"Jangan pernah berharap"
"Berharap itu nantinya berujung penyesalan"
"Jangan berharap, apa lagi sama orang"
Ass,,, kata - kata yang sering sekali terdengar oleh telingaku, apalagi hal itu sering kali terdengar jikalau orang - orang  sedang ngebucin.
Memangnya berharap itu ngga boleh ya? Trus berharap itu salah apa ya?
Emm,,, jangan, jangan langsung menjudge salah atau benar dulu. Ingat pembahasan yang kemarin masalah sudut pandang.
Mending kali ini aku bakal membahas masalah kenapa harapan mempunyai stigma negatif menurut sudut pandangku.
Menurutku ni ya,, aku berharap, orang lain berharap dan yang lainnya, itu sah - sah aja, ngga menjadikan suatu masalah.
Tapi kenapa orang lain menganggap seseorang yang berharap terhadap sesuatu itu merupakan sesuatu yang mengerikan, menyakitkan dan lain hal?
Pandanganku ni, hal itu terjadi cuma karna 1 hal menurutku, yaitu terlalu tingginya ekspektasi seseorang terhadap  harapan yang ia ciptakan.
Padahal ekspektasi itu, kita tau tak mesti atau tidak selalu berbuah seperti apa yang dipikirkan, ada kalanya ekspektasi kita itu meleset.
Namun sayangnya, Banyak orang yang tau akan hal itu namun tidak memahami esensi dalam sebuah kehidupannya.
Nah hal ini menurutku yang sangat mungkin menyebabkan rasa sakit yang berlebih jikalau harapan itu tidak terwujud.
Akibat terlalu berekspektasi terhadap buah dari harapan, alhasil jikalau harapan itu tidak sesuai dengan ekspektasi kita, kita bakal merasakan kepedihan yang amat dalam.
Alhasil stigma negatif akan harapan itu melekat.
Terakhir, saranku untuk teman-teman ku,
Kita boleh berharap apapun itu, asalkan kita tau kemungkinan - kemungkinan yang mungkin bisa terjadi, jangan andalkan ekspektasi yang tinggi saja tanpa menghiraukan kemungkinan yang ada.
*****
Oh iya aku mau kasih tau sama kalian, bahwasannya aku punya situs blog kecil-kecilan untuk wadah tulisanku, bolehlah kalian mampir kalau ada waktu
Nih linknya aku taruh bawah...
https://almamadajatu.wixsite.com/maknadalamaksara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H