Tanpa bermaksud menyuruh sombong, apa yang sudah Abah berikan untuk Burgerkill selama 16 tahun…
Waktu, energi, air mata, bahkan darah. Secara resmi saya jadi personel Burgerkill memang 16 tahun. Tapi kenyataannya saya sudah bersama mereka lebih dari itu. Bahkan bisa dibilang sepanjang band ini berdiri. Sebut saja ketika Kimung bermasalah, saya yang jadi cadangan main bas. Dalam album Beyond Coma and Despair, saya harus take rekaman dua kali untuk drum dan bas. Selama ini saya sudah berusaha memberikan apa yang terbaik dalam diri saya untuk Burgerkill, sama seperti yang diberikan personel lain.
Terus apa yang sudah didapat dari Burgerkill…
Wah loba pisaaaaan oge! Bayangkan, separuh hidup saya dijalani bersama Burgerkill. Di sini saya mendapat tambahan banyak saudara baru. Main di band lain mungkin saya juga mendapat hal serupa, tapi tidak akan sebanyak yang saya dapatkan dengan jadi drummer Burgerkill. Tidak menutup mata, saya juga mendapat materi dari sana. Mulai dari honor manggung sampai endorsement. Burgerkill membuka jejaring hidup saya lebih luas.
Oh iya, apa keputusan ini tidak berpengaruh pada endorsement….
Saya kira tidak. Bahkan khusus untuk Tiga Negeri hampir bisa dipastikan tidak akan berpengaruh. Toh, meski sekarang statusnya bukan lagi personel Burgerkill, saya juga tetap akan gebuk-gebuk drum.
Separuh hidup Abah dijalani bersama Burgerkill. Apa yang mungkin bakal terasa paling hilang dengan tidak lagi jadi drummer Burgerkill. Suasana tur atau ritual bikin lagu, mungkin…
Pasti banyak hal yang tidak akan saya rasakan seperti ketika jadi drummer Burgerkill. Tapi jika yang hilang itu menyangkut ritual bermusik seperti tur atau bikin lagu, insya Allah saya akan mendapatkannya kembali jika jadi drummer bersama band lain atau band baru. Soal rejeki juga saya yakin begitu. Semua sudah ada yang mengatur. Tetap stingkrip!!!
Ketika Abah keluar, Burgerkill sedang menyiapkan materi untuk album baru. Bahkan katanya empat lagu sudah matang bersama Abah. Bagaimana status Abah di materi-materi tersebut…
Itu terserah kawan-kawan di Burgerkill. Mau tetap mencantumkan kredit nama saya di lagu-lagu itu silakan, mau tidak pun mangga wae. Saya sudah ikhlas keluar dari Burgerkill. Sebagai band, mereka punya otonomi yang tidak bisa saya campuri.
Proyeksi terdekat…
Saya ingin kerja lebih giat buat ngebangun Cowboy From Hell. Kebetulan mau punya toko sendiri.
Sudah ada pikiran jika ngeband lagi mau seperti apa…
Sebelum resmi diumumkan, saya sudah dapat tawaran jadi drummer Noah. Hanya saja Ariel minta satu syarat, gigi saya jangan ompong biar gantengnya selevel. Tapi saya nggak mau. Kasihan Ariel kalau saya gabung. Pamorna pasti redup kasalip ku aing. Hahahahaha…
Pengennya bikin band baru atau gabung sama band yang sudah ada…
Kita lihat aja nanti. Yang jelas saya akan tetap berada di sini. Tidak ke mana-mana.
Last word untuk kawan-kawan di Burgerkill dan para Begundal…
Burgerkill adalah band besar. Dan akan tetap besar tanpa Abah Andris di dalamnya. Buat para Begundal, dukung terus Burgerkill siapa pun yang jadi pemain drumnya.
*Tulisan asli dimuat di www.rioticrecords.com: http://www.rioticrecords.com/interview/wawancara-abah-andris-saya-keluar-dari-burgerkill-secara-baik-baik.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H