Mohon tunggu...
Wahyu Jatmiko
Wahyu Jatmiko Mohon Tunggu... Administrasi - The Seeker

Musik, membaca, menulis, fotografi, videografi, hal-hal yang selalu kucari di saat-saat senggangku....

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

“Java Jazz On The Move” di Kota Batu

5 Maret 2015   06:39 Diperbarui: 25 April 2019   08:22 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungguh merupakan berkah bagi pecinta musik jazz di Kota Batu karena pada hari Sabtu 28 Februari 2015, beberapa musisi jazz papan atas tampil dalam gelar acara “Java Jazz On The Move” yang digelar di Lapangan Parkir Stadion Brantas Kota Batu.

Kolaborasi Musisi Lokal, Nasional, dan Internasional
Kolaborasi Musisi Lokal, Nasional, dan Internasional
Acara yang diprakarsai oleh Dinas Pariwisata Kota Batu ini dapat dinikmati secara gratis. Rencananya, acara serupa akan digelar secara periodik setiap satu atau dua bulan sekali, tentu saja hal tersebut merupakan kabar gembira bagi para penggemar musik jazz di Kota Batu dan sekitarnya.

Nita Aartsen & Koko Harsoe
Nita Aartsen & Koko Harsoe
Berbeda dengan penyelenggaraan yang pertama, penonton kali ini jauh lebih banyak, mungkin hal tersebut karena yang menjadi bintang pada penyelenggaraan kali ini sudah cukup dikenal baik oleh masyarakat luas, yaitu Trie Utami dan seorang bassist kawakan Indro Harjodikoro. Selain dua nama yang cukup tersohor tersebut, hadir juga Trio internasional yaitu: Nita Aartsen dari Indonesia (Piano), Israel Varela dari Meksiko (Drum), Daniele Cappuci dari Italia (Contrabass) serta seorang maestro saksofon dari Italia, Marcello Alluli.

Trie Utami, Indro, Marcello Alluli
Trie Utami, Indro, Marcello Alluli
Meski panggung kali ini gemerlap dengan musisi-musisi kelas dunia, namun pihak penyelenggara juga tidak melupakan musisi-musisi lokal seperti Ujung dan The Branjangkawat bersama dengan Mario Semi, Jalu Pratidikna, Sandi Galingging, Klein, dan Mikail Quintet, yang membawakan musik blues dengan begitu agungnya; gitaris Yepi Romero dengan petikan mautnya, serta tidak lupa sang maestro gitar Koko Harsoe yang reputasinya sudah tidak diragukan lagi.

Penonton yang hadir pada saat itu dengan setia menunggu acara sampai habis yang ditutup dengan bunyi berisik letusan kembang api dari belakang panggung. Para fotografer lalu-lalang di depan panggung untuk mengambil angle-angle terbaik. 

Ujung, Yepi Romero
Ujung, Yepi Romero
Secara keseluruhan acara ini sangat sukses. Tingkat apresiasi masyarakat Kota Batu terhadap musik yang “aneh” ini juga semakin meningkat. Mungkin awalnya tidak memahami, namun perlahan akhirnya mulai mengerti dan menikmati. Bagi saya pribadi, musk jazz adalah sebuah musik kebebasan, karena setiap musisi bebas berekspresi mengeluarkan segenap teknik dan improvisasinya, kadang terkesan begitu spontan, namun justru disitulah letak asyiknya musik jazz. Semakin spontan semakin bagus dengan tanpa meninggalkan alur yang sudah disepakati. Itulah sedikit cerita tentang “Java Jazz On The Move” di Kota Batu. Semoga bermanfaat.

***

Jatz; 04 Maret 2015

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun