Di sebuah desa yang damai, setiap hari Jumat selalu disambut dengan penuh suka cita oleh seluruh penduduk. Mereka menyebutnya "Jum'at Mubarokah" karena percaya bahwa hari ini penuh dengan berkah dan kesempatan untuk memperbaiki diri serta berbagi dengan sesama.
Salah satu keluarga yang sangat menghargai Jum'at Mubarokah adalah keluarga Pak Ahmad. Setiap Jumat pagi, Pak Ahmad, bersama istrinya Ibu Siti dan dua anak mereka, Aisyah dan Ali, bangun lebih awal dari biasanya. Mereka memulai hari dengan membersihkan rumah dan kemudian bersama-sama pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat Jumat.
Setelah pulang dari masjid, keluarga Pak Ahmad memiliki tradisi untuk berbagi makanan dengan tetangga dan orang-orang yang membutuhkan. Ibu Siti biasanya memasak hidangan spesial, seperti nasi kebuli dan ayam bakar, yang aromanya menggoda seluruh lingkungan. Aisyah dan Ali membantu menyiapkan makanan dan mengemasnya dalam kotak-kotak kecil.
"Anak-anak, ingatlah bahwa berbagi itu bagian dari ibadah. Setiap makanan yang kita berikan akan membawa kebahagiaan bagi orang lain dan menambah keberkahan bagi kita," kata Pak Ahmad sambil tersenyum kepada anak-anaknya.
Hari itu, Aisyah dan Ali membawa makanan ke rumah Pak Hamid, seorang tetangga yang sudah tua dan hidup sendiri. Pak Hamid sangat terharu menerima makanan dari keluarga Pak Ahmad. "Terima kasih banyak, Nak. Kalian benar-benar membawa kebahagiaan di hari Jumat ini," ucap Pak Hamid dengan mata berkaca-kaca.
Setelah berbagi makanan, Pak Ahmad mengajak keluarganya untuk melakukan kegiatan bermanfaat lainnya. Mereka membersihkan halaman masjid, membantu memperbaiki rumah warga yang rusak, dan mengunjungi orang-orang sakit untuk memberikan semangat.
Pada sore harinya, mereka berkumpul di ruang tamu untuk berbicara tentang nilai-nilai kebaikan dan pentingnya bersyukur. "Jum'at Mubarokah adalah waktu yang tepat untuk refleksi diri dan memperbaiki hubungan kita dengan Allah dan sesama manusia," kata Pak Ahmad.
Aisyah yang selalu penasaran bertanya, "Ayah, kenapa kita harus melakukan semua ini di hari Jumat?"
Pak Ahmad menjawab, "Karena hari Jumat adalah hari yang penuh berkah. Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa hari Jumat adalah hari terbaik dalam seminggu. Dengan melakukan kebaikan, kita berharap mendapatkan lebih banyak rahmat dan ridha dari Allah."
Kisah keluarga Pak Ahmad menjadi inspirasi bagi banyak warga desa. Tradisi Jum'at Mubarokah yang mereka lakukan mengajarkan nilai-nilai kebaikan, kepedulian, dan berbagi. Setiap Jumat, semakin banyak warga desa yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan kebaikan, sehingga desa tersebut menjadi lebih harmonis dan penuh dengan kasih sayang.
Melalui tindakan sederhana namun penuh makna, keluarga Pak Ahmad menunjukkan bahwa keberkahan hari Jumat tidak hanya dirasakan melalui ibadah, tetapi juga melalui tindakan nyata yang membawa kebaikan bagi orang lain. Mereka mengajarkan bahwa dalam setiap Jum'at Mubarokah, ada kesempatan untuk memperbaiki diri, mempererat silaturahmi, dan menebarkan kebaikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H