Sang mentari mulai bergerak dan melirik, dari sudut timur desa
Cahayanya menghangatkan kulitku
Pagi itu sejuk sekali,
Angin berhembus dengan sepoi-sepoi
Membuat tubuh pohon kelapa di belakang rumah si "Tulang" saling bergoyang,
Daun-daunnya juga saling melambai, seolah menyapaku dan warga desa
Pohon-pohon  mangga yang sedang berbunga turut membuat keindahan,
Kadang di ranting, dahan pohon  itu, ada "si bigo ambaroba"
si kuning yang molek itu sedang kejar-kejaran dengan pasanganya
Mereka menikmati pagi ini dengan keceriaan, dan kebersamaan
Sesekali burung-burung itu terbang dari tatapanku, bersahut- sahutan dan kembali lagi
Suasana itu semakin hangat dan kembali tenang
Sebelah barat, membentang indahnya sawah yang sedang menghijau
Dari kejauhan, tampak orang-orang berjalan berbaris di belahan sawah
mungkin "inang-inang" desa, yang sedang mengairi padinya...
Sebelah utara, panorama alam danau toba paling mempesona dimataku
Bukit-bukit hijau itu, mengelilinginya, seolah membendung agar airnya didalamya tak tumpah
Sebuah titik kecil, tampak di tengah-tengah danau itu
Mungkin, nelayan yang sedang menarik jaringnya
Berharap pora-pora yang akan dibawanya ke rumah
tiba-tiba,
senyuman yang sangat menawan menyapaku
"ngopi, "Â sahutnya dengan lembut dan sedikit malu-malu
Segelas kopi sudah mendarat di sampingku
"nikmat", kopi buatan paribanku yang cantik dan ramah itu "si boru purba"
Membuat hari itu semakin aku bersemangat
...
Kopi itu membuatku selalu rindu untuk kesana
Atau , senyuman itu yang sedang kurindukan
Tapi aku sangat rindu ke danau itu, berenang, menyelaminya dan
duduk di tepiannya bersama paribanku
Aku harus kesana, "Desa bakara"
Memanjakan mata dari kejenuhan kota ini
Pekanbaru, 12 Mei 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H