Apa itu kurikulum?
Kurikulum berasal dari bahasa latin , "curriculae " yaitu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Kata kurikulum diadopsi ke dalam dunia pendidikan berarti jarak atau waktu yang harus ditempuh oleh siswa untuk menyelesaikan pendidikan
Kurikulum perlu disusun karena didalam kurikulum terdapat bahan belajar, metode belajar yang digunakan dan capaian pembelajaran. Kurikulum sebagai pedoman akan memandu pengajar dan siswa mencapai tahapan tahapan pembelajaran. Kurikulum haruslah baik dan jelas dan dapat dipertanggug jawabkan secara ilmiah sebelum diberlakukan
Kurikulum di Indonesis beberapa kali mengalami perubahan dan pergantian. Perubahan kurikulum dimungkinkan,karena konsep kurikulum yang sifatnya dinamis. Kekurangan diperbaiki dan disempurnakan disesuaikan dengan perkembangan jaman.
Sejak Indonesia merdeka sudah 11 kali perubahan kurikulum dilakukan,yaitu tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004( KBK), 2006(KTSP), 2013 dan terakhir Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka dan Merdeka belajar diluncurkan sejak tahun 2022 oleh kemendikbudristek Nadim Makarim. Pelaksanaannya bertahap disesuaikan dengan kesiapan sekolah masing masing dan rencananya tahun pembelajaran 2024/2025 semua sekolah akan menerapkan kurikulum merdeka.
Konsep kurikulum merdeka dan merdeka belajar sebenarnya bukan sesuatu yang baru, jauh sebelumnya Ki Hajar Dewantara salah seorang tokoh pendidikan Indonesia dengan semboyannya Tut Wuri Handayani telah menggagasnya.Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah upaya kongret untuk memerdekakan manusia secara utuh dan penuh.
Menurut Nadim Makarim, kurikulum merdeka akan memberikan otonomi dan kemerdekaan bagi siswa dan sekolah.Di kutip dari kemendikbudristek, Kurikulum merdeka memberikan keleluasaan kepada pendidik untuk menciptakan pembelajaran yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan dan lingkungan belajar siswa
Karakter dari kurikulum merdeka adalah :
●Pengembangan soft skill dan karakter proyek penguatan pelajar Pancasila
●Fokus pada materi esensial,relevan,dan mendalam sehingga banyak waktu untuk membangun kreatifitas dan inovasi para peserta didik dalam mencapai kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi