Dinding kelas, saksi bisu dari segala cerita, Â
Tempat di mana mimpi-mimpi muda mulai dibentuk, Â
Setiap goresan kapur adalah awal mula, Â
Dari pengetahuan yang tertuang dan bertumbuh.
Dinding kelas, penuh dengan tulisan dan coretan, Â
Pelajaran yang tak hanya datang dari buku, Â
Di sini, tawa dan tangis bercampur jadi satu, Â
Menjadi bagian dari hari-hari yang berlalu.
Poster-poster tergantung di sana, Â
Mengajarkan kita tentang dunia yang luas, Â
Foto-foto penuh kenangan terbingkai rapi, Â
Menjadi saksi perjalanan waktu yang tak bisa diulang.
Di dinding kelas, kita belajar tentang persahabatan, Â
Di balik meja-meja, kita saling berbagi rahasia, Â
Di setiap sudutnya, terekam canda dan tawa, Â
Dan semangat yang tak pernah padam, meski waktu terus berjalan.
Dinding ini mendengar setiap cerita, Â
Tentang guru yang menginspirasi dan teman yang setia, Â
Tentang cinta pertama yang penuh rasa malu, Â
Dan mimpi-mimpi besar yang dibisikkan diam-diam.
Ketika senja menjelang, dan kelas sepi, Â
Dinding ini tetap berdiri kokoh, Â
Menyimpan semua kenangan dengan setia, Â
Menjadi saksi abadi dari masa muda yang penuh warna.
Oh, dinding kelas, kau bukan sekadar batu dan cat, Â
Kau adalah penjaga memori, Â
Mengajarkan bahwa setiap awal punya akhir, Â
Dan setiap perpisahan adalah langkah menuju petualangan baru.
Di setiap sudutmu, ada jejak langkah kita, Â
Yang tak akan pernah pudar meski tahun berganti, Â
Karena di dalam hatimu, tertulis cerita-cerita, Â
Tentang masa-masa indah yang selalu dirindukan kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H