Pesan Indah dari Harapan yang Terpenjara
Berdiri tegak di tepi jalan sana
Jalan yang terjal dan berduri
Menyusuri setapak yang tak dapat dilacak
Melewati momen-momen dengan tatapan hampa
Dengan harapan yang terpenjara
Saat kebenaran dan keadilan ditindas oleh keserakahan
yang haus akan harta, kekuasaan dan pengakuan dari orang lain
Begitu membelunggu dan menguasai bangsa dan negeri ku
Tak hanya di gedung besar dan megah
Tempat para petinggi negara ini
Tapi juga menjalar dan menyentuh sampai ke bagian kecil
hampir setiap sisi dan aspek
Mengukir seuntai profil dalam neg'ri ku...
Arsiran halus memoles kejujuran hingga tampak samar-samar
ketika orang lemah, orang miskin dan tertindas pun
di jadikan proyek dan bisnis
oleh orang-orang pintar yang tak bertanggung jawab dan egois
dijadikan sarana untuk mempertontonkan kebaikan
oleh orang-orang kaya sombong yang berbagi dari gemerlapnya harta yang melimpah
tanpa kerinduan untuk membangun bangsa ini
tanpa kasih yang tulus
berdiri di tepi jalan sana
menutup wajah lusuh dengan tangan yang kosong
terselubung di dalam hati yang merana
yang nyaris pecah dengan jeritan tangis yang tak dapat ditahan
mengayunkan langkah menyusuri jalan yang terjal dan berduri
jangan hancurkan harapan bangsa ini
selamatkan anak-anak bangsa tanpa diskriminasi
jadikan mereka generasi yang akan membawa pembaharuan
sampai masa muda beserta penglihatannya sirna
sampai usia dan hasratnya telah menulis
pesan indah di negeri ini
Biarlah keadilan bergulung-gulung seperti air
Dan kebenaran seperti sungai yang selalu mengalir
Damai dan sejahteralah bangsa dan negeri ku..!
By: Veronica Ida Tampubolon
Mahasiswa pendidikan PPKN 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H