Mohon tunggu...
Jatmiko Suryo Gumilang
Jatmiko Suryo Gumilang Mohon Tunggu... Guru - Guru Menulis

Tenaga pengajar sosial

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran Penting Aqidah dalam Era Masyarakat Global

11 Oktober 2021   03:56 Diperbarui: 11 Oktober 2021   06:00 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Peran Penting Aqidah dalam Era Masyarakat Global

Oleh : Jatmiko Suryo Gumilang, S.Pd, M.Sos

Perkembangan masyarakat di era globalisasi sangatlah cepat. Berbagai macam perubahan sosial budaya dalam masyarakat menuntut adanya adaptasi serta penyesuaian di setiap mobilitas perubahannya. Suatu istilah yang sering didengar tentang pendidikan anak haruslah sesuai dengan jamannya. 

Ada sebuah ungkapan Ali bin Abi Thalib yang cukup fenomenal mengenai pendidikan anak yakni "Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian." (Sumber : ntt.kemenag.go.id diakses pada tanggal 2 Oktober 2021).

Di dalam wikipedia disebutkan bahwa : Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya.

Selain dari wikikpedia sebagai rujukan, terdapat pendapat lain mengenai pengertian dari Globalisasi. "Banyak pihak berpendapat bahwa, globalisasi berawal di era modern, beberapa pakar lainnya bahkan berhasil melacak sejarah globalisasi sampai sebelum zaman penemuan Eropa dan pelayaran ke Dunia Baru. Ada pula pakar yang mencatat globalisasi bisa jadi mulai muncul di milenium ketiga sebelum Masehi.

Dilansir dari gramedia.com, globalisasi sebenarnya belum memiliki definisi yang tepat, kecuali sekadar definisi kerja, sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya. 

Globalisasi dipandang sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain.

Mewujudkan suatu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat. 

Globalisasi identik dengan istilah global village atau desa global, di mana batas-batas wilayah negara seolah menjadi pudar bahkan seperti hilang alias jadi tanpa batas.

Sehingga ini mengakibatkan kemajuan teknologi alat komunikasi dan transportasi. Mengapa batas negara seolah pudar bahkan lenyap. Batas negara disebut pudar karena semua orang bisa mengunjungi negara manapun dengan sangat mudah karena bantuan alat transportasi modern." (Sumber : KapanLagi.com diakses tanggal 2 Oktober 2021).

Dewasa ini perubahan sosial budaya di masyarakat kian semakin cepat. Terlebih adanya perkembangan inovasi teknologi yang tidak bisa dibendung eksistensinya. 

Adanya perubahan-perubahan dan revolusi secara cepat dan signifikan membuat sebagian besar masyarakat mengalami culture shock atau kekagetan dikarenakan budaya yang sangat cepat mengalami perubahan. Hal ini tidak lepas dari gaya hidup dan pola pikir masyarakat modern yang menuntut aktifitas di segala bidang serba praktis dan efektiv. 

Terdapat pula isu jika akan ada inovasi-inovasi yang keberadaannya akan menggantikan pekerjaan manusia di masa depan. Dan hal itu sudah terlealisasi di masa saat ini. Ada beberapa pekerjaan yang sudah digantikan oleh mesin dan teknologi. Misal, salah satu pekerjaan yang kini telah banyak digantikan oleh mesin maupun teknologi adalah kasir dan teller. 

Keberadaan kasir dan teller ini telah banyak digantikan oleh adanya mesin Anjungan Tunai Mandiri atau ATM. Pun juga saat ini sudah banyak inovasi-inovasi lain semisal adanya mobile banking dan juga internet banking.

Bahkan sekarang sudah ada beberapa aplikasi yang bergerak di bidang finansial dan cash online, dimana setiap orang bisa lebih leluasa dalam bertransaksi hanya menggunakan satu genggaman saja berupa smartpohne.

Adanya teknologi kian semakin canggih memang memberikan berbagai dampak dan efek yang dirasakan. Terdapat pro dan kontra sampai dampak yang positif pun juga dampak negatif.

Selain memudahkan masyarakat dalam melakukan aktifitas keseharian juga memberikan dampak yang buruk juga semisal adanya penipuan, kemudahan akses informasi pribadi seseorang.

Salah satu contoh kasus yang sering kita jumpai di kalangan masyarakat adalah adanya perkembangan invention gawai serta didukung dengan akses internet yang semakin kian mudah. Penggunaan gawai ataupun gadget pada saat ini sudah menjadi tren gaya hidup masyarakat yang sudah merambah pada kebutuhan primer dan pokok. 

Kegiatan kita sehari-hari tidak lepas dengan adanya pemakaian gawai yang kita punyai. Serasa terdapat sesuatu yang janggal ketika tidak terdapat pemakaian di setiap aktifitas. Sehingga secara otomatis kita sudah tersistem dengan keberadaan gawai tersebut. 

Adanya discovery telepon yang ditemukan oleh Alexander Graham Bell bertujuan untuk memudahkan komunikasi dari satu orang ke orang lain mulai menjadi alat komunikasi yang dimodifikasi pelbagai macam hal aktivitas hiburan serta intertaiment.

Di dalam hiruk pikuknya perubahan-perubahan sosial budaya yang ada, membuat kita seyogyanya mengantisipasi dan juga memfilter khususnya kemajuan inovasi teknologi yang tidak terbendung. Terlebih dalam perihal penanaman Aqidah bagi anak-anak kita supaya bisa menelaah setiap kejadian dan peristiwa yang ada.

Penulis teringat sejenak ketika sedang melaksanakan ibadah shalat Jum'at di lingkungan rumanya. Dan seketika muncul tentang apa yang diutarakan Khatib saat ceramahnya, tersirat dengan ucapan khatib yang menyinggung perihal pengarahan pendidikan anak. Di dalam ceramahnya, sang khatib mengutamakan tentang eksistensi keluarga sebagai tempat sosialisasi dan internalisasi primer bagi anak. 

Keluarga adalah lembaga atau pranata sosial pertama bagi anak untuk memperoleh pendidikan dasar dalam kehidupannya. Disamping anak mulai beranjak dewasa dan menempuh pendidikan ke jenjang sekolah yang senantiasa waktu yang berkualitas bersama keluarga berkurang. 

Anak haruslah dibekali dengan pendidikan Aqidah yang kuat terlebih dahulu agar bisa beradaptasi dan berstimulasi dengan setiap fenomena dan peristiwa yang dialaminya.

Pada saat ini fenomena masyarakat muslim kelas menengah di Indonesia semakin gencar dengan bermunculnya sekolah-sekolah yang berbasis agama Islam. 

Di dalam lembaga-lembaga sekolah Islam Terpadu ini memang membentuk kombinasi serta memadukan berbagai mata pelajaran yang diangkat dari kurikulum Dinas Pendidikan dan juga dari Madrasah yang berporos pada Kementrian Agama. Dan hal tersebut juga bisa menjadi suatu alternatif bagi orang tua agar bisa memantau perkembangan anak yang tidak lepas dari peran Aqidah sebagai modal anak dalam meniti masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun