Padahal membacakan buku cerita pada anak ini memiliki banyak manfaat untuk tumbuh kembang dan kecerdasan anak yaitu antara lain; melatih daya ingat, mengembangkan imajinasi, mengenalkan hal-hal baru, meningkatkan kemampuan berbahasa dan akan meningkatkan minat baca anak. Membacakan buku atau cerita bisa disesuaikan juga dengan kondisi, minta dan usia anak.
- Membuat jadwal membaca bersama
Secara psikologis anak sangat butuh kehangatan orang tua. Selain untuk melatih literasi anak, Â kegiatan ini juga bisa menjadi pembangun bonding dengan anak. Terutama seorang ayah yang cenderung lebih sedikit waktunya di rumah. Terutama pada masa-masa libur sekolah atau akhir pekan. Kegiatan ini juga bisa diselingi dengan saling tukar informasi yang didapat dalam membaca. Jadi anak juga tidak kecanduan gadget dan game.
- Melakukan permainan edukatif, seperti scrabble, teka-teki, monopoli, ABC 5 Dasar
Permainan ini juga akan melatih daya pikir kritis dan strategi anak bahkan mendorong anak untuk selalu mencoba dan bertanya.  Jika ini terus dikembangakan anak akan tumbuh  menajdi pribadi yang kritis.
- Menulis surat kepada teman atau keluarga
Dampak negatif teknologi yang semakin berkembang, terutama handphone dan gadget, kemampuan menulis dan tata bahasa anak juga semakin menurun. Dengan aktivitas dankebiasaan menulis surat kepada teman atau keluarga dapat meningkatkan daya literasi anak. Selain itu, menulis surat kepada keluarga dan teman akan membuat anak memiliki relasi sosial yang baik. Kebiasaan mengungkapkan perasaan dalam bentuk surat akan membuat anak juga semakin kuat dalam menulis dan berbahasa.
- Menuliskan kejadian-kejadian menarik yang dialami keluarga
Hal ini bisamenjadi poin penting untuk mendorong anak mampu mensyukuri kondisi keluarganya sehingga menjadi pribadi yang kuat. Daya literasi dan ingat anak juga akan semakin bertumbuh dengan baik dengan menulis. Bahkan menstimulus anak untuk berpikir kritis atas kejadian-kejadian yang ada di keluarga. Mungkin dengan menuliskan cerita perjalanan pulang kampung, mudik ke tempat nenek atau pesta pernihakan saudara dan lain sebagainya.
- Membuat perpustakaan keluarga dengan berbagai koleksi bacaan: buku, majalah,koran, komik.Â
Membuat pojok baca seperti ini juga sangat baik dalam mendorong anak untuk berliterasi. Namun, perlu pengawasan orang tua dan selektif atas majalah atau komik tertentu yang akan dibaca anak. Supaya anak tidak terpapar pornografi dan radikalisme. Jika ada pertanyaan anak, orangtua perlu bijak menjawab dan  membahasakannya sesuai dengan umurnya.
- Menceritakan sejarah atau memori keluarga
Salah satu momen yang penulis sukai waktu kecil dalam keluarga adalah sesi bercerita. Ketika kakek menceritakan sejarah dan memori keluarga. Ketangguhannya mencari ikan di danau membuat diri semakin bersemangat untuk belajar.  Keberhasilan atau kepahitan keluarga perlu diceritakan dengan seimbang supaya anak semakin tahu diri dan mampu membangun dirinya semakin lebih  baik.
- Tamasya baca keluarga ke perpustakaan, taman bacaan, atau pameran buku
Jika keluaga anda bertamasya atau mengisi liburan keluarga seringnya ke mall atau pusat perbelanjaan, makan/minum dan bermain game. Sebaiknya boleh diganti sekali-kali ke perpustakaan umum, toko buku atau taman kota tempat ,membaca. Hal ini secara tak langsung akan menolong anak supaya semakin tumbuh minatnya dalam membaca dan berliterasi.
- Memberikan buku sebagai hadiah
Berhentilah memberikan hadiah berupa gadget taua HP untuk anak. Hal itu hanya akan membuat sang anak semakin malas belajar dan membaca apalagikalau orangtua kurang dalam pengawasan.
Berdasarkan pengalaman penulis sebagai seorang guru yang mendengarkan keseksian beberapa orang tua siswa, setiap orangtua yang memberikan handphone kepada anaknya menyebakan  semangat belajar dan prestasinya menurun. Bahkan ada yang kecanduan game dan pornografi karena kurangnya pengawasan dari orang tua.
Untuk memajukan kemampuan literasi masyarakat Indonesia secara nasional, peran keluarga sangat sentral dan strategis. Keluarga, sekolah dan masyarakat harus saling bersinergi dan bahu-membahu dengan pemerintah. Tanpa melakukan upaya perbaikan terhadap tingkat literasi akan sangat sulit bagi Indonesia untuk dapat menurunkan angka kemiskinan dan menurunkan tingkat kesenjangan di masyarakat.