Mohon tunggu...
Jesslyn Alvina
Jesslyn Alvina Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apakah Kita Bisa Menyaingi Atlet Maraton?

25 Oktober 2017   06:22 Diperbarui: 25 Oktober 2017   06:39 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pasti kalian akan mengira-ngira dan bertanya bahwa kalian hanya bisa melakukan olahraga sesuai serat otot yang kalian miliki.

Itu pertanyaan yang wajar bagi setiap kita. Kita pasti beranggapan susunan serat otot itu memang sudah melekat dalam diri kita, merupakan bawaan atau genetik atau keturunan. Ya, kita dilahirkan dengan serat-serat otot terentu dan pasti kita berfikir bahwa kita tidak bisa beralih atau mengubah dari jenis yang satu ke jenis lainnya.

Rata-rata, orang dilahirkan dengan sekitar 50 persen slow-twitch fibers dan 50 persen fast-slow fibers. Itu berarti, dalam setiap tubuh manusia sebenarnya memiliki kedua jenis otot ini, juga dalam perbandingan yang cenderung sama. Tetapi, dengan aktivitas atau latihan tertentu, kalian bisa melatih salah satu dari kedua jenis otot tersebut, sehingga karena adanya latihan terus-menerus, salah satu jenis otot tersebut bisa menjadi dominan dibanding jenis satunya. Jenis otot yang kita miliki memang mempengaruhi seseorang untuk melakukan suatu olahraga yang bisa dilakukan, tapi bukan berarti jenis otot tersebut berpengaruh penuh, atau menjadi dominan dalam menentukan cabang olahraga apa yang bisa membuat kita berhasil, karena bukan hanya jenis otot yang menjadi faktor penentunya.  

Jadi, apakah jika memiliki fast-twitch fibers bisa melakukan lari maraton? Tentu bisa. Karena jenis otot yang kita miliki hanya presentase dari performa yang kita miliki. Jenis serat otot yang ditentukan oleh genetika hanya berpengaruh sekitar 40 persen dalam berlari, sementara sisanya disebabkan oleh faktor lingkungan.

Dengan kata lain, kita memiliki pengaruh lebih dari 40% dari susunan serat otot Anda. Cara yang bisa kita lakukan adalah dengan berlatih sesuai keinginan kita. Jika ingin bisa berlari maraton, maka diperlukan latihan-latihan yang mendukung, maka kita akan bisa berlari maraton. Kita bisa berlari dengan orang-orang yang secara genetik memang terlahir untuk bisa berlari maraton, tapi mungkin tidak semaksimal mereka dan belum bisa menang.

Seperti yang sudah kita ketahui tadi, bahwa oksigen sangat diperlukan bagi para pelari jarak jauh untuk mendukung aktivitasnya. Itu berarti, banyak sedikitnya oksigen yang dihirup oleh tubuh berpengaruh dalam performanya.

Lalu apakah kalian tau organ apa yang berfungsi dalam pengedaran oksigen ke tubuh? Ya, jantung adalah organ yang fungsinya memompa darah yang berisi oksigen yang nantinya akan diedarkan ke seluruh tubuh. Kemampuan jantung untuk mengambil dan mengedarkan oksigen ini sangat dibutuhkan atau harus dilakukan dengan maksimal, karena dengan adanya oksigen yang beredar di seluruh tubuh, dapat mempengaruhi kegiatan kita, termasuk untuk menggerakkan otot pada pelari maraton.

Jadi, semakin maksimal kemampuan jantung untuk mengambil dan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh, akan semakin banyak oksigen yang didistribusikan untuk menggerakkan otot, dan semakin besar pula kemampuan untuk melakukan kegiatan fisik yang membutuhkan banyak oksigen seperti berlari maraton.

Memang atlet yang sudah terlatih akan mempunyai kekuatan jantung yang lebih daripada orang biasa, oksigen yang diambil dari udara pasti akan lebih banyak, tapi apakah orang biasa juga bisa? Tentu bisa, olahraga maraton pasti dibutuhkan banyak latihan yang tidak instan, harus dilakukan teratur dan sesuai. Maka dari itu orang awam perlu banyak latihan agar dapat menyeimbangi kemampuan atlet, bisa dilakukan dengan latihan sederhana saja, misal dengan lari, bersepeda, berenang, senam aerobik. 

Latihan aerobik juga melatih kekuatan jantung, itu sebabnya maraton digolongkan kedalam aerobik. Latihan ini bisa dilakukan beberapa kali dalam seminggu dan jika mau hasil yang terbaik, pasti latihan harus berlangsung terus menerus atau secara rutin, dan lama kelamaan akan terbiasa, juga tidak akan cepat lelah ketika berlatih karena akan dibutuhkan kekuatan dalam jangka waktu yang panjang. dan juga berpengaruh dalam kegiatan sehari-hari, kita tidak akan begitu merasa kelelahan ketik melakukan hal yang berat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun