Nicholas yang telah menyelesaikan sesi therapinya berteriak lantang, bertekad membongkar kasus yang terjadi 70 tahun silam itu. Dia tidak takut mati, karena mati bukan berarti akhir dari segalanya. Kematian hanyalah transisi, seperti Victoria yang mampu mencapai dirinya. Jiwanya akan membawanya pergi!
"If I die tomorrow I'd be alright Because I believe That after we're gone The spirit carries on................"
Menariknya ditengah lagu ini terdengar frasa kalimat pemberi semangat dari Victoria (yang dilengkingkan secara apik dan bening oleh Theresia Thomason)
"Move on, be brave Don't weep in my grave Because I am no longer here But please never let Your memory of me disappear"
Finnally Free
Pulang ke rumah, Nicholas mulai merencanakan untuk membongkar kasus ini berdasarkan pemahamannya yang utuh atas Victoria. Terdengar bunyi musik dinyalakan ('sound-effect' berupa keresek-keresek bunyi phonograph, bagus sekali!). Kemudian terdengar bunyi mobil masuk halaman, suara gelas pecah, bunyi tembakan dan mobil yang menjauh. Nicholas dibunuh orang!
Dalam versi audionya ("Metropolis Pt. 2:Â Scenes from A Memory"), kematian Nicholas dan siapa penembaknya dibiarkan jadi misteri. Tapi dalam visualisasinya ("Metropolis 2000: Scene from New York"), diperlihatkan bahwa pembunuhnya adalah si Hypno-therapyst yang merupakan jelmaan Edward Baynes.
Siklus kehidupan yang berulang!
Ini hanyalah ringkasan cerita, cerita aslinya lebih detil, lagu per lagu, baca di sini
Album dan lagunya secara lengkap, beli sendiri hehehehe
Tapi buat yang penasaran, saya sertakan potongan album live Metropolis 2000 yang berisi lagu jagoan kita ini dari YouTube, cukup mewakili kan?