Mohon tunggu...
Javier Nicholas
Javier Nicholas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Siswa

Penulis dan Pengamat Sains

Selanjutnya

Tutup

Nature

Menguak Krisis Air, Permasalahan Global Penuh Tantangan

24 Oktober 2024   18:41 Diperbarui: 24 Oktober 2024   19:39 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Air merupakan senyawa yang sangat melimpah di bumi dan penting bagi kehidupan. Bumi sangat kaya dengan air, sebanyak 1233,91 kuintiliun liter air membentuk 29% permukaan bumi. Air menjadi cikal bakal kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Dilansir dari Harvard University, tubuh manusia tersusun atas 60-75% air. Jika manusia kehilangan 4% kandungan air, maka hal tersebut dapat menyebabkan dehidrasi, apabila telah melebihi 15% dapat menyebabkan akibat yang cukup fatal. Faktanya, manusia dapat bertahan hidup tanpa makanan, tetapi harus memenuhi asupan hidrasi. Air juga sangat dibutuhkan bagi makhluk hidup lainnya bahkan benda tak hidup sekalipun.

Jumlah air di bumi ini mungkin terdengar banyak, tetapi hanya terkandung 3% air segar dengan 2,5% diantaranya tidak dapat diperoleh karena wujudnya yang sulit dikonversi. Konsumsi air bersih adalah keharusan bagi seluruh makhluk hidup untuk dapat bertahan. Krisis air tak asing lagi di telinga kita yang harus menjadi urgensi masyarakat global saat ini. Menurut United Nations, setidaknya terdapat 2,2 miliar manusia yang tidak mendapatkan akses air bersih dengan total sekitar 3,5 juta nyawa manusia terenggut. Berbagai faktor menyebabkan kelangkaan air bersih seperti peningkatan populasi, sanitasi, kondisi iklim, hingga kesadaran masyarakat.

Seiring bertambahnya populasi masyarakat dunia, permintaan akan air juga semakin meningkat padahal cadangan air bersih semakin menipis. Tren peningkatan jumlah penduduk menyebabkan penurunan ketersediaan air per kapita pada periode 1985-2005 (Domnguez-Calle dkk, 2017). Krisis air khususnya melanda wilayah Asia Tenggara, Asia Tengah, hingga Afrika Utara karena jumlah penduduk yang padat dan kondisi iklim kering. Jumlah penggunaan air bersih dunia tidak sebanding dengan jumlah ketersediaan air bersih secara alami. Bahkan pemakaian air diprediksikan akan terus meningkat sebesar 50% pada dua dekade ke depan (National Intelligence Council, 2021) sehingga dibutuhkan aksi konkret untuk mengatasi dependensi ini.

Melihat permasalahan krisis air yang nyata terjadi di sekitar  kita, upaya konservasi air bersih menjadi kunci keselamatan makhluk hidup. Terdapat sejumlah upaya yang dapat dilakukan baik secara individu maupun pada ranah pemerintahan secara serentak. United Nations Children's Fund (UNICEF) merespons permasalahan ini dengan menawarkan beberapa solusi seperti mencari sumber mata air baru, membuat sistem konservasi air berteknologi tinggi, dan melakukan perencanaan atas kebutuhan air tiap negara, serta menetapkan kebijakan penggunaan air bersih dalam suatu negara. Namun, upaya menjaga ketersediaan air bersih tidak dapat berjalan apabila situasi masyarakat yang tidak kondusif. Edukasi tentang pengelolaan air dan perubahan perilaku sangat penting agar setiap individu memiliki kesadaran bahwa kondisi dunia sedang tidak baik-baik saja. Masyarakat harus mengimplementasikan upaya-upaya pelestarian dalam kehidupan sehari-hari misalnya dengan senantiasa menghemat penggunaan air, mematikan keran ketika tidak digunakan, hingga usaha reboisasi atau penambahan wilayah serapan.

Waktu yang tidak stagnan terus membawa manusia pada perubahan dengan masalah-masalah yang semakin beranjak dan beragam. Kini perubahan iklim menjadi permasalahan paling konkret yang kita hadapi. Pola cuaca yang semakin tidak dapat terprediksi dan fenomena-fenomena alam musiman yang semakin kerap terjadi menyebabkan perubahan siklus yang berujung pada semakin menipisnya cadangan air bersih. Pertumbuhan populasi juga menjadi masalah yang tidak kalah penting. Dibutuhkan solusi inovatif dalam pengelolaan air misalnya melalui tahap desalinasi, pengolahan air limbah, hingga pengelolaan cerdas. Menurut World Economic Forum (2023), menyampaikan salah satu solusi melalui metode public-private partnerships (PPPs) yakni kerja sama multi-perusahaan swasta. Langkah ini dianggap efektif karena perusahaan-perusahaan swasta global mengetahui urgensi utama mereka sehingga dapat menjanjikan dan memberikan output yang besar pula. Oleh karena itu, solusi-solusi preventif dan represif ini harus segera diwujudkan demi keberlangsungan hidup manusia yang lebih baik.

Krisis air bersih telah menjadi permasalahan sangat nyata dan terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia. Jika melihat ke masa yang akan datang, Indonesia dihadapkan oleh  tantangan berat. Disampaikan dalam konferensi World Water Day pada 2022 silam bahwa telah terjadi penurunan debit air bersih yang disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk apalagi Indonesia akan memasuki era bonus demografi pada 2030-2045. Indonesia Emas 2045 menjadi visi besar bangsa yang harus segera mewujudkan lingkungan layak huni bagi masyarakat. Pemerintah Indonesia harus menetapkan kebijakan yang menawarkan inovasi dan solusi yang revolusioner. Pemerintah juga dapat mengambil langkah kerja sama dengan instansi-instansi lainnya seperti pihak swasta bahkan luar negeri. 

Konservasi air demi kehidupan di masa depan yang sejahtera menjadi visi dan misi dalam merawat bumi rumah kita bersama yang menjadi fokus utama kita. Usaha-usaha pelestarian air harus segera diwujudkan bersama agar manusia tidak terjerumus pada masalah yang lebih jauh. Dengan demikian, kita bersama-sama dapat menjaga kelestarian  air demi mencapai keberlanjutan hidup di masa depan yang penuh harapan dan kemakmuran.

Daftar Pustaka

Arizona Muncipal Water Users Association. "All The Water in The World" Arizona, Amerika Serikat: Phoenix Government. Diakses 23 Oktober, 2024 (https://www.phoenix.gov/waterservicessite/Documents/All%20the%20Water%20in%20the%20World.pdf).

Domnguez-Calle et al. 2017. "Objective assessment of ecosystem hydrological services in tropical areas: A Colombian experience in arid and semi-arid zones" Diakses 23 Oktober 2024. (https://www.scielo.br/j/ambiagua/a/FSTGtPSBMPMvmZ8xb8KfDRf/?lang=en&format=pdf).

Mazzucato, Mariana. 2023. "Achieving the SDGs requires public-private collaboration on water. Here's why" Inggris: University College London. Diakses 23 Oktober 2024. (https://www.weforum.org/agenda/2023/09/public-private-collaboration-key-achieving-sdgs-water/?gad_source=1&gclid=Cj0KCQjwveK4BhD4ARIsAKy6pMJ67Dohvbj1C1C1B1xheWu4BVXF5-bVA9oWaebfx-Qq4Q56VundHboaAobUEALw_wcB). 

National Intelligence Council. 2021. "Water Insecurity Threatening Global Economic Growth, Political Stability" Amerika Serikat: The Director of National Intelligence. Diakses 23 Oktober 2024. (https://www.dni.gov/files/images/globalTrends/GT2040/NIC_2021-02489_Future_of_Water_18nov21_UNSOURCED.pdf).

Putra, Rahmad Syah. 2024. "WWF dan Solusi Air di Masa Depan" Indonesia: Universitas Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh. Diakses 23 Oktober 2024. (https://bbg.ac.id/wwf-dan-solusi-air-di-masa-depan/).

Sargen, Molly. 2019. "Biological Roles of Water: Why is water necessary for life?" Amerika Serikat: Harvard University. Diakses 23 Oktober, 2024 (https://sitn.hms.harvard.edu/uncategorized/2019/biological-roles-of-water-why-is-water-necessary-for-life/#:~:text=In%20conclusion%2C%20water%20is%20vital,unique%20properties%20that%20support%20life).

United Nations "World Water Day Reminds Us of the Value of a Precious Resource." Diakses 23 Oktober 2024 (https://www.un.org/en/academic-impact/world-water-day-reminds-us-value-precious-resource#:~:text=Approximately%203.5%20million%20people%20die,water%20for%20all%20by%202030).

United Nations Children's Fund. 2020. "Water scarcity." Diakses 23 Oktober 2024. (https://www.unicef.org/wash/water-scarcity). 

Water.org. "The Water Crisis." Diakses 23 Oktober 2024 (https://water.org/our-impact/water-crisis/).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun