Meskipun nampaknya sudah cukup lama dari pelaksanaan seminar sekolah Akademi Kepolisian, yaitu 3 Oktober 2016, namun tidak ada salahnya jika penulis berusaha untuk menyampaikan hasil dari pelaksanaan seminar sekolah kemarin. bisa dilihat sebelumnya di artikel saya yang berjudul digitalisasi pelayanan polri sebelumnya di url berikut: Â http://www.kompasiana.com/jauharsumirat/pelayanan-polri-berbasis-teknologi-informasi_57ff316b83afbddc1676da78 nampak jelas disana kita lihat bahwa adanya urgensitas perlunya digitalisasi dan reformasi dalam pelayanan polri. tentunya hal tersebut mendukung program dari kapolri yaitu Promoter: Professional, Modern, dan terpercaya. dalah hal tersebut marilah kita melihat perspektif dari tokoh masyarakat mengenai digitalisasi pelayanan polri :
GUBERNUR AKADEMI KEPOLISIAN : Dr.Anas Yusuf, Dipl,.Krim.,S.H.,M.H,M.M.
Seminar merupakan wujud pembelajaran bagi taruna untuk mengimplementasikan kepemimpinan. IT adalah hal yang tidak bisa ditinggalkan justru dimanfaatkan untuk pelayanan kepolisian. Namun penyalahgunaan IT tidak dapat dipungkiri, padahal sudah terdapat UU ITE. Indonesia pernah menjadi salah satu negara yang dianggap kurang baik dalam mengantisipasi cyber crime. Sering dikomplain oleh negara tetangga, terutama sebagai pelaku. Terutama pada zaman kejahatan credit card. Hal ini harus segera diantisipasi.
Cyber crime termasuk salah satu transnasional crime, kita harus mampu menetapkan langkah-langkah untuk mengantisipasinya. Kepolisian banyak yang memiliki inovatif dalam rangka meningkatkan pelayanan prima dan akuntabilitas. Sistem ini harus terintegrasi dengan baik. Kebijakan yang ditetapkan harus diteruskan, jangan hanya karena ganti pejabat maka kebijakan yang lama tidak diguakan lagi. Salah satu contoh teknologi yaitu e-commerce, jadi kantor modern tidak memerlukan kantor yang besar. Transaksi dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Tanggapan yang positif untuk pengangkatan tema IT.
KAPOLDA JAWA TENGAH: Irjen. Drs. Condro Kirono, M.M, M.Hum.
Seminar sekolah kali ini mengambil tema layanan publik yang berbasis informasi sangatlah penting dan strategis. Pada Seminar Sekolah hari ini akan disampaikan perkembangan pelayanan publik di polri termasuk yang ada di Jawa Tengah. Bapak Kapolri menyampaikan bahwa untuk meningkatkan kepercayaan adalah bagaimana kita dapat meningkatkan pelayanan publik berbasis IT.
Sejak 1998, legislatif luar biasa dalam mengkritik kebijakan-kebijakan
pemerintah untuk memberikan keseimbangan dibandingkan era orde baru.
Ada pilar keempat yang tidak kalah berpengaruh yaitu media, bapak Kapolri memerintahkan untuk kita mengelola media dimanapun kita bertugas. Pemerhati kebijakan publik berada dimana-mana. Kita merasakan adanya tuntutan hak kebebasan. Menurut buku Alfin, terdapat gelombang revolusi pertanian dan gelombang revolusi industri, saat ini adalah gelombang revolusi TI. Mau tidak mau akan meluas ke seluruh negara, jika kita tidak mengikuti maka kita akan tertinggal.
Demokratisasi berarti kekuasaan di tangan rakyat. Pemerintah berusaha untuk menciptakan public trust, terutama pihak kepolisian. Sesuai dengan tugas pokok Polri, taruna akpol juga akan bersinergi dengan instansi lainnya untuk bisa menjaga dan memelihara kamtibmas untuk dapat memelihara dan menciptakan kamtibmas. Saat ini publik trust masyarakat kepada polri sangat rendah dibandingkan pada zaman reformasi. Saat ini ekspektasi masyarakat tinggi namun Polri belum mampu mengimbanginya. Sekitar 75% masyarakat masih berkeyakinan bahwa Polri masih bisa lebih baik.
1. Kita harus terus menerus melakukan revormasi kultural