Mohon tunggu...
Penulis Senja
Penulis Senja Mohon Tunggu... Guru - Guru Honorer

Selamat Datang di Konten Blog saya, semoga dapat menghibur dan menginspirasi kalian semua. Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar untuk request cerpen, puisi, artikel atau yang lainnya. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Balik Kepintaran

21 Mei 2024   06:13 Diperbarui: 21 Mei 2024   06:31 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah sekolah menengah atas di kota kecil, terdapat seorang siswa yang dikenal karena kecerdasannya. Namanya adalah Dimas. Ia selalu menempati peringkat teratas di kelas, memenangkan berbagai kompetisi akademis, dan menjadi kebanggaan sekolahnya. Namun, di balik kepintarannya, Dimas menyimpan sebuah rahasia besar yang tidak diketahui oleh teman-temannya.

Dimas berasal dari keluarga sederhana. Ayahnya seorang tukang becak, sementara ibunya bekerja sebagai buruh cuci. Keterbatasan ekonomi membuat hidup mereka serba kekurangan. Namun, Dimas tidak pernah menyerah pada keadaan. Ia belajar dengan tekun, memanfaatkan setiap kesempatan untuk menambah ilmu. Setiap malam, ia menghabiskan waktu di bawah cahaya lampu minyak, membaca buku-buku pinjaman dari perpustakaan sekolah.

Suatu hari, sekolah mengadakan sebuah olimpiade sains tingkat nasional. Dimas terpilih sebagai perwakilan sekolah karena prestasinya yang gemilang. Namun, untuk mengikuti olimpiade ini, Dimas harus pergi ke ibu kota, yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dimas merasa bimbang, karena ia tahu bahwa keluarganya tidak mampu membiayai perjalanannya.

Melihat kebimbangan Dimas, teman sekelasnya, Rina, yang diam-diam selalu mengagumi kegigihan Dimas, memberanikan diri untuk berbicara dengannya. 

"Dimas, aku dengar kamu terpilih untuk olimpiade sains nasional. Itu luar biasa!" kata Rina dengan penuh semangat.

"Terima kasih, Rina. Tapi aku tidak tahu apakah aku bisa pergi. Biayanya terlalu besar," jawab Dimas dengan nada sedih.

Rina menatap Dimas dengan penuh tekad. "Kamu harus ikut, Dimas. Ini kesempatan besar untukmu. Kita semua akan mendukungmu."

Rina pun berinisiatif mengumpulkan teman-teman dan guru-guru untuk membantu menggalang dana bagi Dimas. Mereka mengadakan bazar, menjual makanan, dan mengumpulkan sumbangan dari warga sekitar. Usaha mereka tidak sia-sia. Dana yang terkumpul cukup untuk membiayai perjalanan dan akomodasi Dimas di ibu kota.

Dengan dukungan dari teman-teman dan guru-gurunya, Dimas berangkat ke ibu kota. Di sana, ia bersaing dengan siswa-siswa terbaik dari seluruh negeri. Meski sempat merasa gugup, Dimas mengingat perjuangan teman-temannya dan keluarga yang selalu mendukungnya. Ia pun berusaha memberikan yang terbaik.

Hari pengumuman tiba. Dimas berdiri di antara para peserta lainnya, menunggu dengan penuh harap. Ketika namanya disebut sebagai pemenang utama olimpiade sains nasional, ia hampir tidak percaya. Sorak sorai teman-temannya yang ikut hadir menggema di ruangan itu.

Sekembalinya ke desa, Dimas disambut dengan meriah oleh seluruh warga. Mereka bangga dan terharu melihat pencapaian Dimas. Namun, kebahagiaan terbesar datang dari orang tua Dimas, yang tidak bisa menahan air mata kebanggaan.

"Dimas, kamu telah membuktikan bahwa kemiskinan bukanlah halangan untuk meraih mimpi," kata ayahnya dengan suara bergetar.

Dimas memeluk ayahnya dengan erat. "Ayah, ibu, ini semua berkat doa dan dukungan kalian. Aku akan terus belajar dan berusaha untuk membanggakan kalian."

Kisah Dimas menjadi inspirasi bagi banyak orang di desa itu. Ia menunjukkan bahwa dengan tekad, kerja keras, dan dukungan dari orang-orang terdekat, segala rintangan bisa diatasi. Dimas tidak hanya membuktikan kepintarannya dalam akademis, tetapi juga keberanian dan ketulusan hatinya.

Setiap kali Dimas berbicara di depan teman-temannya, ia selalu menyampaikan pesan yang sama: "Jangan pernah menyerah pada mimpi kalian. Keadaan tidak menentukan masa depan kita. Yang menentukan adalah usaha, doa, dan keyakinan kita sendiri."

Kisah Dimas mengajarkan bahwa di balik setiap keberhasilan, ada perjuangan dan pengorbanan yang tidak terlihat. Dan di balik setiap kesulitan, selalu ada harapan dan jalan keluar yang bisa ditemukan dengan tekad dan kerja keras.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun