Awal pekan dirasa hari yang bagus untuk mulai mewujudan rencana, yaitu merencanakan Kegiatan Ekstrakurikuler (Ekskul) Bahasa Inggris. Sehingga diharapkan dalam pekan itu juga action sudah bisa dimulai.
Dan tidak mungkin aku bekerja sendiri. Harus kooperatif-kolaboratif. Aku komunikasikan keinginanku dengan teman-teman sesama pengampu Bahasa Inggris. Gayung bersambut, Bu Has, Bu Dedew dan Pak Nugra merespon positif. Hari itu juga kami berkumpul dengan diketahui dan direstui paling tidak oleh Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Kesiswaan. Aku sampaikan maksud dan tujuan mempertemukan mereka.Â
Pertama, membentuk wadah kegiatan agar kelak kemudian hari sejajar dengan ekskul-ekskul lainnya, seperti selain yang sudah baku seperti OSIS, Pramuka, Paskibra, PMR, Pecinta Alam, Klub Bola Basket, Klub Olimpiade Sain dan lainnya.Â
Kedua, menyusun pengurus dan merekrut peserta. Penentuan pengurus tidak harus ribet ada ketua, sekretaris dan bendahara. Karena untuk semetara beberapa bulan atau tahun kedepan, kegiatan ini volunteer, tidak ada honor apalagi sirkulasi keuangan. Peserta juga tidak harus banyak, yang penting kompak, semangat dan konsisten berlatih. Ketiga, menyusun program sesederhana mungkin agar aplikatif dan terukur.
Ya, diskusi pun berjalan. Apa nama perkumpulan dan statusnya dalam struktur organisasi sekolah baik untuk jangka pendek maupun untuk panjang kedepannya. Siapa saja instruktur dan koordinatornya. Siapa saja siswa yang coba akan direkrut menjadi peserta komunitas. Kapan akan memulai kegiatan dan setiap hari apa dan dari jam berapa sampai jam berapa. Apa materi yang akan dilatihkan dan bagaimana cara melatihkannya.
Kami sepakat, English Lover Community sebagai wadahnya. Secara kebetulan baru beberapa tahun di lingkungan kami internet menggejala. Dot Com (ditulis .com) sedang menjadi trendy sebagai ekor URL atau alamat situs dan email.Â
Banyak orang latah menggunakannya atau sekedar ingin disebut update tak ketinggalan jaman. Termasuk aku, tertarik dengan istilah tersebut. Gagasan spontan sempat menggelitik, bagaimana kalau English Lover Community dibuat akronim EL.Com dengan artikulasi [i:el dt km].
Ada usulan yang akhirnya disepakati bahwa diawal kemunculannya EL.Com tidak akan menuntut pengakuan legal-formal terlebih dahulu dari pihak sekolah. Kami tidak ingin diberi SK apalagi menuntut honor pembimbingan sementara kami belum bisa berbuat dan membuktikan apa-apa.Â
Ya, jujur saja, aku sendiri belum merasa percaya diri bahwa kegiatan kami akan berkelanjutan dan memberi kontribusi  terhadap sekolah. Mendapat ijin secara lisan dari kepala sekolah dan pengakuan dari wakasek terkait saja, sudah cukup leluasa bagi kami untuk merintis dan mengelola kegiatan ekstrakurikuler ini. Program pun dibuat walaupun masih sangat sederhana.
Pertama yang kami lakukan di hari-hari dalam pekan ini adalah bergerilya mencari "bibit-bibit unggul" calon-calon debaters. Kami mulai pencarian dari kelas-kelas ketika tatap muka dalam kegiatan belajar sehari-hari. Tidak mengganggu penyampaian materi kegiatan kurikuler. Pembelajaran berlangsung seperti biasa, cuma menyisipkan sebuah misi saja. Toh sebetulnya kami juga sudah mengidentifikasi sebelumnya bibit-bibit unggul dalam kelas-kelas yang kami ajar. Tinggal mengkonfirmasi saja.
Bibit unggul disini bukan berarti siswa yang sudah mahir cas-cis-cus berbahasa Inggris. Untuk apa mahir berbahasa Inggris kalau tidak mau bergabung dalam klub walaupun sudah diberi informasi dan dimotivasi tapi tetap tidak tertarik. Dari penelusuran, ada dua tipe peserta didik sebagai bibit unggul.Â
Pertama adalah siswa yang punya "kemampuan" dan "kemauan" untuk lebih mengembangkan lagi kemampuannya; kedua, siswa yang tidak punya kemampuan tapi punya kemauan untuk mampu berbahasa Inggris. Inilah aset pertama dan utama yang akan kami kelola di klub ini.
Minggu kedua sejak kesepakatan tersebut, kami berempat berkumpul kembali. kali ini tidak hanya membawa nama-nama tapi juga siswa-siswa berbakat yang kelak menjadi anggota komunitas. Jadwal disusun. Setiap hari rabu sehabis belajar kurikuler diagendakan latihan rutin berdebat. Dan aku sebagai penggagas kegiatan ini ditetapkan sebagai salah satu instruktur sekaligus koordinatornya.
Organisasi sudah mulai berjalan. Nasib EL.com berada di tangan 4 guru Bahasa Inggris dan diikuti oleh 9 siswa anggota komunitas peminat debat Bahasa Inggris.Â
EL.Com, yes!
Bersambung ....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H