Mohon tunggu...
JOHANES WANGGE
JOHANES WANGGE Mohon Tunggu... -

Journey

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Artikel Zulkarnaen El-Maduri

10 November 2010   15:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:43 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel "Muhammad Sang Kerajaan Allah (Sebuah Telaah Perjanjian Baru)" mengapa tertutup untuk tanggapan ? Sebagai orang yang selalu mengushakan mendapat keselamatan (Islam) di dunia hingga akhirat kami mohon dibuka kembali, katakanlah pada mereka tak seorang Islam memuji/memuja selain kepada Allah SWT, termasuk Muhamad SAW  juga memuja Allah SWT.

Yang menuduh Muhamad SAW untuk minta dipuja dan diistimewakan adalah kelompok orang yang ibadahnya memuja-muja seorang rosul Allah SWT, Isa, As. dimana tak seorang nabi atau rosul untuk minta dipuja . Tak seorang pun diajarkan untuk memuja Muhamad SAW,seluruh orang Islam ketika sholat selalu berdoa "Allahhuma shali ala ina wa ala ibadilah solihin , Allahuma sholi ala Muahamad wa ala ali Muhamad " yang dalam bahasa Indonesia "Allah, berilah keselamatan pada saya dan orang-orang saleh. Allah , berilah keselamatan pada Muhamad dan keluarganya". Hingga saat ini tak ada seorang pengikut Muhamad SAW memujanya kecuali pada Allah SWT.

Ada seorang anak ingin telur rebus, ketika ada seorang penjual telur lewat dengan beberapa telur rebus yang semuanya enak. Anak itu ingin telur itu semua, kemudian orang tua itu bilang pada anaknya telur yang bagus dan enak ini, sedang telur yang lain itu tidak enak lantaran orang tua itu hanya mampu membeli sebutir telur dan anaknya merengek agar dibelikan semua telur. Banyak orang di luar Islam memandang  Islam semacam itu, sebagai umat Islam jangan seperti itu. Islam mengajarkan untuk bersikap baik pada seliruh rosul/nabi Allah SWT.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun