Mohon tunggu...
Dani -
Dani - Mohon Tunggu... profesional -

mencari keindonesiaan, menggali kemanusiaan.

Selanjutnya

Tutup

Money

Tol Cipali: Setitik Harapan untuk Awal dari Kejayaan?

6 Agustus 2015   14:52 Diperbarui: 6 Agustus 2015   14:52 957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Seperti yang telah disampaikan di atas, efisiensi ekonomi diharapkan tercapai lewat keberadaan jalan tol Cipali ini. Dengan kepadatan jalur pantai utara (pantura) yang diperkirakan dapat berkurang dari 40% hingga 60%, biaya distribusi barang dan jasa dapat ditekan, sehingga tingkat daya saingnya meningkat. Selain itu, di sekitar jalur tol akan tumbuh pusat perdagangan maupun sentra industri, yang dapat memutar roda ekonomi lebih cepat. Ada kritikan bahwa tol Cipali ini akan menyebabkan kegiatan ekonomi masyarakat di sekitar jalur pantura akan menurun. Hal ini sangat mungkin terjadi. Namun, yang lebih krusial adalah bagaimana pemerintah dan masyarakat bisa memanfaatkan kedua jalur ini untuk “berkompetisi” secara sehat. “Silahkan dipilih, mau lewat jalur mana, Pantura atau Cipali. Masing-masing ada kelebihan dan kekurangannya sendiri,” papar Wisnu.

[caption caption="Truk-truk besar bermuatan penuh ini sedang parkir di salah satu area di tol Cipali. Semakin banyak angkutan seperti ini akan menggunakan jalur tol ini, yang berarti membantu efisiensi biaya transportasi. Sumber: pribadi."]

[/caption]

 

Proses pembangunan tol yang terpanjang dan termahal di Indonesia ini tidaklah selalu mulus. Dirintis sejak 2006 dan dimulai pembangunannya sejak 2011, tol Cipali akhirnya selesai tahun ini. Dan, ini lebih cepat dari target, sebelum hari Idul Fitri menjadi sebelum bulan puasa. Semua ini tentu saja patut diapresiasi. Yang terpenting adalah bagaimana meneruskan bola salju dari prestasi ini, untuk kepentingan ke depan yang lebih strategis: tol Trans Jawa, proyek konektivitas lainnya, program infrastruktur lainnya, kerjasama pemerintah dan swasta, dan manfaat ekonomi. Dan inilah tantangan bagi kita semua untuk awal sebuah kejayaan. Tantangan ini pula harus dijawab dengan semangat, seperti yang sudah dicanangkan pemerintah, “Ayo Kerja!”

 

 

1 Contoh kisah unik adalah batu yang berada di pinggir jalan, 90 km dari gerbang Cikopo, yang konon bagian dari kebijaksanaan lokal masyarakat setempat.

2 Hilmar Farid menyatakan hal menarik tentang makna “archipelago.” Menurutnya, archipelagic state tidak seharusnya diterjemahkan menjadi negara kepulauan dimana fokus utamanya adalah daratan atau pulau. Sebagai gantinya, lebih tepat, adalah negara maritim atau “lautan yang ditaburi pulau-pulau,” dengan fokus utama laut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun