Hari itu, Maya terbangun dengan perasaan aneh. Pagi di kampung kecilnya terasa berbeda---angin berbisik lebih lembut, dan sinar matahari terasa lebih hangat di kulitnya. Setelah menyelesaikan rutinitas paginya, Maya memutuskan untuk berjalan-jalan ke hutan di pinggir desa, tempat ia sering menghabiskan waktu bermain sejak kecil.
Hutan itu selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi Maya. Pepohonan tinggi dengan daun-daun lebat memberikan keteduhan, sementara suara burung-burung dan hewan-hewan kecil menambah keindahan alam yang menenangkan hatinya. Namun, hari itu, ada sesuatu yang berbeda. Seolah-olah hutan menyimpan rahasia yang siap untuk diungkapkan.
Saat melangkah lebih dalam ke hutan, Maya menemukan sebuah jalan setapak yang belum pernah dilihatnya sebelumnya. Penuh rasa ingin tahu, dia memutuskan untuk mengikutinya. Jalan setapak itu dipenuhi bunga-bunga liar berwarna-warni dan berujung di sebuah pintu gerbang besar yang terbuat dari kayu dan tertutup lumut.
Dengan hati-hati, Maya membuka pintu gerbang itu. Di baliknya, ia menemukan pemandangan yang luar biasa---sebuah negeri yang indah dengan langit berwarna ungu dan hijau, serta awan-awan yang berkilauan seperti kristal. Tanahnya dipenuhi dengan bunga-bunga yang bersinar, dan sungai-sungai mengalir dengan air berwarna emas. Ini adalah Negeri Ajaib.
Maya berjalan melintasi padang rumput yang luas dan penuh bunga, merasa seperti berada dalam mimpi. Dia bertemu dengan makhluk-makhluk aneh dan menakjubkan---peri-peri kecil yang terbang dengan sayap berkilauan, kelinci-kelinci besar yang bisa berbicara, dan pohon-pohon yang dapat bergerak dan berbicara. Setiap langkah membawa Maya lebih jauh ke dalam keajaiban negeri ini.
Ketika matahari mulai terbenam, langit berubah menjadi lautan bintang yang berkilauan. Maya melihat sebuah istana besar di kejauhan, terbuat dari kristal dan cahaya. Terpesona oleh keindahannya, dia memutuskan untuk mendekat.
Di gerbang istana, Maya disambut oleh seorang peri cantik bernama Elara. "Selamat datang di Istana Cahaya," kata Elara dengan senyum hangat. "Aku adalah penjaga istana ini. Apa yang membawamu ke Negeri Ajaib, Maya?"
Maya terkejut bahwa Elara mengetahui namanya. "Aku hanya mengikuti rasa ingin tahuku dan menemukan tempat ini. Ini luar biasa! Tapi bagaimana Anda tahu nama saya?"
Elara tersenyum lagi. "Di negeri ini, kami mengetahui banyak hal. Dan kami tahu bahwa kamu adalah seseorang yang istimewa. Ikuti aku, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu."
Maya mengikuti Elara melewati lorong-lorong istana yang berkilauan. Mereka tiba di sebuah ruangan besar dengan takhta yang terbuat dari cahaya murni. Di atas takhta itu duduk seorang raja tampan dengan mahkota yang memancarkan cahaya pelangi.
"Selamat datang, Maya," kata Raja dengan suara lembut namun penuh wibawa. "Aku adalah Raja Arion. Sudah lama kami menunggu kedatanganmu."