[caption id="attachment_92559" align="aligncenter" width="389" caption=" mereka yang pulang tinggal nama sumber : Google"][/caption]
Kita sering terunduk pilu, tercekam dalam kebisuan menyaksikan korban manusia yang terjadi karena kemurkaan alam. Tapi dilain pihak, kita, yang katanya umat paling beradab di alam semesta ini begitu tega menghabisi nyawa lawannya. Hanya demi sebuah perasaan 'benar' yang atas lawannya yang 'salah'. Demi yang namanya 'kehormatan bangsa', perang dan pembunuhan manusia atas manusia lain 'dihalal'kan. Lalu, "kehormatan bangsa" yang manakah yang dipertaruhkan Amerika Serikat ketika menyulut PerangVietnam?
Perang Vietnam atau Vietnam War (dalam lafal Vietnam disebut Kháng chiến chống Mỹ -perang melawan agresi Amerika) adalah sebuah tragedi kemanusiaan yang lazim disebut untuk perang antara tentara Vietnam Selatan (kita sebut saja: Selatan) yang didukung militer Amerika Serikat (kita sebut saja: AS) dan dipihak lain adalah tentara Vietnam Utara (kita sebut saja: Utara) yang didukung gerilyawan komunis Vietnam Selatan (kita sebut saja, sesuai yang biasa disebut AS sebagai "Vietcong")
Sebuah perang besar dan terpanjang dalam sejarah peradaban modern abad 20, seusai Perang Dunia II, yang memakan korban jutaan nyawa manusia. Perang ini dimulai saat AS memulai keterlibatannya, 1957 sampai jatuhnya ibukota Selatan, Saigon, 1975. (Sebenarnya sulit untuk menentukan secara tepat kapan mulainya keterlibatan AS di Vietnam, karena sejak Perancis masih berkuasa, AS sudah memberikan bantuan berupa "military advisory". Tapi yang biasanya dipakai sebagai patokan adalah saat Eisenhower menyetujui akan mendukung penuh rezim Selatan, 1957)
Adalah tidak mungkin menuliskan secara rinci, perang besar yang melibatkan masa kepemimpinan 5 orang Presiden AS (Eisenhower, Kennedy, Johnson, Nixon dan Ford) dalam 1-2 halaman seperti ini. Tulisan ini hanya berniat untuk sekadar berbagi, sekadar mengingatkan bahwa tragedi besar umat manusia seperti ini pernah terjadi.
Prolog
Selama Perang Dunia II, Vietnam dikuasai Jepang yang menyelenggarakan pemerintahan bersama Perancis yang pro Jerman-Italia (Perancis-Vichy). Dalam masa pendudukan itu, Ho Chi Minhmendirikan Partai Nasionalis Vietnam (Việt Minh), 1941 yang berafiliasi komunis. Setelah Jepang menyerah pada Sekutu dan Pemerintahan Perancis dipulihkan (Perancis - de Gaulle), Ho Chi Minh mendeklarasikan kemerdekaan Vietnam, 2 September 1945.
Tapi ternyata Perancis tidak mau melepaskan daerah jajahannya begitu saja dan perang segera berkobar, yang berpuncak pada kekalahan Perancis di Dien Bien Phu, Mei 1954.
Perancis yang kehabisan "bensin" memutuskan segera meninggalkan Vietnam. Perjanjian damai ditandatangani di Jenewa (Geneva, Geneve)-Swiss 20 Juli 1954. Sambil mengakui kemerdekaan Laos dan Kamboja, Perancis juga meninggalkan bom waktu dengan membelah Vietnam menjadi 2, Utara diserahkan pada Việt Minh di bawah Ho Chi Minh yang Komunis dan Selatan dibawah tanggungjawab Kaisar Bảo Đại, penguasa Vietnam Lama. Sang Kaisar yang hidup di pengasingan menunjuk Ngô Đình Diệm sebagai Perdana Menteri, pelaksana kekuasaan sehari-hari di Selatan (Belakangan, September 1954, Diem samasekali menggusur Bao Dai dan mengangkat diri jadi Presiden).
Utara dan Selatan ini, seperti yang diramalkan, ternyata memang tidak bisa rukun.
Januari 1957 Uni Sovyet mengajukan usulan ke PBB untuk menerima opsi terbaginya Vietnam ini dan menerima VietnamUtara sebagai anggauta PBB. Tapi usulan ini diveto oleh AS (yang menolak Vetnam yang komunis).
AS yang sukses menahan komunis usai Perang Korea 1953 dan mabuk kepayang pada Teori Domino yang di'temukan' oleh Harry Truman segera ter-obsesi pada kondisi Vietnam.