Seiring dengan kesuksesan "Fusion Brews" di Brew Classic, hubungan Ava dan Leo semakin mendalam. Pelanggan mulai memperhatikan dinamika hangat antara keduanya, dan suasana di kafe sering kali diwarnai dengan canda tawa mereka yang lembut dan pandangan-pandangan yang berarti. Di antara kegembiraan bisnis yang sedang berkembang, benih-benih romansa mulai bertunas.
Suatu sore yang hujan, ketika kafe sepi dan hanya ada beberapa pelanggan yang berlindung dari hujan, Leo memutuskan untuk mengeksplorasi perasaannya lebih dalam. Dia mengambil dua cangkir dari rak, menuangkan 'Cinnamon Spark'---salah satu dari "Fusion Brews" yang paling populer---dan menawarkan satu kepada Ava.
"Kamu tahu," mulai Leo, berusaha menyembunyikan gugupnya sambil menyesap kopi hangat, "Aku tidak pernah benar-benar berterima kasih kepada kamu karena telah membantu mewujudkan semua ini." Dia melambaikan tangan ke seluruh kafe yang telah mereka transformasikan bersama.
Ava tersenyum, matanya bertemu dengan mata Leo yang penuh arti. "Kita mengerjakan ini bersama, Leo. Tapi, ya, aku juga merasa sangat berterima kasih. Kamu bukan hanya mitra bisnis yang baik, kamu... kamu lebih dari itu."
Terdiam sejenak, keduanya hanya duduk menghirup kopi mereka, mendengarkan bunyi hujan yang mengetuk jendela kafe. Lingkaran kopi di meja di antara mereka seolah menjadi simbol dari momen-momen yang telah mereka bagi, setiap tetes melukis cerita mereka.
Leo menarik napas dalam, kemudian berkata, "Aku... aku sudah lama ingin mengatakan ini. Ava, aku..." Dia terhenti, mencari kata-kata yang tepat.
"Ya?" Ava mendorong, hatinya berdegup kencang, menduga apa yang mungkin ingin diungkapkan Leo.
"Aku menyukaimu, Ava. Lebih dari sekedar teman atau mitra bisnis. Aku tidak tahu bagaimana semuanya bisa seperti ini, tapi setiap hari bersamamu membuatku menyadari betapa pentingnya kamu bagiku," ujar Leo akhirnya, matanya tak beranjak dari Ava.
Ava menarik napas, tersenyum lembut, matanya berkilauan. "Aku juga merasakan hal yang sama, Leo. Aku hanya takut mengatakannya karena tidak ingin merusak apa yang kita miliki di sini, pekerjaan kita, persahabatan kita."
Menggenggam tangan Ava yang dingin, Leo tersenyum. "Kita sudah melewati banyak hal bersama, baik suka maupun duka. Aku rasa kita bisa melewati ini juga, Ava. Bersama."
Senyum Ava melebar. "Bersama," katanya, suaranya penuh harapan.