Mohon tunggu...
Penulis Senja
Penulis Senja Mohon Tunggu... Guru - Guru Honorer

Selamat Datang di Konten Blog saya, semoga dapat menghibur dan menginspirasi kalian semua. Silahkan tinggalkan jejak di kolom komentar untuk request cerpen, puisi, artikel atau yang lainnya. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menyembuhkan Luka dengan Caraku

12 Mei 2024   17:03 Diperbarui: 12 Mei 2024   17:35 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ditengah hiruk pikuk kota besar, Ana, seorang perawat muda, memutuskan untuk pindah ke desa kecil di lereng gunung setelah mengalami kegagalan yang menyakitkan dalam karirnya. Kejadian itu bukan hanya meninggalkan bekas pada hatinya, tetapi juga pada semangatnya untuk terus bekerja di rumah sakit besar.

Desa kecil yang dikelilingi oleh hutan pinus dan udara yang sejuk itu tampak sebagai tempat pelarian yang sempurna. Di sana, Ana menyewa sebuah rumah kayu kecil dan memutuskan untuk membuka klinik kecil untuk warga desa. Meski lingkungannya baru dan sederhana, Ana menemukan bahwa merawat orang lain memberinya jenis kesembuhan tersendiri.

Suatu pagi, saat kabut masih menyelimuti desa, seorang gadis kecil bernama Mira datang ke klinik dengan lutut yang terluka. Dia terjatuh saat bermain di tepi sungai. Mata Ana bersinar penuh empati saat melihat darah membasahi celana Mira. Dengan hati-hati, Ana membersihkan luka tersebut dan membalutnya dengan perban.

"Sakit ya?" tanya Ana sambil tersenyum.

Mira mengangguk, air mata menggenang di matanya. "Tapi Mama bilang, setiap luka membuat kita lebih kuat."

Ana tersenyum lebar. "Mama kamu benar. Dan tahu tidak? Sama seperti kamu yang datang ke sini untuk membalut lukamu, saya datang ke desa ini untuk menyembuhkan luka saya juga."

Mira melihat Ana dengan rasa ingin tahu. "Luka apa yang kamu miliki, Kak Ana?"

Ana mengambil napas dalam, berbagi ceritanya secara singkat. "Saya pernah membuat kesalahan besar di tempat kerja, dan itu membuat saya sangat sedih. Tetapi setiap hari, membantu kalian, penduduk desa, saya merasa luka itu perlahan-lahan sembuh."

Mira mendengarkan dengan seksama, dan ketika Ana selesai, dia berkata, "Jadi, membantu kami juga membantu kamu? Seperti simbiosis?"

"Benar sekali, Mira. Itu seperti simbiosis," kata Ana, kagum dengan kecerdasan gadis kecil itu.

Dengan lutut yang sudah dibalut, Mira berdiri, bersiap untuk pulang. "Terima kasih, Kak Ana. Saya akan berhati-hati, dan saya berharap luka kamu sembuh sepenuhnya."

Ana mengantar Mira ke pintu. "Terima kasih, Mira. Kedatanganmu hari ini sudah membuat saya merasa lebih baik."

Hari berganti hari, dan warga desa satu per satu datang ke klinik Ana, membawa bukan hanya luka fisik tapi juga cerita dan kehangatan yang semakin memperkuat Ana. Setiap hari adalah langkah kecil dalam perjalanan penyembuhan dirinya, mengingatkannya bahwa terkadang, menyembuhkan luka tidak hanya tentang obat dan perban, tapi juga tentang komunitas, pengertian, dan kasih sayang.

Di desa kecil itu, Ana tidak hanya menyembuhkan luka orang lain, tetapi juga menemukan obat untuk menyembuhkan luka di hatinya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun