Mohon tunggu...
Jatmika AjiSantika
Jatmika AjiSantika Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis

Serius banget orangnya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kenapa Orang dengan Personality Disorder Dapat Jadi Pemimpin?

13 Juli 2023   18:30 Diperbarui: 13 Juli 2023   22:11 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejarah pernah memunculkan pemimpin-pemimpin otoriter dan berwatak sadis, di abad ke-20 tokoh-tokoh sadis tersebut ialah Hitler, Stalin dan Mao Zedong. 

Dimulai dari tokoh yang paling diingat karena kekejaman dan kumis kotaknya, Adolf Hitler. Jika menonton film Schindler List, kita akan melihat bagaimana kejamnya Hitler memperlakukan orang-orang Yahudi.

Salah satu scene dalam film tersebut memperlihatkan adegan yang paling menyedihkan yaitu ketika orang-orang Yahudi dimasukkan ke dalam gerbong kereta untuk dikirim ke kamp konsentrasi dengan kondisi gerbong sangat mengenaskan ; gerbong itu sangat tertutup dan pengap yang hanya menyisakan sedikit celah di atasnya. 

Rombongan yang berdesak-desakkan ini sama sekali tidak diberi air minum, gerbong ini sempat berhenti sebentar untuk beristirahat, disela-sela waktu tersebut, banyak anak kecil yang terisak dan merengek kehausan meminta air.

Mereka kemudian mendapatkan minum dengan cara air selang disemprot ke arah gerbong kereta, air tersebut masuk lewat celah yang ada di atas gerbong tersebut,  dahaga mereka hilang dengan meminum tetesan air yang jatuh menetes sedikit demi sedikit dari atas gerbong.  

Beralih ke pemimpin yang sama kejamnya yaitu pemimpin komunis Soviet, Joseph Stalin. Ia mendirikan kamp konsentrasi yang disebut gulag. Total 3,7 juta masyarakat dipaksa untuk bekerja paksa di dalamnya, banyak mayat bergelimpangan mati kelaparan dan beberapa mati karena ditembak. 

Korban-korban tersebut biasanya orang yang dianggap anti komunisme seperti tuan tanah, tengkulak, opposisi politik, petinggi partai, singkatnya seluruh elemen dalam masyarakat.  

Terdapat kisah bagaimana cara Stalin mengetahui apakah salah satu koleganya akan berkhianat atau tidak. Gombrich dalam buku berjudul sejarah bagi pembaca muda memberikan keterangan tersebut, saat mencurigai seseorang yang diduga akan makar.

Stalin tidak langsung membunuh orang tersebut tetapi akan ia ajak duduk bersama menonton pertunjukkan teater hanya untuk melihat orang tersebut mengeluarkan ekspresi ketakutan, konon Stalin sangat menikmati ekspresi ketakutan yang dikeluarkan musuh politiknya, banyak rival politik ia habisi di tahun 1930-an yang disebut The Great Purge.  

Sudah banyak yang mengetahui kegemaran Stalin membunuh manusia sehingga ia pernah ditanya "kapan anda akan berhenti membunuh?" ia hanya menjawab "selama manusia masih ada, saya akan terus membunuh, karena manusia adalah biang masalah, dimana ada manusia disitu ada masalah, tidak ada manusia tidak ada masalah".

Mao Zedong pemimpin komunis China tidak ketinggalan dalam rentetan pemimpin sadis, Jung Chang dalam bukunya berjudul Mao's Biography, mencatat jutaan rakyat China mati karena program yang dilancarkan Mao Zhedong yaitu Great Leap Forward (Lompatan Besar ke Depan). 

Dalam kebijakan ini Rakyatnya diperas untuk membangun industri dan hanya diberi  sedikit makanan. Kebijakan ini mengakibatkan kelaparan dan persebaran penyakit kolera. 

Dalam satu tahun tercatat kematian sebanyak 22 juta karena kelaparan yang disebabkan kebijakan ini (Great Leap Forward). Mao mempertanyakan peran dokter "bagaimana bisa banyak orang mati karena penyakit yang disebabkan wabah kelaparan" dia juga mengatakan "apakah kalian tidak merawat mereka". Dia tidak sadar bahwa penyebab dari kematian rakyat bukanlah tenaga medis melainkan kebijakan tangan besinya. 

Kebijakan ini berlangsung selama 4 tahun dan membunuh rakyatnya  total hingga 38 juta. Melihat ini Mao hanya berkomentar "orang mati itu harus disambut dengan suka cita, karena jika mereka terus hidup, bumi tidak akan sanggup menampung mereka, semakin banyak orang mati semakin bagus karena manusia mati bisa membuat tanah bumi subur". 

Selain itu terdapat kebijakan Mao lainnya yang menyengsarakan rakyatnya, kebijakan ini disebut sebagai Revolusi Kebudayaan. Warga dikirim untuk bekerja paksa mengolah tanah dengan sedikit perbekalan makanan, terdapat foto yang dilampirkan oleh Jung Chang yang memperlihatkan warga sedang mengolah lahan dengan nomor punggung sebagai tanda pengenal mereka. 

Kenapa orang sakit jiwa dapat jadi pemimpin?

Kemunculan Hitler, Stalin, Mao Zedong,  membuat saya mengeluarkan beberapa pertanyaan.  Mengapa ada manusia sekejam itu ? mengapa manusia sekejam itu dapat jadi pemimpin?  mengapa banyak manusia patuh dan tidak berkutik dihadapan satu orang ? 

Seperti yang kita ketahui tokoh tersebut tidak bekerja sendiri, ia dibantu oleh instrumen politik untuk mencapai tujuannya, dengan kata lain banyak orang terlibat agar setiap instruksinya berjalan sesuai dengan yang diinginkan, meski mengetahui bahwa itu tindakan yang salah, anehnya para bawahan tersebut tidak melakukan protes sedikitpun. 

Pertanyaan-pertanyaan tersebut saya dapatkan jawabannya setelah membaca buku Erich Fromm berjudul Perang dalam diri manusia

Erich Fromm membagi tipe manusia ke dalam dua jenis, berhasrat seperti serigala yang selalu ingin  menerkam sesama kawannya. Namun kebanyakan manusia memiliki watak bagaikan domba, tunduk dan patuh pada segala perintah. 

Itulah yang terjadi jika manusia berhasrat serigala menduduki kursi kekuasaan dan memimpin suatu masyarakat, ia mengubah manusia yang banyak tersebut menjadi mesin pembunuh yang menjalankan segala perintah “serigala ingin membunuh, domba ingin patuh. 

Maka serigala menyuruh domba untuk membunuh, menghabisi dan domba melakukannya bukan karena menyukai perbuatan mereka tetapi karena ingin patuh” para pembunuh harus membuat cerita palsu bahwa apa yang mereka perbuat ditujukan agar melindungi diri dari musuh. Hitler mempropagandakan Yahudi sebagai ancaman bagi bangsa Jerman. Mao, Stalin, Pol Pot menggembar gemborkan kapitalisme adalah musuh dan penyebab kemelaratan masyarakat di negeri mereka.

Mengenai karakter pemimpin-pemimpin kejam tersebut, Erich Fromm memasukkan mereka ke dalam kategori manusia langka yang disebut “nekrofilis”. Orang-orang ini sangat mencintai kematian, dia hanya hidup ketika dia melihat segala hal yang berbau kematian. 

Mereka merasakan kenikmatan mendalam saat membunuh atau menyiksa, hasrat untuk menghancurkan orang lain sangat dominan dalam naluri mereka. Membunuh bagi nekrofilis adalah sesuatu yang memikat dan ‘manis’. 

Erich Fromm menyebutkan bahwa orang-orang dengan dorongan untuk membunuh adalah orang yang gagal mencintai kehidupan, mereka lebih senang melihat kehidupan hancur ketimbang melihatnya tumbuh. 

Para nekrofilis sangat terobsesi dengan ketertiban dan kepastian, sedangkan kehidupan penuh dengan ketidakteraturan, ketidakpastian, sulit ditebak, karenanya orang-orang ini sebenarnya sangat takut pada kehidupan dan sebagai reaksinya mereka membunuh untuk mengubah hidup menjadi suatu hal yang pasti yaitu kematian. 

Mereka juga memiliki kecendrungan mengubah mahkluk hidup menjadi benda mati, Hitler mengangkut Yahudi seperti mengangkut batu bara, pemimpin komunis menempelkan nomor punggung untuk mengenali rakyat mereka, nekrofilis tidak memandang orang lain sebagai mahkluk yang berperasaan, mereka mengalami kesulitan menganggap orang lain sebagai sesama manusia. 

Erich Fromm menyebut nekrofilis sebagai penyimpangan watak manusia yang paling berbahaya, yaitu bukan kehidupan yang mereka cintai melainkan kematian.         

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun