi tuntas atas permasalahan ini, kecuali menerapkan syariat Islam total. Kita jangan jadi orang setengah-setengah, kalau tidak mau dipimpin non muslim, ya terapkan syariat, kalau tetap gak mau nerapkan syariat, ya ini akibatnya, banyak non muslim yang ingin jadi pemimpin. Orang negara tak punya aturan melarang non muslim jadi pemimpin di negara ini.

Awalnya umat Islam bereaksi keras bahwa mereka tak ada sangkut pautnya dengan dukungan kepada calon Anies dan Agus. Begitupun saya, saya juga gak mau memilih Anies ataupun Agus, karena mereka berdua pun sama-sama sekulernya, sama-sama bukan umat islam yang amanah karena tak mau menerapkan syariat Islam, malah dalam suatu pidato awal-awal Agus menyatakan bahwa jangan bawa-bawa SARA dalam pilkada. 

Di satu sisi, para ulama sungguh tak disangka, yang awalnya melakukan aksi niat tulus karena Allah, karena agamanya di nista, karena dorongan aturan Islam yang melarang non muslim jadi pemimpin kini mulai tergadaikan oleh suasana panas menjelang pilkada, ada dulu salah satu ulama yang menyatakan bahwa demokrasi itu mantra syirik, kini dia malah memperkokoh demokrasi itu sendiri dengan menghadiri acara berdzikir bersama dua pasangan calon dan menggembar-gembori umat Islam untuk memilih dua calon tersebut yaitu anis dan agus. Sungguh, kita semua telah tersesat dalam jurang demokrasi.

Saya pribadi memandang demokrasi adalah aturan kufur yang berasal dari ide-ide pemikiran kufur yang mengatakan bahwa sistem negara ini harus berasal dari manusia, padahal akal manusia terbatas, demokrasi telah mengambil alih kekuasaan hukum syariat. Dari yang pencuri disuruh Allah memotong tangan, demokrasi membuatnya hanya dipenjara beberapa tahun, dari yang berzina dihukum cambuk, demokrasi membuatnya asal suka sama suka jadi halal, demokrasi juga yang membuat aturan halal orang non muslim mencalonkan jadi pemimpin, melangkahi aturan syariat yang mengharamkan non muslim jadi pemimpin. 

Satu sisi, syariat Islam tak akan pernah PHP (pemberi harapan palsu) kepada non muslim, syariat tak akan memberi harapan non muslim jadi pemimpin, dengan begitu negara yang menerapkan aturan syariat tak akan pusing karena non muslim yang ingin jadi pemimpin silahkan pindah saja ke negara lain yang memperbolehkan non muslim jadi pemimpin. Hingga tak akan terjadi yang namanya sakit hati karena dianggap umat Islam rasis dan pilih kasih, tak menghargai non muslim. Karena umat Islam pun bukanlah yang menulis Al-Qur’an, umat Islam bukan yang membuat Al-Qur’an, umat Islam juga memaksakan diri walaupun berat melaksanakan syariat Islam. SUMBER MASALAH INI ADALAH DEMOKRASI !

Lah kok yang mengherankan ini tujuan aksi 112 ini pint d dan e mencantumkan umat islam membuat pilkada aman dan jujur sekaligus menghasut memilih anis atau agus. Nah ini SALAH BESAR ! dengan mempartisipasikan diri dalam pilkada, umat Islam tanpa sadar sudah memperkokoh sistem kufur demokrasi ketimbang sibuk ingin menerapkan sistem islam. 

Niatan yang lurus karena Allah sekarang benar-benar teralihkan menjadi niatan karena politik pilkada DKI. Pesta demokrasi itu pembohong, umat islam dibohongi pakai pilkada. Bahkan jika anis atau agus terpilihpun masalah demi masalah umat islam tak akan terselesaikan, setelah ahok keluar dari penjarapun bisa saja dia mencalonkan diri jadi pemimpin lagi, lah karena diberi harapan oleh demokrasi kok. Bahkan yang lebih parah, bisa saja ahok mencalonkan jadi presiden, jika nantinya presiden semua calonnya non muslim bagaimana ? jika nantinya calonnya ahok dan hari tanu gimana ? hancur kan kehidupan umat islam.

Saya pribadi tak mau ikut campur urusan pilakada, kalau yang terpilih yang muslim, saya akan mendakwahinya untuk menerapkan syariat Islam dan saya akan tetap membongkar permasalahan yang diakibatkan tidak terterapkannya syariat Islam, kalau yang terpilih non muslim, maka saya pun akan tetap mendakwahkan Islam padanya sasmpai titik darah penghabisan dan mengingatkan bahwa non muslim itu haram memimpin umat islam.

Jadi sebenarnya yang salah siapa ? apakah ahok ? umat Islam ataukah anis dan agus ? atau negara ini ? jawabannya semuanya salah ! karena apa ? karena mereka menerapkan sistem kufur di negara ini ! bahkan saya sangat benci, dengan orang islam yang menolak orang kafir, tapi juga menolak syariat Islam ! lah maunya elu tuh apa coba ? saya juga prihatin dan benci melihat umat Islam yang menolak orang kafir jadi pemimpin tapi sangat mencintai demokrasi dan nasionalisme yang telah memberi harapan orang kafir jadi pemimpin, maunya apa sih ? 

ini negara gaka ada yang benar, ditambah lagi presiden yang punya kuasa penuh bak pajangan saja. Apa gunanya presiden ? masalah sudah pelik bertubi-tubi seperti ini, malah diam saja seakan-akan dirinya tak punya kuasa apa-apa. Ibarat kampus, jika saat pemilihan ketua bem terjadi keributan dan protes, dengan mudah rektor berhak membekukan bem di fakutas itu dan mengambil alih tanggung jawabnya sendiri ! apakah negara ini juga tak bisa begitu ? 

Khalifah yang memimpin negara khilaah dulu sebagai seorang pemimpin, tugas utamanya adalah mengurusi urusan masyarakat dengan sistem islam yang lahir dari Al-Qur’an dan As-sunnah, tugas utama khalifah adalah melayani seluruh rakyat di negaranya sendirian. Karena pasti tak sanggub, diangkatlah para wali / gubernur untuk membantunya mengurusi masyarakat, dan khalifah akan memberikan imabalan bagi wali itu sepantasnya. Kalau ada wilayah yang gubernur/ walinya bermasalah, maka dengan mudh khalifah langsung memecat nya dan mengangkat wali yang lain, atau dengan mudah langsung mengambil tanggung jawab kepengurusan wilayah tersebut sendiri jika tidak menemukan wali yang pantas.

Nah, kalau negara ini bagaimana ? awalnya saya berpikir dulu umat Islam berencana mengadakan rapat akbar membahas revolusi untuk kebangkitan islam di indonesia, seenggaknya agak pinter lah umat islam ini, wah saya pun sangat bersemangat sekali menyambut februari, lah kok ternyata saya harus dikecewakan separah, sedalam dan sesakit ini rupanya karena melihat umat Islam telah membuat tuduhan Ahok bahwa umat Islam ingin menjatuhkannya karena mendukung anie atau agus menjadi kenyataan. 

Umat Islam dan ulama berhasil dibuat mengadakan aksi bertepatan dengan kampanye dua orang calon gubernur. Duh gusti Allah, se amnesia begininya kah umat Islam bahwa tujuan utama mereka adalah lillahita’ala ? sebuta inikah umat Islam di negara ini menyadari bahwa mereka harusnya membuang jauh-jauh demokrasi dan melakukan revolusi untuk menerapkan syariat Islam bahkan mendirikan khilafah ? setidak tahukah mereka bahwa AL-Qur’an dan as-sunnah mereka itu bukan hanya pajangan dan bacaan, tapi juga solusi semua permasalahan ?

Ya Allah, sadarkanlah umat islam di negeri ini, ya Allah.... hamba sebenarnya lelah, tapi hamba tak layak mengatakan lelah. Hamba lelah melihat sebegitu jauhnya pemahaman umat Islam di negara ini kepada Islam. Hamba amat sangat luar biasa prihatin 24 karat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun