Dua puluh delapan tahun lalu, setelah lulus ITB Teknik Informatika, saya memulai karir sebagai tenaga pendidik di perguruan tinggi swasta. Satu dekade jadi tenaga pendidik, pindah profesi ke dunia perbankan sebagai technical project manager. Dari pengalaman yang diperoleh, didukung sertifikasi A Guide To Project Management Body Of Knowledge (PMBOK), dunia pendidikan “menarik” saya lagi, untuk mengajar PMBOK bagi para pengelola Project Management Unit (PMU), di proyek-proyek yang didanai Islamic Development Bank (IDB). Setelah IDB, lalu menjadi konsultan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, yang tugasnya menciptakan sistem lalu mengajar para ASN yang ditunjuk, untuk menggunakan Sistem Dashboard, yaitu sistem dokumentasi digital kegiatan pertemuan, penyusunan, penggandaan, pengadaan dan perjalanan.
Dan akhirnya, sejak 2015 sampai sekarang, bekerja di Indoguna Utama Group sebagai manajer IT, yang salah satu tugas pokok dan fungsinya, memberi dukungan teknis kepada seluruh pengguna sarana IT di pusat maupun di beberapa unit usaha lain, yang tersebar berjauhan secara geografis. Tujuannya untuk memperlancar kegiatan pelaksanaan manajemen rantai pasokan yang dilaksanakan (food supply chain management). Dengan tugas ini, ternyata saya intensif “mengajar” lagi. Mengkoordinasi tim implementor yang mengajar para business owner dan key person di berbagai unit usaha, agar memahami business case dan cara menggunakan SAP Business One, untuk mendukung kegiatan bisnis. Mengajar staf kendaraan mengoperasikan Fleet Management System, untuk memonitor pemeliharaan ratusan kendaraan perusahaan. Mengajar para kasir di jaringan toko daging, menggunakan online Point Of Sales. Mengajar, mengajar dan mengajar itulah salah satu tugas yang dikerjakan, agar pihak terkait lancar menggunakan sistem, baik yang dibeli maupun diciptakan tim internal.
Awal Mei lalu, ketika ada momen merenungkan perjalanan karir, ternyata dimanapun bekerja, takdir menggiring saya untuk mengajar. Karena itu, menjadi tergelitik memperdalam ilmu mengajar, yang selama ini hanya “common sense”. Saya searching, akhirnya mampir ke Google Certification for Educator. Materinya sistematis dan relevan dengan apa yang telah dialami, baik saat jadi tenaga pendidik, pendamping (coaching) dan pelatih (trainer). Situs berisi ilmu mengajar dan pengenalan alat bantu Google untuk guru. Di akhir unit, ada soal latihan untuk menguji pemahaman, sampai kita siap mengikuti Google Certified Educator Exam.
Selesai belajar, saya mendaftar ujian sertifikasi Google Certified Educator (GCE) Level 1. Setelah membayar USD 10, tanggal 1 Agustus 2020, saya ikut ujian online selama 3 jam dari rumah, terdiri ujian teori dan praktek. Lumayan sulit, namun beberapa hari kemudian ada email yang menyatakan lulus. Tidak menunggu lama, saya belajar dan ikut ujian lagi, kali ini lebih sulit bahkan ada satu soal yang tak sempat diselesaikan, namun tanggal 17 Agustus 2020, ternyata saya dinyatakan lulus Google Certified Educator Level 2. Ada rasa bahagia, karena usaha belajar tidak sia-sia. Langkah selanjutnya, jika ada waktu dan kesempatan, saya berjuang kembali untuk Google Certified Trainer, kelompok elit yang sampai 21/8/2020 hanya ada 16 orang di Indonesia.
Setelah dapat sertifikat ini, saya berusaha menerapkan berbagai alat bantu Google dalam kelas pelatihan, agar bisa melancarkan tugas sebagai IT Manager, yang sering harus melatih peserta yang lokasi kerjanya tersebar berjauhan. Dan juga berharap, semoga tulisan ini, bisa menginspirasi rekan-rekan tenaga pendidik (guru, ustadz dan dosen), untuk belajar mengintegrasikan teknologi pada proses belajar mengajar di Google For Education. Dengan memahami materi dan alat Google yang tersedia, akan meningkatkan kualitas proses belajar mengajar, sekaligus mempertahankan mutu standar nasional pendidikan baik di sekolah maupun madrasah, walau dalam keadaan pandemi.
Saran saya, sebagai tenaga pendidik di unit kerja masing-masing, agar mampu menjadi agen perubahan untuk kebiasaan baru (new normal) belajar jarak jauh, kita perlu:
Melakukan evaluasi diri, sehingga bisa menyimpulkan, apa pengetahuan dan pengalaman yang telah kita lalui sebagai tenaga pendidik, sehingga menemukan kiat agar menjadi “guru” yang lebih baik di masa depan.
Mari secara aktif, mencari sumber belajar dan pengalaman baru untuk melakukan perbaikan berkesinambungan proses belajar mengajar yang kita pimpin.
Menyadari, selain menjadi “guru”, kita adalah insan pembelajar, yang akan terus menimba ilmu, semasih hayat dikandung badan.
Hasil evaluasi diri yang saya lakukan, menorehkan inspirasi terkait beberapa hal yang akan diperbaiki ke depan:
Untuk menjadi tenaga pendidik yang baik, perlu lebih banyak mendengarkan masukan dari peserta didik atau siapapun yang ikut dalam sesi pelatihan atau kelas yang kita pimpin. Kita harus menghargai peserta secara profesional dan mendukung mereka untuk berpikir mandiri dan merdeka.
Berperan sebagai “Guru” berarti juga mengambil peran sebagai pemimpin (leader) di kelas. Di depan kita hendaknya bisa memberi arah (vision setting) dan teladan (ingarso sung tulodo). Di tengah-tengah peserta didik, kita harus mampu mendorong dan memberi semangat agar bisa berpikir kritis, berkomunikasi dan berkolaborasi dengan rekan, untuk memahami materi pelajaran (ing madya mangun karso). Dan akhirnya, melepas namun tetap memonitor peserta didik untuk mandiri, menyediakan ruang berpikir serta berkreasi secara merdeka (tut wuri handayani).
Mendorong pengintegrasian teknologi ke proses belajar mengajar sangat diperlukan, apalagi di masa pandemi ini. Tantangannya adalah meyakinkan para pihak terkait (tenaga pendidik lain, tenaga kependidikan, peserta didik dan orang tua/wali). Kita perlu cari bahan-bahan di Youtube, yang menampilkan pembelajaran jarak jauh, sehingga memperoleh manfaat dari melihat praktik nyata. Ini akan membantu kita meyakinkan mereka.
Saya sangat berharap, rekan-rekan tenaga pendidik dan rekan-rekan implementor sistem informasi, bisa menyediakan waktu untuk memberikan saran, komentar dan ide-ide, agar kedepan kita punya cara yang lebih efektif dan efisien, dalam mengintegrasikan teknologi ke dalam kelas digital kita.
Semoga bermanfaat, salam sehat selalu, dan salam merdeka belajar.
Ir. IBM Jaya Martha, MM
Google Certified Educator Level 2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H