Tersingkir dari pemerintahan tidak membuat Che patah arang. Api idealismenya belum menyurut apalagi padam. Dia membentuk pasukan gerilyawan militan di Kuba dan segera terjun 'ikut-campur' dalam pergolakan Kongo membantu gerilyawan Simba yang berhaluan kiri, untukmelawan angkatan bersenjata Kongo yang didukung CIA dan serdadu bayaran Arika Selatan pimpinan Mike Hoare.
(Kongo yang merdeka dari Belgia 1960 dalam bentuk Republik dengan Presiden Joseph Kasa Vubu dan Perdana menteri (yang Marxist) Patrice Lumumba. Tahun 1965 Lumumba terbunuh oleh kudeta Angkatan Bersenjata Kongo pimpinan Joseph Mobutu yang didukung CIA. Kudeta ini menampilkan Moishe Tschombe sebagai PM baru yang kemudian dituduh balik oleh Sovyet sebagai boneka AS. Kudeta ini menyeret pertikaian besar2an dengan pendukung Lumumba).
Pemberontakan ini berhasil dipadamkan 1966 dan Che hidup menggelandang di Eropa sebagai orang yang paling dicari CIA. Meskipun secara sembunyi2 kembali ke Kuba menengok isteri dan anaknya, Che kembali memutuskan bergerilya membantu gerilyawan sosialis di Bolivia. Merubah penampilannya, mencukur jenggot dan memotong rambutnya, Che masuk ke Bolivia sebagai Adolfo Mena Gonzalez dan kembali salah perhitungan dalam memperkirakan kekuatan tentara Bolivia dukungan CIA.
Tanggal 8 Oktober 1967 Che tertangkap oleh pasukan khusus Bolivia dan di-eksekusi sehari setelah itu, tanpa pengadilan.
Tanggal 12 Juli 1997 jenazahnya di-ekstradisi ke Kuba dan dimakamkan kembali dengan upacara kemiliteran sebagai pahlawan di Santa Clara, propinsi Las Villas, basis gerilya Che sewaktu Revolusi Kuba dahulu.
Epilog
Che menjadi legenda, justru setelah kematiannya. Ia dikenang karena penampilannya yang romantis, gayanya yang menarik, sikapnya yang tak kenal kompromi dan pengabdian seumur hidupnya untuk idealismenya. Ia juga idola bagi para anti kemapanan, keberanian tindakannya untuk melawan sesuatu yang dianggap tidak benar. Ia diidolakan justru oleh kaum muda AS dari lingkungan kapitalis-borjuis, kaum yang dilawannya sampai akhir hidupnya.
Fotonya, hasil karya Alberto Korda mengilhami banyak orang, menjadikannya barang jualan dan gimmick, ikon dalam budaya pop.
[caption id="attachment_81447" align="aligncenter" width="275" caption="sumber: Google"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H