"Andi telah memberikanku kehidupan," suara itu menggaung, "Dan sekarang, aku akan mengambil apa yang menjadi milikku."
Dengan kekuatan yang tidak manusiawi, Andi---atau apa pun yang menguasai dirinya---mulai menyerang penduduk desa. Malam itu berubah menjadi malam penuh teror dan darah. Penduduk desa berlari menyelamatkan diri, namun beberapa tidak beruntung. Senyum di balik topeng itu menjadi mimpi buruk yang nyata.
Ketika fajar tiba, desa itu hening. Andi ditemukan tergeletak di tengah alun-alun desa, topeng itu masih menempel di wajahnya. Namun, wajah di balik topeng itu tidak lagi milik Andi. Penduduk desa yang tersisa hanya bisa melihat dengan ngeri, menyadari bahwa topeng itu telah menyatu dengan kulitnya, senyum itu kini selamanya terpahat di wajahnya.
Legenda tentang senyum di balik topeng itu pun menjadi semakin menakutkan. Desa itu perlahan-lahan ditinggalkan, menjadi tempat yang dikeramatkan dan dihantui oleh suara tawa yang tidak pernah berhenti. Topeng itu, dengan senyum mengerikannya, tetap menjadi saksi bisu dari kengerian yang tidak akan pernah terlupakan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI