Mohon tunggu...
Ahmad Jayakardi
Ahmad Jayakardi Mohon Tunggu... pensiunan -

Kakek2 yang sudah males nulis..............

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Remembering Vietnam: Tragedi kemanusiaan itu

1 Maret 2011   01:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:10 1391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perang memang berarti bencana dan tragedi kemanusiaan. Korban secara langsung yang terbunuh dalam perang tercatat 300.000 di pihak AS/Selatan, 1.100.000 di pihak Vietcong/Utara dan lebih dari 3 juta penduduk sipil yang tidak tahu apa-apa. Angka akan tetap menjadi angka, tak ada artinya. Tapi bayangkanlah populasi sebuah kota sebesar Medan yang tumpas habis demi mempertahankan sebuah ideologi.

Belum terhitung korban tak langsung yang terus berjatuhan sampai sekarang karena ternyata AS melakukan perang kimia dengan menyemprotkan Napalm untuk membakar dan herbisida jenis Dioxin yang mematikan tumbuhan, merontokkan kanopi hutan, merusak padi di sawah guna mengganggu persediaan pangan. Tindakan itu membuat tanah menjadi steril dan mengkontaminasi penduduk sipil dan bahkan tentara AS sendiri

Ah, sudahlah. Tidak tega saya menuliskannya lebih lanjut

Mending kita dengar bersama lagu favorit saya, yang dikarang oleh Rofiqoh Darto Wahab dan dinyanyikan bersama grup yang dipimpinnya Orkes Gambus Nasyida Ria. Lagu ini populer di acara Irama Padang Pasir TVRI  '70an, yang (mungkin) terinspirasi oleh Perang Vietnam ini. Tahun 2008 dengan aransemen baru yang nge-rock, GIGI menyanyikannya kembali. Lagunya (yang asli) ini berirama riang, sedikit genit, memgajak bergoyang.

Perdamaian, Perdamaian.

Banyak yang cinta damai,

Tapi perang makin ramai

Bingung, bingung 'ku memikirnya

Wahai kau anak manusia, ingin aman dan sentosa.

Tapi kau buat senjata, biaya berjuta juta

Banyak gedung kau dirikan, kemudian kau hancurkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun