Mohon tunggu...
Penulis Senja
Penulis Senja Mohon Tunggu... Guru - Guru Honorer

Selamat Datang di Konten Blog saya, semoga dapat menghibur dan menginspirasi kalian semua. Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar untuk request cerpen, puisi, artikel atau yang lainnya. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Lilin yang Tak Padam

28 Mei 2024   18:18 Diperbarui: 28 Mei 2024   18:59 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di sebuah desa kecil yang tersembunyi di lembah pegunungan, terdapat sebuah legenda tentang lilin ajaib yang tak pernah padam. Lilin itu konon menyimpan kekuatan luar biasa dan hanya akan ditemukan oleh hati yang murni. Banyak yang telah mencoba mencari lilin tersebut, tetapi semuanya gagal, hingga legenda itu perlahan-lahan menjadi dongeng belaka.

Namun, bagi seorang gadis muda bernama Clara, legenda itu adalah sesuatu yang nyata dan penuh harapan. Clara adalah seorang yatim piatu yang tinggal di panti asuhan desa. Ia selalu mendengar cerita tentang lilin ajaib dari pengasuhnya setiap malam sebelum tidur. Clara percaya bahwa lilin itu ada dan suatu hari ia akan menemukannya.

Pada suatu malam yang dingin, Clara memutuskan untuk memulai pencariannya. Dengan keberanian yang membara di dalam hatinya, ia meninggalkan panti asuhan dan berjalan menuju hutan di tepi desa, tempat yang diyakini sebagai tempat tersembunyinya lilin ajaib. Hutan itu gelap dan penuh misteri, tetapi Clara melangkah tanpa ragu.

Di dalam hutan, Clara bertemu dengan berbagai makhluk aneh dan tantangan. Ia harus menghadapi serigala bayangan yang ganas dan melintasi jembatan rapuh di atas sungai yang deras. Namun, setiap kali ia merasa putus asa, cahaya rembulan seolah memberi petunjuk dan semangat baru padanya.

Setelah berhari-hari menjelajahi hutan, Clara tiba di sebuah gua tua yang tersembunyi di balik air terjun. Dengan hati-hati, ia masuk ke dalam gua itu dan menemukan sebuah altar batu kuno di tengahnya. Di atas altar tersebut, terdapat sebuah lilin kecil yang menyala dengan api yang tenang dan hangat.

Clara mendekati lilin itu dengan hati-hati. Saat ia menyentuh lilin tersebut, api lilin itu berpendar lebih terang, seolah-olah merespons kehadirannya. Tiba-tiba, sosok seorang wanita tua dengan wajah penuh kebijaksanaan muncul dari balik bayangan.

"Selamat datang, Clara," kata wanita tua itu dengan suara lembut. "Aku adalah penjaga lilin ini. Hanya hati yang murni dan penuh harapan yang bisa menemukan lilin ajaib ini. Engkau telah membuktikan dirimu layak."

Clara terkejut dan kagum. "Apakah benar lilin ini tak pernah padam?" tanyanya dengan penuh harap.

Wanita tua itu tersenyum dan mengangguk. "Lilin ini melambangkan harapan yang tak pernah padam. Selama engkau menyimpannya dengan hati yang tulus, api lilin ini akan terus menyala, memberikan cahaya dan kekuatan di saat-saat tergelap sekalipun."

Dengan penuh rasa syukur, Clara mengambil lilin tersebut dan kembali ke desanya. Lilin ajaib itu menjadi simbol harapan bagi seluruh penduduk desa. Setiap kali ada yang merasa putus asa atau sedih, Clara akan membawa lilin itu untuk memberi semangat dan harapan baru.

Seiring berjalannya waktu, desa itu menjadi tempat yang penuh dengan keajaiban dan kebahagiaan. Lilin yang tak pernah padam terus menyala, mengingatkan semua orang bahwa harapan selalu ada, meskipun dalam kegelapan yang paling pekat sekalipun.

Dan begitulah, Clara dan lilin ajaibnya hidup dalam harmoni, membawa cahaya dan harapan bagi semua orang. Legenda tentang lilin yang tak padam pun menjadi kenyataan, dan kisahnya diceritakan dari generasi ke generasi, mengajarkan bahwa dengan hati yang murni dan penuh harapan, tidak ada yang tidak mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun