Mohon tunggu...
Javier Nicholas
Javier Nicholas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Siswa

Penulis dan Pengamat Sains

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Dilema Baterai Kendaraan Listrik dan Solusinya

28 April 2024   19:59 Diperbarui: 28 April 2024   22:22 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baterai LFP cenderung ekonomis karena komponen yang lebih sederhana dan mudah diperoleh. Namun baterai LFP tidak menunjukkan efisiensi dan performa yang baik untuk mobil listrik karena memiliki densitas energi yang rendah. Menurut sebuah perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, Recurrent Auto menjelaskan bahwa baterai LFP juga menunjukkan performa yang kurang baik pada suhu ekstrim.

Baterai NMC berkebalikan dengan baterai LFP. Bahan yang berbahan dasar katoda kombinasi nikel, mangan, dan kobalt ini mampu memberikan efisiensi dan performa yang baik dengan jarak tempuh yang lebih jauh, torsi yang instan, pengisian daya yang lebih cepat, dan bobot yang lebih ringan. Di sisi lain, baterai NMC lebih riskan untuk digunakan karena lebih mudah terbakar dan biaya yang melambung tinggi.

Solusi yang dapat ditawarkan bisa dimulai dari usaha yang dilakukan oleh pengguna kendaraan listrik maupun inovasi yang kini mulai semakin dikembangkan. Upaya yang dapat dilakukan oleh pengguna untuk mendapat umur baterai yang panjang di antaranya pengisian baterai tidak dilakukan setiap hari, mengutamakan slow charging, menggunakan charger resmi, menghindari baterai sampai kehabisan daya, menghindari pengisian hingga 100%, dan memarkir kendaraan listrik di tempat yang kering dan teduh. 

Saat ini para ilmuwan dunia sedang dalam proses melakukan berbagai penelitian dan uji coba terhadap berbagai material yang lebih baik dan tepat sebagai solusi bahan baku baterai kendaraan listrik yang baru yang bervariasi sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan ini, antara lain dengan membuat baterai lithium-air yang bekerja dengan basis udara, baterai solid-state yang menggunakan cairan elektrolit, baterai fluoride-ion, dan baterai natrium-ion.

Baterai solid-state berpotensi menjadi titik terang atas solusi permasalahan baterai untuk kendaraan listrik. Dilansir dari MIT University, berbagai perusahaan otomotif di bawah naungan Volkswagen Group telah berinvestasi pada pengembangan baterai solid-state yang mulai diketahui memiliki banyak keuntungan seperti waktu pengisian daya yang lebih singkat, jarak tempuh yang lebih jauh, tidak mudah terbakar, dan memiliki performa yang baik sehingga lebih dapat diandalkan. Namun baterai jenis ini masih dalam tahap pengembangan dan menjadi harapan banyak orang.

Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun