Tanpamu, malam berubah kelam tanpa akhir,
Bintang-bintang enggan bersinar di angkasa sepi,
Hanya bayangmu yang samar, hadir lalu mengabur,
Meninggalkan bekas di jejak sunyi yang sunyi.
Hampa menggelayut, memelukku erat tak lepas,
Seperti angin dingin yang datang tanpa suara,
Mengisi relung hati yang tak lagi terasa luas,
Saat kenanganmu meranggas dalam fana yang fana.
Aku menatap langit, mencari wajahmu yang hilang,
Di balik pekat awan yang enggan berpaling,
Namun yang kutemui hanyalah kabut meradang,
Mengaburkan harap yang kian redup dan asing.
Sepi ini begitu dalam, menghunjam palung jiwa,
Mengalir bersama desir angin yang tak bersuara,
Malam tanpamu, bagai puisi tanpa makna,
Terasa kosong, kehilangan rasa dan cahaya.
Waktu berderap namun enggan membawa tenang,
Hanya mengukir luka pada sayap asa yang patah,
Tanpamu, malam ini hanya bayang-bayang,
Menjeratku dalam duka yang tak kunjung lelah.
Aku pun bertanya pada gelap yang membisu,
Mungkinkah esok akan memulangkan dirimu?
Atau selamanya kau hanya hadir dalam rindu,
Menyisakan malam yang tak lagi bermuara ke temu?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI