Kabar itu ternyata sama sekali tidak salah. Pukul empat sore lebih sedikit, Burgerkill membuat status perihal pengunduran diri Abah di akun Facebook resmi mereka. Sesaat setelah mendapat kabar itu, RIOTICRECORDS.COM langsung berusaha mengontak Abah. Dan kebetulan, Abah berencana datang ke Jalan Sumbawa No. 61, tempat di mana ia sedang mempersiapkan toko buat clothingmiliknya Cowboy From Hell (CFH). Abah dikabarkan bakal datang sekitar maghrib. Maka menunggunya adalah sebuah hal yang wajib.
Setelah beberapa saat menunggu, Abah datang sekitar pukul delapan malam. Maka kami langsung menodongnya dengan sejumlah pertanyaan. Inilah petikannya:
Pertanyaan terbesar dan terbanyak yang mencuat setelah mendengar Abah mengundurkan diri adalah seputar alasan. Setelah dari pihak Burgekill, kawan-kawan di luar sana tentu saja ingin mengetahui alasan kenapa Abah mengambil keputusan itu…
Iya saya tahu itu dari hasil nyimak respons kawan-kawan Begundal lewat media sosial. Intinya begini, ngeband itu sama seperti berumah tangga atau tim sepakbola. Personel masuk dan keluar adalah hal yang sangat biasa.
Tapi ketika seseorang berani mengambil keputusan untuk keluar dari band sebesar Burgerkill tetap saja sesuatu yang istimewa. Butuh nyali besar dan tentu saja pasti sangat berat…
Kalau bicara berat sudah pasti amat-sangat berat. Tapi saya berusaha mengambil sisi positif. Mungkin memang sudah harus seperti ini.
Ada yang menyebut Abah ingin fokus mengurus CFH…
Jika disebut ingin fokus mengurus CFH, dari dulu juga sudah fokus. Kalau alasannya itu, harusnya saya mengundurkan diri dari tahun-tahun sebelumnya. Anggapan itu muncul mungkin karena momennya pas dengan persiapan saya buka toko bersebelahan dengan Riotic. Jadi orang mereka-reka ke sana.
Ada pula yang menyebut Abah sudah ‘hijrah’…
Jika disebut saya hijrah, pindah ke mana? Saya dari dulu tinggal di Bandung dan akan tetap berada di sini. Kalau saya disebut hijrah, nanti orang bisa nilai sendiri apa betul saya sudah hijrah atau masih muntangul seperti sekarang.
Lalu alasannya apa dong…
Saya tidak akan menjawab. Biarkan kawan-kawan mereka-reka sendiri alasan saya mengundurkan diri dari Burgerkill. Biar rame saeutik lah jiga Si Dejan jeung Si Kim…
Tapi keputusan mengundurkan diri ini tidak dilakukan mendadak dalam satu-dua hari kan…
Sudah dari sekitar sebulan lalu saya mengutarakannya kepada teman-teman di Burgerkill. Awalnya saya ingin resmi cabut pada bulan Ramadhan, biar suasananya tenteram kerta raharja. Tapi saya pikir lebih cepat lebih baik. Baik di sini tentu saja baik buat saya maupun untuk Burgerkill.
Apakah keputusan ini ditempuh dalam kondisi baik-baik…
Jika keputusan ini diambil dalam kondisi tidak baik-baik harusnya saya sudah keluar dari tiga minggu lalu. Tapi Burgerkill masih punya dua jadwal konser. Jadi saya masih bersedia manggung bersama teman-teman sampai jadwal di Malang tanggal 29 Mei kemarin. Kami baik-baik saja. Tetap berkawan seperti sebelumnya. Bedanya hanya sekarang saya bukan lagi personel Burgerkill.
Sudah dengar siapa yang bakal menggantikan posisi Abah di Burgerkill?
Wah itu bukan urusan saya lagi. Sejak hari ini, saya sudah tidak punya hak untuk mencampuri urusan teman-teman di Burgerkill.
Kebayang seperti apa Burgerkill sepeninggal Abah?
Yang jelas Burgerkill adalah band yang sudah sangat tahan uji. Ini bukan kejadian paling horor selama Burgerkill berdiri. Mereka bisa melewati ujian paling berat ketika ditinggal Scumbag. Maka logikanya ditinggal saya pun Burgerkill pasti bisa tetap tegak. Ketika Burgerkill punya vokalis baru, publik membanding-bandingkannya dengan Scumbag. Kejadian serupa mungkin akan terjadi pula dengan pengganti saya.
Tanpa bermaksud menyuruh sombong, apa yang sudah Abah berikan untuk Burgerkill selama 16 tahun…
Waktu, energi, air mata, bahkan darah. Secara resmi saya jadi personel Burgerkill memang 16 tahun. Tapi kenyataannya saya sudah bersama mereka lebih dari itu. Bahkan bisa dibilang sepanjang band ini berdiri. Sebut saja ketika Kimung bermasalah, saya yang jadi cadangan main bas. Dalam album Beyond Coma and Despair, saya harus take rekaman dua kali untuk drum dan bas. Selama ini saya sudah berusaha memberikan apa yang terbaik dalam diri saya untuk Burgerkill, sama seperti yang diberikan personel lain.
Terus apa yang sudah didapat dari Burgerkill…
Wah loba pisaaaaan oge! Bayangkan, separuh hidup saya dijalani bersama Burgerkill. Di sini saya mendapat tambahan banyak saudara baru. Main di band lain mungkin saya juga mendapat hal serupa, tapi tidak akan sebanyak yang saya dapatkan dengan jadi drummer Burgerkill. Tidak menutup mata, saya juga mendapat materi dari sana. Mulai dari honor manggung sampai endorsement. Burgerkill membuka jejaring hidup saya lebih luas.
Oh iya, apa keputusan ini tidak berpengaruh pada endorsement….
Saya kira tidak. Bahkan khusus untuk Tiga Negeri hampir bisa dipastikan tidak akan berpengaruh. Toh, meski sekarang statusnya bukan lagi personel Burgerkill, saya juga tetap akan gebuk-gebuk drum.
Separuh hidup Abah dijalani bersama Burgerkill. Apa yang mungkin bakal terasa paling hilang dengan tidak lagi jadi drummer Burgerkill. Suasana tur atau ritual bikin lagu, mungkin…
Pasti banyak hal yang tidak akan saya rasakan seperti ketika jadi drummer Burgerkill. Tapi jika yang hilang itu menyangkut ritual bermusik seperti tur atau bikin lagu, insya Allah saya akan mendapatkannya kembali jika jadi drummer bersama band lain atau band baru. Soal rejeki juga saya yakin begitu. Semua sudah ada yang mengatur. Tetap stingkrip!!!
Ketika Abah keluar, Burgerkill sedang menyiapkan materi untuk album baru. Bahkan katanya empat lagu sudah matang bersama Abah. Bagaimana status Abah di materi-materi tersebut…
Itu terserah kawan-kawan di Burgerkill. Mau tetap mencantumkan kredit nama saya di lagu-lagu itu silakan, mau tidak pun mangga wae. Saya sudah ikhlas keluar dari Burgerkill. Sebagai band, mereka punya otonomi yang tidak bisa saya campuri.
Proyeksi terdekat…
Saya ingin kerja lebih giat buat ngebangun Cowboy From Hell. Kebetulan mau punya toko sendiri.
Sudah ada pikiran jika ngeband lagi mau seperti apa…
Sebelum resmi diumumkan, saya sudah dapat tawaran jadi drummer Noah. Hanya saja Ariel minta satu syarat, gigi saya jangan ompong biar gantengnya selevel. Tapi saya nggak mau. Kasihan Ariel kalau saya gabung. Pamorna pasti redup kasalip ku aing. Hahahahaha…
Pengennya bikin band baru atau gabung sama band yang sudah ada…
Kita lihat aja nanti. Yang jelas saya akan tetap berada di sini. Tidak ke mana-mana.
Last word untuk kawan-kawan di Burgerkill dan para Begundal…
Burgerkill adalah band besar. Dan akan tetap besar tanpa Abah Andris di dalamnya. Buat para Begundal, dukung terus Burgerkill siapa pun yang jadi pemain drumnya.
*Tulisan asli dimuat di www.rioticrecords.com: http://www.rioticrecords.com/interview/wawancara-abah-andris-saya-keluar-dari-burgerkill-secara-baik-baik.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H