Buat  para content creator, bebas dari penjajahan koneksi internet yang lemot adalah juga sebuah kemerdekaan.
Musuh utama content creator sebenarnya hanya ada dua, yakni kemalasan dan koneksi internet yang payah. Kemalasan membuat keran ide mampet, kreativitas majal. Sekalinya rasa malas berhasil diatasi, sekonyong-konyong mood bisa kembali ambyar gara-gara ketika browsing sana-sini mencari referensi buat konten, koneksi internet lemot bikin jengkel. Padahal obat untuk mengatasi penyakit malas relatif sulit diulik karena tidak memiliki standar baku dan resepnya beda-beda antara orang per orang. Lain halnya dengan solusi untuk mengatasi koneksi internet yang payah. IndiHome sudah pasti jadi antidot baku paling mujarab. No debat!
Ini bukan semata-mata premis mentah tanpa dasar. Melainkan telah melewati pembuktian repetitif dalam rentang waktu yang cukup panjang.
Kami masih ingat betul, orang tua sudah jadi loyalis Telkom Indonesia lewat produk milestone-nya berupa telepon rumah sejak akhir 80-an. Begitu Telkom merilis produk internet berbasis fixed broadband dengan jenama Speedy circa 2004, tak lama berselang keluarga kami jadi pelanggannya. Mengucapkan selamat tinggal kepada TelkomNet Instan yang tak hanya ribet karena memakai pola akses internet putar nomor tapi juga kerap menggerus tagihan.
Profesi ayah sebagai kontributor majalah mingguan terbitan Jakarta sekaligus nyambi jadi stringer sebuah kantor berita yang berbasis di London menuntut ketersediaan koneksi internet yang kala itu memang mulai marak digunakan. Ketika telepon selular masih berupa benda eksklusif, memiliki koneksi internet fixed broadband sendiri rasanya senang bukan kepalang. Bahkan lucunya, kehadiran Speedy di rumah sempat memunculkan rasa ujub manakala tahu tetangga sekitar belum ada yang memilikinya. Sangat boleh jadi keluarga kami termasuk generasi pertama pelanggan Speedy.
Bila dihitung-hitung, sampai detik ini ketika IndiHome hadir dengan segala keunggulan yang menyertainya, berarti sudah lebih dari 15 tahun rumah kami terkoneksi dengan dunia daring berkat produk Telkom. Banyak provider baru yang coba merayu kesetiaan kami dengan janji koneksi satset-satset bak gerakan Gundala Putra Petir. Bahkan ada yang lumayan ekstrem menjajakan produknya dengan cara mengutus tenaga penjual untuk menggedor pintu rumah berulang-ulang. Mereka membujuk dengan beragam cara mulai dari tawaran tarif murah sampai ujicoba gratis selama sebulan.
Jujurly, kami sempat tergiur dengan iming-iming tarif murah dan janji kecepatan yang ditawarkan. Tapi segala iming-iming itu seketika menguap begitu bicara aspek ketangguhan yang bersandar pada fakta pengalaman yang telah kami rasakan selama belasan tahun. Koneksi internet tidak hanya harus cepat tapi juga kudu tangguh. Percuma murah bila tak cepat. Buat apa cepat jika tidak tangguh. Tangguh dalam arti bisa diandalkan kapan pun pada segala macam situasi, sebab kita tidak hidup dalam satu kondisi yang statis. Sekarang ini banyak internet provider yang kesusu menawarkan kecepatan tok, namun abai dengan faktor ketangguhan.
Berkat teknologi serat optik, IndiHome telah terbukti tangguh dalam beragam situasi dan kondisi. Mau hujan, panas, atau angin kencang sekalipun, teknologi serat optik menjamin koneksi yang stabil. Tak perlu lagi begadang sampai lewat tengah malam demi mendapatkan konektivitas gaspol. Aktivitas daring yang membutuhkan koneksi internet level bukan kaleng-kaleng, semisal menggunggah konten video berdurasi 30-45 menit ke kanal Youtube bisa dilakukan pagi, siang, sore, atau kapan saja tanpa khawatir gagal di tengah jalan seperti banyak kasus yang menimpa pengguna koneksi nirkabel.
Soal ketangguhan, kami punya pengalaman menarik yang rasanya perlu dibagikan. Setelah lebih dari 15 tahun berlangganan sejak era Speedy sampai memasuki jaman IndiHome, sepanjang ingatan rasanya kami tak pernah mengalami gangguan berarti yang sifatnya berlarut-larut. Gangguan terbilang besar yang kami alami paling ketika kabel putus akibat tergesek benang gelasan layang-layang dan modem rusak dua kali akibat tingginya intensitas pemakaian. Itu pun hanya sebentar saja mengganggu karena pengaduan via kanal 147 ditindaklanjuti dengan sangat responsif.
Sebagai internet provider kugiran, Telkom Indonesia telah membekali IndiHome dengan infrastruktur dan sistem penunjang kelas wahid. IndiHome tampaknya sudah dipersiapkan secara matang sejak jauh-jauh hari untuk menghadapi perubahan jaman di mana tuntutan akan ketersediaan koneksi internet tak ubahnya sembilan bahan pokok. Jumlah pelanggan yang tahun kemarin menyentuh angka 9,2 juta jadi bukti shahih bagaimana kelas IndiHome sebagai entitas penyedia jaringan internet.