Mohon tunggu...
Ahmad Jawahir
Ahmad Jawahir Mohon Tunggu... Guru - Penulis Tanggung

Biasa saja sih....

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Genre Tulisan | Teknik Mendeskripsikan Objek Secara Umum

13 Juni 2020   13:18 Diperbarui: 13 Juni 2020   14:14 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Dalam ilmu bahasa terutama dari pandangan Systemic Functional Linguistics (SFL), tulisan deskriptif yang menggambarkan objek secara umum disebut report. Anderson dan Anderson (2003) menyebutnya laporan informasi (information report), yaitu: tulisan yang menyajikan informasi tentang suatu objek.

Sesuai sub judul di atas, objek tulisan report bersifat umum. Jika objeknya berupa manusia, tulisan report bisa mendeskripsikan secara umum orang dari etnis Jawa, bangsa Eropa, masyarakat Muslim atau yang lainnya. Berkenaan dengan mahluk hidup selain manusia, artikel  report bisa menggambarkan hewan kucing, bunga anggrek atau hewan/tumbuhan lainnya dilihat dari keumumannya.  Selain mengenai mahluk hidup seperti yang baru saja disebutkan, report sering mengilustrasikan benda mati atau fenomena alam seperti batu, gunung berapi, tsunami atau lainnya; dan benda buatan manusia seperti komputer, kendaraan bermotor, ilmu pengetahuan atau yang lainnya.

Report ditulis tidak berdasarkan atau dipengaruhi subjektivitas dari penulisnya. Jenis tulisan ini terbebas dari persepsi atau pendapat penulisnya terhadap objek yang ditulisnya. Artikel dengan jenis report cenderung objektif dan menyajikan objek apa adanya sebagai hasil dari penelitian ilmiah.

Seorang penulis report tidak harus melakukan penelitian lapangan sendiri untuk memperoleh data primer. Penulis bisa menggunakan data sekunder sebagai hasil penelitian para ilmuwan melalui studi pustaka seperti buku referensi, kamus, ensiklopedia dan jurnal ilmiah.

Bagaimana report bisa dikembangkan?

Di Kompasiana ditemukan banyak artikel jenis report. Dua diantaranya yang saling berkaitan berjudul "Palmistry, dari Bonaparte Hingga Down Syndrome, Hidup adalah Oretan Garis Tangan" yang mulai tayang pada 1 Juni 2020 dan "Palmistry Dunia Kesehatan, Meramal Garis Tangan Bukan Ilmu Gaib" yang mulai tayang sehari setelah yang pertama.

Saya angkat kedua artikel dengan label "Pilihan" dan "Utama" yang ditulis oleh Kompasianer Rudy Gunawan tersebut sebagai sampel dan rujukan dalam menulis.

Dalam mengembangkan tulisan report, pertama yang harus dilakukan adalah studi pustaka terkait topik atau objek yang hendak ditulis. Seperti Kompasianer Rudy Gunawan, sebalum atau sambil menulis artikelnya, memerlukan asupan pengetahuan tentang garis tangan. Salah satunya dengan merujuk pada chinahighlights.com.

Kedua, report mulai memperkenalkan kepada pembaca definisi, klasifikasi dan setting objek  yang ditulis. Sebagai contoh, untuk memberi pengertian palmistry, Pak Rudy Gunawan memulai tulisannya "Palmistry, dari Bonaparte Hingga Down Syndrome, Hidup adalah Oretan Garis Tangan" dengan istilah-istilah yang tidak asing di masyarakat umum.

Pernah diramal atau meramal nasib berdasarkan garis pada telapak tangan? Tanpa kita sadari, garis pada telapak tangan sudah menjadi pandangan umum sebagai "penanda nasib". Bahkan lebih jauh lagi, istilah nasib itu sendiri sudah sangat akrab dengan kalimat "garis tangan"

Kemudian ia masuk ke istilah ilmiah dan sejarah singkat palmistry berdasarkan hasil bacaan sebelumnya.

Istilah Palmistry dikenal sebagai seni membaca garis tangan manusia. Diperkirakan sudah diperkenalkan di China sejak Zaman Dinasty Zhou (1046 -- 256 SM). Namun karya terlengkap mengenai Palmistry barulah muncul pada Zaman Dinasty Han Barat (202 -- 9 SM).

Setelah itu, penulis menyampaikan kepada pembaca kategori palmistry, seperti digambarkan dalam dua pararagraf berikut.

Ada dua disiplin ilmu mengenai seni membaca telapak tangan. Para tabib kuno menggunakannya untuk membaca kesehatan. Menurut mereka, tangan merupakan ujung dari jutaan sel saraf yang berhubungan langsung dengan otak.

Sebagian lagi memercayai bahwa garis tangan berhubungan dengan nasib dan karakter. Disebutkan bahwa selain masalah kesehatan, garis tangan juga dapat mengungkap informasi yang lebih komprehensif yang berhubungan dengan keuangan, watak, jodoh, dan lain sebagainya.

Langkah ketiga dalam menulis teks report adalah mendeskripsikan secara lebih rinci objek yang ditulis. Ada tiga substansi yang dideskripsikan di bagian ini.

  1. Deskripsi unsur-unsur yang dimiliki oleh objek;
  2. Deskripsi karakter yang ditunjukan oleh objek;
  3. Deskripsi kebiasaan yang dilakukan oleh atau terjadi pada objek (jika mahluk hidup, terlebih orang); atau, deskripsi fungsi dan manfaat yang dimiliki oleh objek (jika benda mati).

Pak Rudy menggambarkan unsur-unsur yang dimiliki garis tangan dan masing-masing deskripsinya dalam paragraf ini.

Secara umum ada 5 garis utama yang berpengaruh terhadap seni membaca garis tangan ini. (lihat gambar), yaitu:

Garis Hidup (Life Line) yang menggambarkan kesehatan dan daya hidup.

Garis Kebijaksanaan (Wisdom Line) yang menceritakan mengenai karakter dan mentalitas seseorang.

Garis Cinta (Love Line) yang menjelaskan mengenai sikap dan kehidupan cinta.

Garis Takdir (Fate Line) yang mengungkapkan mengenai karir dan keberuntungan.

Garis Perkawinan (Marriage Line) yang mewakili hubungan dan perkawinan.

Dalam artikel "Palmistry Dunia Kesehatan, Meramal Garis Tangan Bukan Ilmu Gaib," Sang Kompasianer Taruna ini menggambarkan karakteristik garis tangan dengan menyampaikan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Secara ilmiah, bentuk lipatan atau garis tangan dipengaruhi oleh faktor genetis, ras, kebiasaan, dan gaya hidup. Dalam ilmu Palmistry dunia medis, adalah sebuah kondisi dimana manusia hanya memiliki satu lipatan tangan saja.

Deskripsi juga disampaikan dengan menggambarkan ketidaklaziman dua jenis lipatan dan akibat yang ditimbulkannya yang terjadi pada orang yang tidak normal dan dan normal tapi memiliki kelainan. Istilah yang digunakan untuk mendeskripsikannya adalah Simian Crease dan Sydney Crease seperti dalam tiga paragraf berikut.

Hal ini disebut dengan Simian Crease dan lazim ditemukan pada mereka yang kelainan genetik Down Syndrome. Lipatan ini merupakan pertemuan dari Garis Perasaan dan Garis Pikiran.

Selain lipatan Simian, Down Syndrome juga memiliki lipatan lain yang disebut dengan Sydney Crease. Garis Sydney ini merupakan Garis Pikiran yang membentang panjang dari ujung ke ujung telapak tangan.

Namun pada manusia normal, garis ini juga ditemukan pada anak-anak yang mengalami kesulitan serius dalam belajar, menulis, membaca, dan pemahaman umum lainnya.

Terakhir, untuk memperjelas dan menguatkan deskripsi, tulisan sebaiknya menyertakan media (audio)visual seperti foto, rekaman suara dan atau video. Dalam tulisannya Kompasianer Rudy Gunawan, sebagai contoh, menyematkan gambar-gambar yang diambil dari chinahighlight.com, idntimes.com, palmreadingperspectives.wordpress.com, dan sabigaju.com.

Semoga bermanfaat.

Cirebon, 13 Juni 2020

Sumber:

Anderson, Mark & Kathy Anderson (2003) Text Types in English 2,. Australia: Macmillan Education Australia PTY.LTD.

https://www.kompasiana.com/komjenrg6756/5ed476a8097f3632e641e595/palmistry-dari-bonaparte-hingga-down-syndrome-hidup-adalah-oretan-garis-tangan?page=2

https://www.kompasiana.com/komjenrg6756/5ed59599097f364fc24ff202/palmistry-dunia-kesehatan-meramal-garis-tangan-bukan-ilmu-ghoib?page=2

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun