Lokiarchaea adalah kelompok mikroba yang ditemukan di lingkungan ekstrim dekat ventilasi hidrotermal di dasar laut. Penemuan mereka menjadi terobosan besar dalam bidang mikrobiologi dan evolusi karena mereka dianggap sebagai potensi penghubung antara bentuk kehidupan sederhana (prokariotik) dan kompleks (eukariotik).Â
 Penemuan dan Signifikansi
Lokiarchaea pertama kali ditemukan pada tahun 2010 oleh tim peneliti dari Swedia dan Jepang di ventilasi hidrotermal yang terletak di Laut Arktik, di wilayah yang dikenal sebagai "Kastil Loki". Nama Lokiarchaea diambil dari Loki, dewa Norse yang dikenal karena kemampuannya berubah bentuk, yang menggambarkan sifat unik mikroba ini dalam evolusi kehidupan.
 Karakteristik Lokiarchaea
Lokiarchaea adalah bagian dari superfilum Asgard archaea, yang juga mencakup mikroba lain seperti Thorarchaeota, Odinarchaeota, dan Heimdallarchaeota. Mikroba ini menunjukkan karakteristik yang unik dan kompleks yang tidak biasa ditemukan pada archaea lainnya:
1. Genom Kompleks: Lokiarchaea memiliki genom yang mengandung banyak gen yang sebelumnya hanya ditemukan pada eukariota. Gen-gen ini terkait dengan struktur sel, pengangkutan molekul, dan pengaturan membran sel, yang semuanya penting untuk fungsi seluler kompleks.
2. Struktur dan Fungsi: Lokiarchaea menunjukkan adanya struktur intraseluler yang lebih kompleks dibandingkan dengan archaea lainnya, yang mendekati beberapa fitur dasar dari sel eukariotik.
 Implikasi untuk Evolusi Kehidupan
Penemuan Lokiarchaea memiliki implikasi besar untuk memahami evolusi kehidupan di Bumi. Mikroba ini mungkin merupakan bentuk transisi antara prokariota (seperti bakteri dan archaea sederhana) dan eukariota (organisme dengan sel kompleks yang memiliki nukleus, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia). Berikut beberapa poin penting:
1. Teori Endosimbiosis: Temuan ini mendukung teori endosimbiosis, yang menyatakan bahwa sel eukariotik pertama muncul dari interaksi simbiotik antara archaea dan bakteri. Lokiarchaea mungkin merupakan nenek moyang dari arkea yang menjalin hubungan simbiotik dengan bakteri untuk membentuk sel eukariotik.
2. Kompleksitas Sel: Adanya gen-gen eukariotik dalam Lokiarchaea menunjukkan bahwa beberapa kompleksitas seluler yang diasosiasikan dengan eukariota mungkin telah ada pada nenek moyang bersama dari archaea dan eukariota.
 Lingkungan Ekstrim dan Adaptasi
Lokiarchaea ditemukan di lingkungan yang sangat ekstrem, yaitu di dekat ventilasi hidrotermal di dasar laut. Ventilasi ini mengeluarkan air yang sangat panas dan kaya akan mineral, menciptakan lingkungan yang keras namun kaya nutrisi. Adaptasi Lokiarchaea untuk hidup di lingkungan ini menunjukkan kemampuan luar biasa mikroba untuk bertahan dan berkembang dalam kondisi yang ekstrem.
 Penelitian Berkelanjutan
Penemuan Lokiarchaea membuka banyak jalan baru untuk penelitian. Ilmuwan terus menggali genom mereka untuk memahami lebih lanjut tentang gen-gen yang mereka miliki dan bagaimana gen-gen ini berfungsi. Selain itu, penelitian tentang bagaimana Lokiarchaea berinteraksi dengan mikroba lain di lingkungan ekstrem ini dapat memberikan wawasan tentang ekologi mikroba dan evolusi kehidupan kompleks.
 Penutup
Lokiarchaea, dengan sifatnya yang unik dan kompleks, menjadi kunci penting dalam teka-teki evolusi kehidupan di Bumi. Mereka memberikan bukti kuat tentang hubungan antara kehidupan sederhana dan kompleks, memperkaya pemahaman kita tentang asal-usul dan evolusi eukariota. Dengan penelitian lebih lanjut, Lokiarchaea dapat membantu kita mengungkap lebih banyak misteri tentang bagaimana kehidupan berkembang dari bentuk-bentuk sederhana menjadi keragaman kompleks yang kita lihat hari ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H