Di antara riuhnya dunia, aku merenung, Â
Mengumpulkan sejuta kata rindu yang tercecer. Â
Setiap kata adalah cerminan dari hati yang terluka, Â
Mencari makna di balik rasa yang tak terungkap.
Rindu ini mengalir seperti sungai yang tak pernah kering, Â
Melintasi hutan belantara emosi yang tak terjamah, Â
Mengukir lembah dalam di hatiku yang sunyi, Â
Menyimpan gemuruh yang hanya bisa kudengar sendiri.
Kata-kata terhimpun, membentuk puisi tanpa akhir, Â
Setiap baris adalah napas, setiap bait adalah denyut nadi, Â
Memanggil namamu dalam bisikan lembut malam, Â
Berharap suara ini sampai ke telingamu yang jauh.
Di bawah taburan bintang, aku menyusun janji, Â
Setiap kata berkilauan, setiap kalimat adalah harapan, Â
Bahwa suatu saat, jarak ini akan menjadi cerita, Â
Dan kita akan membaca sejuta kata rindu ini, bersama.
Sementara aku menunggu, kata-kata terus mengalir, Â
Membangun jembatan dari hati ke hati, Â
Mengharapkan angin membawanya padamu, Â
Sebagai tanda bahwa aku akan selalu di sini, menunggu, Â
Dengan sejuta kata rindu yang tak pernah habis untukmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H