Mohon tunggu...
Jatnika Wibiksana
Jatnika Wibiksana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mati boleh, tua jangan

Ngetril sampe tua

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menggenggam Kemerdekaan Berinternet dengan IndiHome

13 Mei 2023   13:42 Diperbarui: 13 Mei 2023   13:47 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Content creator tinggal fokus memikirkan ide kreatif. Urusan koneksi internet, ada IndiHome yang urus. (Foto: dokpri)

Buat  para content creator, bebas dari penjajahan koneksi internet yang lemot adalah juga sebuah kemerdekaan.

Musuh utama content creator sebenarnya hanya ada dua, yakni kemalasan dan koneksi internet yang payah. Kemalasan membuat keran ide mampet, kreativitas majal. Sekalinya rasa malas berhasil diatasi, sekonyong-konyong mood bisa kembali ambyar gara-gara ketika browsing sana-sini mencari referensi buat konten, koneksi internet lemot bikin jengkel. Padahal obat untuk mengatasi penyakit malas relatif sulit diulik karena tidak memiliki standar baku dan resepnya beda-beda antara orang per orang. Lain halnya dengan solusi untuk mengatasi koneksi internet yang payah. IndiHome sudah pasti jadi antidot baku paling mujarab. No debat!

Ini bukan semata-mata premis mentah tanpa dasar. Melainkan telah melewati pembuktian repetitif dalam rentang waktu yang cukup panjang.

Kami masih ingat betul, orang tua sudah jadi loyalis Telkom Indonesia lewat produk milestone-nya berupa telepon rumah sejak akhir 80-an. Begitu Telkom merilis produk internet berbasis fixed broadband dengan jenama Speedy circa 2004, tak lama berselang keluarga kami jadi pelanggannya. Mengucapkan selamat tinggal kepada TelkomNet Instan yang tak hanya ribet karena memakai pola akses internet putar nomor tapi juga kerap menggerus tagihan.

Profesi ayah sebagai kontributor majalah mingguan terbitan Jakarta sekaligus nyambi jadi stringer sebuah kantor berita yang berbasis di London menuntut ketersediaan koneksi internet yang kala itu memang mulai marak digunakan. Ketika telepon selular masih berupa benda eksklusif, memiliki koneksi internet fixed broadband sendiri rasanya senang bukan kepalang. Bahkan lucunya, kehadiran Speedy di rumah sempat memunculkan rasa ujub manakala tahu tetangga sekitar belum ada yang memilikinya. Sangat boleh jadi keluarga kami termasuk generasi pertama pelanggan Speedy.

Bila dihitung-hitung, sampai detik ini ketika IndiHome hadir dengan segala keunggulan yang menyertainya, berarti sudah lebih dari 15 tahun rumah kami terkoneksi dengan dunia daring berkat produk Telkom. Banyak provider baru yang coba merayu kesetiaan kami dengan janji koneksi satset-satset bak gerakan Gundala Putra Petir. Bahkan ada yang lumayan ekstrem menjajakan produknya dengan cara mengutus tenaga penjual untuk menggedor pintu rumah berulang-ulang. Mereka membujuk dengan beragam cara mulai dari tawaran tarif murah sampai ujicoba gratis selama sebulan.

Jujurly, kami sempat tergiur dengan iming-iming tarif murah dan janji kecepatan yang ditawarkan. Tapi segala iming-iming itu seketika menguap begitu bicara aspek ketangguhan yang bersandar pada fakta pengalaman yang telah kami rasakan selama belasan tahun. Koneksi internet tidak hanya harus cepat tapi juga kudu tangguh. Percuma murah bila tak cepat. Buat apa cepat jika tidak tangguh. Tangguh dalam arti bisa diandalkan kapan pun pada segala macam situasi, sebab kita tidak hidup dalam satu kondisi yang statis. Sekarang ini banyak internet provider yang kesusu menawarkan kecepatan tok, namun abai dengan faktor ketangguhan.

Berkat teknologi serat optik, IndiHome telah terbukti tangguh dalam beragam situasi dan kondisi. Mau hujan, panas, atau angin kencang sekalipun, teknologi serat optik menjamin koneksi yang stabil. Tak perlu lagi begadang sampai lewat tengah malam demi mendapatkan konektivitas gaspol. Aktivitas daring yang membutuhkan koneksi internet level bukan kaleng-kaleng, semisal menggunggah konten video berdurasi 30-45 menit ke kanal Youtube bisa dilakukan pagi, siang, sore, atau kapan saja tanpa khawatir gagal di tengah jalan seperti banyak kasus yang menimpa pengguna koneksi nirkabel.

Soal ketangguhan, kami punya pengalaman menarik yang rasanya perlu dibagikan. Setelah lebih dari 15 tahun berlangganan sejak era Speedy sampai memasuki jaman IndiHome, sepanjang ingatan rasanya kami tak pernah mengalami gangguan berarti yang sifatnya berlarut-larut. Gangguan terbilang besar yang kami alami paling ketika kabel putus akibat tergesek benang gelasan layang-layang dan modem rusak dua kali akibat tingginya intensitas pemakaian. Itu pun hanya sebentar saja mengganggu karena pengaduan via kanal 147 ditindaklanjuti dengan sangat responsif.

Sebagai internet provider kugiran, Telkom Indonesia telah membekali IndiHome dengan infrastruktur dan sistem penunjang kelas wahid. IndiHome tampaknya sudah dipersiapkan secara matang sejak jauh-jauh hari untuk menghadapi perubahan jaman di mana tuntutan akan ketersediaan koneksi internet tak ubahnya sembilan bahan pokok. Jumlah pelanggan yang tahun kemarin menyentuh angka 9,2 juta jadi bukti shahih bagaimana kelas IndiHome sebagai entitas penyedia jaringan internet.

Turun Temurun

Ayah dan ibu telah lama meninggal. Mereka tidak hanya mewariskan rumah yang dulu kami tempati bersama. Di dalamnya juga ada warisan lain berupa koneksi internet yang dahulu masih bernama Speedy dan sekarang telah mengalami up grade jadi IndiHome. Bahkan sekarang warisan orang tua kami telah pula dirasakan dua cucu mereka yang masing-masing berusia lima dan satu tahun. Dua warisan yang tak ternilai harganya. RealHome (baca: rumah) tempat kami berteduh dari panas dan hujan, IndiHome yang jadi andalan kami dalam mencari nafkah, bersenang-senang, dan aktivitas lainnya. Kami yakin bila rumah ini kembali jadi warisan buat anak-anak kelak, IndiHome akan terus membersamai di dalamnya.

Kami merasa produk turun-temurun ini memiliki peran sangat krusial bila dikaitkan dengan keberadaan dua anak kami yang masih kecil. Kecenderungan perilaku anak jaman sekarang yang rentan kecanduan main gawai membuat kami harus pintar bersiasat. Sebagai orang tua, kami ikhlas seikhlas-ikhlasnya layar televisi didominasi kanal YoutubeKids yang memutar ulang puluhan bahkan ratusan kali serial Nussa Rara, Omar Hana, Pororo The Little Penguin, Cocomelon, Jungle Beat,  Finkpong, atau Upin dan Ipin nyaris sepanjang hari. Tak apa, asal anak-anak tidak masuk dalam ‘generasi merunduk’ akibat kecanduan ngoprek hape.

Menghadapi kebutuhan koneksi internet yang terbilang tinggi di rumah, sekali lagi IndiHome membuktikan ketangguhannya. Bandwidth tak pernah kepayahan walau hampir saban waktu dikeroyok YoutubeKids di layar televisi; Youtube, Instagram, TikTok, dan marketplace di ponsel istri; pula bermacam peramban dan kanal streaming lagu yang senantiasa on di laptop kerja. Belum lagi jika ada kerabat atau kawan yang berkunjung minta hapenya dicantolin ke wifi. Masa iya harus kami tolak. Tanpa koneksi internet setangguh IndiHome mungkin sudah dari kapan tahun kami pindah ke lain hati.

Sejak pertengahan tahun 2022, kebutuhan terhadap koneksi internet yang cepat dan tangguh kian berlipat. Selain tetap disibukkan dengan proyek-proyek desain dan pembuatan konten untuk beberapa klien, istri merengek minta kanal Youtube miliknya yang berisi video tingkah-polah dua anak kami mulai digarap lebih serius. Tak tanggung-tanggung ia meminta agar jadwal unggah konten dirutinkan dua kali dalam seminggu, dari awalnya tak terjadwal sama sekali. Rupanya istri terlecut dengan kanal-kanal Youtube serupa yang jumlah viewer dan subscriber-nya gila-gilaan.

Pernah pada satu malam, koneksi IndiHome di rumah kami tiba-tiba lemot. Sesuai kebiasaan, kami lalu mematikan modem beberapa menit. Namun setelah dinyalakan kembali, koneksi tetap lambat. Esok paginya kami lekas menelepon kanal 147. Voila! Tak sampai setengah hari, datang dua orang petugas. Periksa punya periksa, kabel kuning kecil yang menghubungkan modem dengan roset optik tertekuk. Setelah kabel itu diganti, IndiHome kami kembali normal seperti biasa. Lega!

Ngonten Tanpa Worry

Peristiwa pengeroyokan bandwidth secara masif tidak terjadi sekali dua. Jadwalnya paling sering berlangsung di akhir pekan pada minggu pertama atau kedua saban bulan. Itulah jadwal rutin mertua menengok cucunya. Karena ayah mertua sudah meninggal, jika berkunjung ke rumah kami untuk menginap biasanya ibu mertua diantar kakak ipar beserta keluarganya. Pada momen seperti itu, praktis rumah kami dihuni sembilan orang selama sekitar dua hari. Kami berempat ditambah ibu mertua, kakak ipar beserta istri, plus dua anaknya. Biasanya secara kompak mereka nyantolin hape dengan wifi rumah kami.

Kebetulan ibu mertua senang sekali nonton film Indonesia lawas, terutama film-film yang dibintangi Christine Hakim dan Leni Marlina. Jika sedang menginap di rumah kami, seperti sedang aji mumpung ibu mertua kuat nonton film kesukaannya berjudul-judul. Untungnya mertua selalu rela mengalah streaming film kesukaannya lewat televisi yang ukurannya lebih kecil di kamar tidur, jadi tidak sampai berebut televisi utama dengan cucunya. Masalahnya, akhir pekan adalah jadwal mengunggah konten video untuk kanal Youtube milik istri. Sudah pasti bandwidth IndiHome kami mesti bekerja lebih ligat.

Akan tetapi, kami tidak pernah merasa khawatir. IndiHome tak perlu mengharuskan kami meminta kakak ipar dan/atau anak-istrinya untuk memutuskan koneksi hape mereka ke wifi barang sejenak, apalagi sampai mengganggu kesenangan ibu nonton film Indonesia tempo dulu, meski pada saat bersamaan ada jadwal mengunggah konten ke kanal Youtube milik istri.

Sekarang tuntutan ketersediaan koneksi internet andal di rumah kami benar-benar menyentuh level no excuse. Mutlak harus cepat dan tangguh sebab aktivitas daring kami bertambah satu lagi. Dalam dua bulan terakhir ini istri punya jadwal rutin live TikTok tiap malam. Rutinitas ini dilakoni demi meningkatkan angka penjualan produk pakaiannya.

Akitivitas live TikTok membutuhkan koneksi internat yang cepat dan stabil. (Foto: dokpri)
Akitivitas live TikTok membutuhkan koneksi internat yang cepat dan stabil. (Foto: dokpri)

Mempromosikan produk dagangan dengan cara membuat konten live di TikTok memang sedang marak seiring makin bagusnya grafik penjualan via TikTok Shop. Tapi cara ini menuntut effort lebih. Konten harus benar-benar dikemas seapik mungkin karena targetnya mutlak, yakni closing penjualan. Bukan sekadar hiburan atau menaikkan engagement. Background yang catchy, pencahayaan memadai, juga tata suara yang oke. Itu semua wajib dipenuhi agar menarik perhatian calon pembeli pada kesan pertama. Dan yang tak kalah penting tentu saja koneksi internet yang anti buffering. Apa kata dunia jika ngelag melanda tayangan siaran langsung kita. Calon pembeli bukannya kepincut, yang ada malah keki.

No worry! Dengan IndiHome permasalahan yang terakhir disebut selesai begitu saja. Tak perlu ada yang mengalah harus menghentikan aktivitas daringnya. Istri bebas live di TikTok, anak-anak tetap bisa mantengin YoutubeKids, aktivas ramban ini-itu via laptop mencari referensi buat materi konten lain sambil terus streaming lagu atau dengerin podcast lewat Spotify pun tak usah dihentikan.

Kami pernah melakukan perbandingan sekaligus iseng berkalkulasi dengan cara menggunakan kuota telepon seluler untuk live TikTok. Buat satu sesi siaran langsung durasi lebih-kurang satu jam saja menghabiskan kuota sekitar 4-5 gigabita (GB). Bila dikonversi ke mobile data, harga voucher kuota 4-5 GB paling murah sekitar Rp 15.000. Itu artinya untuk keperluan satu aktivitas saja sudah menghabiskan biaya Rp 450.000 per bulan. Coba bayangkan, berapa biaya yang harus dikeluarkan bila di rumah ada pula rutinitas daring lain yang membutuhkan kuota tak kalah besar. Sementara dengan berlangganan IndiHome paket 3P dengan kecepatan sampai 50 Mbps seharga Rp 600 ribuan per bulan, kami bebas ngapa-ngapain. Plus mendapat fasilitas ekstra layanan USee TV serta beberapa kanal streaming.

Terakhir, kami punya tips sederhana yang barangkali berguna dan bisa diterapkan agar koneksi internet IndiHome tetap terjaga keandalannya. Pertama, disiplin bayar tagihan sebelum tanggal 20 tiap bulan. Kedua, matikan modem jika tidak sedang digunakan. Kami biasanya mematikan modem saat seluruh anggota keluarga sedang tidur. Dua tips sederhana itu telah terbukti membuat hubungan kami dengan IndiHome berjalan langgeng tanpa riak. Dan berkat IndiHome kami telah lama menggenggam kemerdekaan dalam berinternet.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun