Mohon tunggu...
Jawani Eka Pyansahcilia
Jawani Eka Pyansahcilia Mohon Tunggu... Administrasi - Resensor Pemula

Seorang statistisi yang terjebak di dunia akuntansi, mencoba lari sejenak menjadi peresensi

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Resensi Novel] Senandung Bisu Seorang Rahim

19 November 2018   00:45 Diperbarui: 19 November 2018   01:13 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Disisi lain dari inti kisah novel Senandung Bisu, novel ini memberikan kita -khususnya aku- wawasan baru mengenai wayang kulit. Om Aguk Irawan menjelaskan secara rinci segala sesuatu yang berkaitan dengan wayang kulit. Namun sangat disayangkan, bahasa yang digunakan dalam cerita wayang kulit adalah bahasa jawa tanpa terjemahan ke bahasa indonesia. Sepertinya tidak semua pembaca yang paham makna dari cerita wayang kulit yang ditulis dalam novel ini. Mungkin, harapan untuk karya kedepannya bisa ditambahkan terjemahan bahasa jawa (jika ada) ke bahasa indonesia agar kami yang tidak mengerti bahasa jawa paham dan sekaligus sebagai media belajar bahasa jawa juga.

Secara keseluruhan, alur cerita yang dikembangkan sangat mengalir. Cerita dalam novel ini dilihat dari sudut pandang orang ketiga yang serba tahu. Penulis bertindak sebagai kyai Na'im karena alur cerita dilihat dari ingatan kyai Na'im. Hanya saja ending ceritanya agak kurang greget ketika sudah sampai ke penghujung cerita. Padahal di pertengahan cerita sudah cukup berhasil membuat penasaran dengan apa yang terjadi selanjutnya karena banyak hal yang tak terduga. Ending cerita novel ini menurutku biasa aja, tapi lumayan cukup mengena untuk pembelajaran bagi kita semua.

Novel ini cocok untuk orang yang bersiap untuk menikah dan juga bagi orang yang sudah menikah. Banyak nasehat, pepatah dan kalimat bijak dalam novel ini yang bisa dijadikan pelajaran dalam memahami bagaimana menjalani kehidupan berumah tangga, seperti mengatur ekonomi keluarga, memberikan kasih sayang dengan adil kepada anak-anak, kesabaran menghadapi ujian yang pasti menghampiri dalam rumah tangga, menangani tetangga yang sering menggunjing kita dengan cara yang santun, dan sebagainya.

"Orang bilang: Buah jatuh tak akan jauh dari pohonnya. Tetapi orang lupa bahwa ada angin, ada kekuatan alam, ada faktor-faktor lain, yang bisa membuat buah melayang jatuh tetapi jauh dari pohonnya!" (hlm.189)

Selamat Membaca ^_^

***

Judul                           : Senandung Bisu

Penulis                       : Aguk Irawan MN

Editor                         : Indriani Grantika

Cover                          : Resoluzy

Penerbit                    : Republika Penerbit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun