"Karena itu tugas cintaku," kata Ardi dengan nada serius namun mata yang berbinar.
Tiba-tiba hujan mulai turun, tipis namun cukup untuk membuat mereka berdua berlindung di bawah payung besar di dekat kafe pantai. "Lihat, bahkan langit menangis ketika kita berbicara tentang perpisahan," celetuk Ardi, sambil menatap langit yang kini dipenuhi awan kelabu.
"Mungkin itu adalah air mata kebahagiaan," sahut Rara. "Karena langit tahu, di ujung pelangi, selalu ada sesuatu yang indah menanti."
Ardi tertawa, "Dan kau berpikir pelangi itu adalah kita?"
"Ya," kata Rara dengan mantap. "Karena denganmu, setiap akhir adalah awal yang baru."
Di bawah hujan yang kian mereda, diiringi senja yang perlahan menutup hari, Rara dan Ardi berjanji, tak lagi takut pada halaman yang belum terbuka. Mereka akan menuliskannya bersama, dalam bahasa yang paling mereka mengerti: bahasa cinta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H