Mohon tunggu...
Penulis Senja
Penulis Senja Mohon Tunggu... Guru - Guru Honorer

Selamat Datang di Konten Blog saya, semoga dapat menghibur dan menginspirasi kalian semua. Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar untuk request cerpen, puisi, artikel atau yang lainnya. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Berlian di Pasar Malam

27 Mei 2024   23:05 Diperbarui: 27 Mei 2024   23:39 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lisa membayar dan mengenakan kalung itu. Dia melanjutkan perjalanannya keliling pasar malam, menikmati wahana dan permainan. Namun, semakin larut malam, dia mulai merasa ada sesuatu yang aneh. Suhu udara tiba-tiba menjadi dingin, dan dia merasakan kehadiran seseorang yang mengamatinya.

Tiba-tiba, di antara kerumunan, dia melihat sosok seorang pria dengan pakaian gaya klasik abad ke-19. Pria itu tampak tidak biasa, tidak seperti pengunjung lainnya. Dia berjalan perlahan mendekati Lisa dan berhenti tepat di depannya.

"Apakah Anda yang memegang kalung itu?" tanya pria itu dengan suara tenang namun dingin.

Lisa terdiam sejenak, terkejut dan bingung. "Ya, saya yang memakainya."

Pria itu tersenyum samar. "Kalung itu milik saya. Saya mencarinya selama bertahun-tahun."

Lisa merasakan bulu kuduknya berdiri. "Apakah Anda... bangsawan yang hilang itu?"

Pria itu mengangguk perlahan. "Ya, saya adalah bangsawan tersebut. Saya terjebak antara dunia ini dan dunia lain karena kutukan. Hanya dengan menemukan kalung ini saya bisa bebas."

Lisa merasa takut namun juga iba. "Apa yang harus saya lakukan?"

"Saya butuh Anda untuk mengembalikan kalung ini ke tempat asalnya, di rumah tua di ujung pasar malam ini. Setelah itu, saya akan bisa beristirahat dengan tenang," kata pria itu dengan suara yang mulai terdengar putus asa.

Dengan hati-hati, Lisa mengikuti arahan pria itu. Dia berjalan ke rumah tua yang dimaksud, bangunan yang sudah lapuk dan hampir runtuh. Dengan perasaan cemas, dia memasuki rumah tersebut dan menemukan sebuah kotak kayu kecil di sudut ruangan. Dia meletakkan kalung itu di dalam kotak, dan seketika, dia merasakan angin dingin berhembus kencang, kemudian menghilang.

Pria itu muncul kembali, kini dengan senyum lega. "Terima kasih, Nona. Kini saya bisa beristirahat dengan tenang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun