Dalam kunjungannya ke AS, Mei 1957, Diem sebagai Presiden Selatan berhasil "menyeret" AS untuk mengeluarkan pernyataan bersama bahwa AS akan mendukung Selatan dalam menegakkan kebebasannya (dari komunis), apapun yang terjadi.
Tapi, meskipun sudah memutuskan untuk membantu, sesungguhnya AS belum terlalu jauh terlibat. Bantuan yang diberikan hanya bersifat penasehat dan pelatihan militer. Meskipun sudah ada korban jatuh, AS masih menahan diri.
Keterlibatan secara lebih langsung terjadi usai kunjungan Wapres Lyndon B. Johnson keSaigon, Mei 1961 Â Dalam laporannya Johnson meyakinkan bahwa Selatan memerlukan bantuan lebih besar untuk menahan laju Komunis "Diem is the only boy we got out there".
AS di bawah John F. Kennedy segera tanggap dengan meningkatkan bantuan militer, dari jumlah 400 orang dan hanya sebagai penasehat militer (1957) menjadi 16.000 orang tentara taktis membantu operasi pasukan Selatan (1961).
Insiden Teluk Tonkin, alasan AS menyulut perang besar-besaran.
Dengan alasan Utara menembaki kapal pesiar mereka di perairan internasional 2 - 4 Agustus 1964 AS mengumumkan kepada dunia secara sepihak bahwa AS akan segera mengamankan perairan Teluk Tonkin dengan mengirimkan bantuan kepada Selatan. Di bawah dokumen berjudul "Gulf of Tonkin Resolution", Konggres AS segera menyetujui dan memberi kuasa kepada Presiden untuk mengadakan operasi militer di wilayah Asia Tenggara tanpa menyatakan perang terlebih dahulu. Belakangan (1971) baru ketahuan kalau yang namanya 'kapal pesiar' itu adalah kapal perusak AS USS Maddox dan USS C.Turner Joy yang sedang menjalankan tugas intelejen di perairan Utara. Press release dan persetujuan Konggres ini segera menjadi alasan AS untuk mengerahkan pesawat tempurnya dan mulai melakukan pengeboman ke wilayah Utara. Populasi tentara AS di Selatan segera meningkat tajam 500.000 orang!  Tindakan AS ini dilakukan sambil teriak-teriak kepada sekutunya di SEATO (South East Asia Treaty Organization, Thailand, Korea Selatan, Filipina), dan ANZUS (Australia, New Zealand) untuk mengirim bantuan tentara ke Selatan. Jadi, benar-benarAS mempergunakan 'baju'nya sendiri, tanpa keterlibatan dan persetujuan PBB.
Atas tindakan itu, Paman Ho (panggilan pemimpin Utara Ho Chi Minh) memperingatkan AS, seperti yang pernah dilakukannya 2 dekade sebelumnya terhadap Perancis: "Kami adalah tuan rumah yang baik. Kalau AS sebagai tamu kami menginginkan perang selama 20 tahun, kami akan melayaninya selama 20 tahun. Apabila mereka menginginkan perdamaian, kami akan berdamai dan segera mengundang mereka untuk minum teh".
Man of the Year.
[caption id="attachment_92567" align="alignleft" width="400" caption="                        tentara AS dalam operasi                         sumber:Google"]
Dengan dukungan militer sebesar itu, kondisi keamanan di Selatan memang menjadi "baik" Kondisi ekonomi yang sepenuhnya ditopang AS berangsur meningkat. Dengan cepat dan kemakmuran menjelang. Penduduk Selatan, AS dan dunia segera memberi apresiasi. Komandan militer AS untuk Vietnam, Â Jend.William Westmoreland menjadi selebriti dadakan. Majalah TIME mendaulatnya menjadi "1967 Man of theYear".
Bahkan dalam wawancaranya di National Press Club, November 1967, yang disiarkan ke seluruh dunia, dengan meyakinkan dia berujar: "Kondisi Vietnam sudah membaik dan kami sudah sampai pada satu titik dimana akhir perang sudah dapat dilihat dengan mata"
Serangan Tet.
[caption id="attachment_92560" align="alignleft" width="400" caption="sumber: Google"]
Perayaan Tet adalah perayaan Tahun Baru Vietnam (Tahun Baru dalam sistem penanggalan bulan, mirip 1 Suro di Jawa). Â Â Vietcong merespons penyataan Westmoreland di atas dengan serangan serentak dan mendadak di hari raya Tet, akhir Januari 1968Â pada 100 kota di Selatan, termasuk di Saigon. Serangan yang paling spektakular dilakukan oleh 19 orang gerilyawan Vietcong yang mampu menguasai Kedutaan Besar Amerika di Saigon selama 6 jam!.