Mohon tunggu...
Penulis Senja
Penulis Senja Mohon Tunggu... Guru - Guru Honorer

Selamat Datang di Konten Blog saya, semoga dapat menghibur dan menginspirasi kalian semua. Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar untuk request cerpen, puisi, artikel atau yang lainnya. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pagi yang Mengikat Janji

20 Mei 2024   05:36 Diperbarui: 20 Mei 2024   05:54 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi itu, matahari baru saja terbit, memancarkan sinar lembut yang menyusup melalui jendela kamar Alia. Suara kicauan burung terdengar merdu, menandakan awal hari yang baru. Alia bangun dengan perasaan yang berbeda. Ada semangat yang berdenyut dalam dirinya, semangat yang berasal dari janji yang diikatkan pada sebuah pagi yang istimewa.

Di sudut kota kecil yang tenang, Alia tinggal bersama keluarganya. Dia dikenal sebagai gadis yang lembut, penuh semangat, dan selalu membawa keceriaan bagi orang-orang di sekitarnya. Namun, pagi ini dia merasa lebih istimewa karena hari ini adalah hari dimana dia akan bertemu dengan seseorang yang telah lama mengisi hatinya dengan rasa cinta yang mendalam.

Arga, seorang pria muda yang tinggal tidak jauh dari rumah Alia, adalah sosok yang selalu ada dalam pikirannya. Mereka bertemu pertama kali di sebuah taman kota saat Alia sedang membaca buku favoritnya di bangku taman. Arga yang kebetulan sedang berolahraga pagi, tanpa sengaja menabrak meja kecil di dekat Alia, membuat buku-buku berserakan. Dengan cepat, Arga meminta maaf dan membantu mengumpulkan buku-buku tersebut. Sejak saat itu, percakapan mereka mengalir, seperti air yang menemukan jalannya menuju lautan.

Setiap pagi, mereka sering bertemu di taman itu, berbicara tentang banyak hal: buku, mimpi, kehidupan, dan cinta. Dalam keheningan pagi, di bawah sinar matahari yang lembut, mereka menemukan kedamaian dan kebahagiaan dalam kebersamaan.

Pagi ini, Alia mengenakan gaun putih sederhana, rambutnya terurai lembut, dan senyum manis menghiasi wajahnya. Dia melangkah keluar rumah dengan hati yang berdebar. Hari ini, mereka akan bertemu di taman yang sama, tempat di mana semuanya bermula.

Saat Alia tiba di taman, Arga sudah menunggu di bangku yang biasa mereka duduki. Melihat kedatangan Alia, Arga berdiri dan tersenyum, senyum yang selalu membuat hati Alia bergetar.

"Selamat pagi, Alia," sapa Arga dengan lembut.

"Selamat pagi, Arga," balas Alia, merasakan hangatnya sinar matahari pagi yang menyentuh kulitnya.

Mereka duduk bersama, merasakan kehangatan pagi dan kebersamaan yang sudah menjadi bagian dari rutinitas mereka. Namun, pagi ini terasa berbeda. Ada sesuatu yang ingin disampaikan Arga, sesuatu yang mengalir dari hatinya.

"Alia, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan," kata Arga, suaranya sedikit bergetar.

Alia menatap Arga dengan penuh perhatian, menunggu kata-kata yang akan keluar dari bibirnya.

"Sejak pertama kali kita bertemu di taman ini, aku merasa ada sesuatu yang istimewa antara kita. Setiap pagi yang kita habiskan bersama membuatku semakin yakin bahwa kamu adalah bagian penting dalam hidupku. Alia, aku mencintaimu," ungkap Arga dengan tulus.

Hati Alia berdebar, kata-kata yang keluar dari mulut Arga adalah kata-kata yang dia tunggu-tunggu. "Arga, aku juga mencintaimu. Kamu selalu membuat pagi hariku lebih indah dan penuh makna," jawab Alia dengan mata berbinar.

Arga menggenggam tangan Alia dengan lembut. "Maukah kamu menjalani setiap pagi bersamaku, Alia? Aku ingin kita selalu bersama, menikmati setiap momen dalam hidup ini, dan saling mencintai dengan sepenuh hati."

Air mata kebahagiaan mengalir di pipi Alia. "Ya, Arga. Aku ingin menjalani setiap pagi bersamamu. Aku ingin kita saling mendukung, mencintai, dan membangun mimpi-mimpi kita bersama."

Di bawah sinar matahari pagi yang lembut, mereka saling berjanji untuk selalu bersama, menghadapi setiap tantangan dan menikmati setiap kebahagiaan yang datang. Pagi itu, di taman yang tenang, mereka mengikat janji cinta yang akan selalu menjadi bagian dari hidup mereka.

Pagi yang indah itu menjadi awal dari perjalanan cinta mereka yang penuh dengan kebahagiaan dan kehangatan. Setiap pagi berikutnya, mereka mengingat janji yang diikatkan di bawah sinar matahari pagi, janji untuk selalu bersama dan saling mencintai dengan sepenuh hati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun